Mengulik Keripik Nanas Asal Sipahutar Tapanuli Utara, Kini Jadi Oleh-oleh Khas

Proses penggorengan sendiri dilakukan dengan menggunakan teknologi pengeringan pengolahan lewat metode vakum atau vakum fryng.

Penulis: Arjuna Bakkara | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ARJUNA
Keripik nanas sipahutar 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Budidaya tanaman nenas di Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara sudah lama dilakukan oleh masyarakat setempat.

Bahkan lebih dari 90% penduduk di kecamatan itu menggantungkan kelangsungan hidup mereka dengan cara berkebun nenas.

Gindo Simanjuntak, warga Desa Onan runggu Kecamatan Sipahutar merupakan salah satu penduduk yang ikut bergelut di tanaman nenas.

Baca juga: Mudahkan Sahur dan Buka Puasa dengan Delivery, Ada Lebih dari 60 Menu Khas Minang-Melayu

Dia mulai terinspirasi mengemas oleh-oleh khas dari Taput untuk tingkat nasional mapun internasional dengan menciptakan keripik nenas.

Keripik nanas sipahutar
Keripik nanas sipahutar (TRIBUN MEDAN/ARJUNA)

Terobosan baru dengan nyali yang tergolong cukup berani dan menjadi daya tarik tersendiri dari Gindo Simanjuntak dalam hal pengelolaan hasil tanaman nenas.

Selain menjual nanas dalam bentuk buah gendut juga menjual dinas dalam bentuk keripik Iya masih satu-satunya warga yang melakoni usaha produksi keripik nanas di desa tersebut.

Baca juga: Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1442 H/Ramadan 2021 Untuk Wilayah Mandailing Natal (Madina) & Panyabungan

Dinas yang ia petik dari kebun yang tidak jauh dari rumahnya langsung diolah menjadi keripik. Menurut dia proses pembuatan keripik nanas terbilang cepat.

Setelah memilih buah kemudian diiris dan langsung digoreng menggunakan mesin dengan begitu saja tanpa ada campuran bahan lain.

Proses penggorengan sendiri dilakukan dengan menggunakan teknologi pengeringan pengolahan lewat metode vakum atau vakum fryng.

Setelah melewati proses pengeringan yang memakan waktu 120 menit sudah bisa langsung didinginkan dan kemudian bisa langsung ditaruh dalam kemasan. Keripik sukun sudah bisa dipasarkan.

Gindo mengatakan, proses pemasaran saat ini ia lakukan Masih sebatas online.

Terkadang ia juga menjual pada masyarakat sekitar yang terkadang datang langsung ke rumahnya.

Baca juga: Ashanty Buka Suara soal Harga Kalung Sultan Aurel Hermansyah pas Akad Nikah, Senilai Rp 12 Miliar?

Pengolahan buah nanas menjadi keripik buah memang menjadi suatu solusi yang sangat efektif untuk penanganan pasca panen yang didapatkan melimpah.

Hal ini dapat bermanfaat dalam menstabilkan harga yang cenderung fluktuatif.

Apalagi di bulan April dan Oktober buah nanas sangat melimpah. Kelangsungan usaha UMKM di daerah itu rencananya produksi keripik Tunas nanti akan diperluas pemasarannya melalui tokoh-tokoh modern di Indonesia. 

Baca juga: Berita Foto: Pelaksanaan Salat Tarawih Berjamaah Pertama di Masjid Raya Al Mashun Medan

Memang ini masih ada kendala dalam hal usaha pemasaran buah nenas dan keripik nenas.

Salah satunya adalah Jalan yang menghubungkan kota Terutung menuju Kecamatan Sipahutar yang masih mengalami kerusakan parah di beberapa titik.

(Jun-tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved