BABAK Baru Vaksin Nusantara Vs BPOM, Giliran 100 Tokoh Dukung BPOM, DPR Tuding BPOM Berpolitik

Politikus Partai Golkar tersebut menduga, gerakan dukungan terhadap BPOM disponsori oleh BPOM sendiri sehingga ia menyebut BPOM telah berpolitik.

Editor: Tariden Turnip
INSTAGRAM ABURIZAL BAKRIE
BABAK Baru Vaksin Nusantara Vs BPOM, Giliran 100 Tokoh Dukung BPOM, DPR Tuding BPOM Berpolitik. Mantan Menkes Terawan suntikkan langsung vaksin Nusantara ke Aburizal Bakrie dan Istri. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Polemik Vaksin Nusantara memasuki babak baru setelah 100 tokoh menyatakan dukungan pada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Beberapa tokoh yang ikut mendukung deklarasi dukungan untuk BPOM ini di antaranya, Erry Riyana Hardjapamekas, Mustofa Bisri, Abdillah Toha, Ade Armando, Ainun Nadjib, Akmal Taher, Alissa Wahid, dan Anita Wahid.

Kemudian, Ananda Sukarlan, Halik Malik, Joko Anwar, Pandu Riono, dan Jajang C Noer.

Ada pula komunitas masyarakat sipil Kawal Covid-19.

Namun Wakil Ketua Komisi IX DPR Melki Laka Lena menuding BPOM bermain politik untuk mendapatkan  dukungan dari tokoh-tokoh nasional.

Deklarasi dukungan untuk BPOM itu dibacakan Natalia Soebagjo, anggota Transparency International Indonesia (TII), dalam sebuah acara yang digelar secara daring, Sabtu (17/4/2021).

"Kami, yang nama-namanya tercantum di bawah ini, bersikap berpegang pada pendirian BPOM yang merupakan badan resmi di Indonesia dan bekerja berdasarkan prosedur-prosedur, disiplin, dan integritas ilmiah," kata Natalia.

Dia mengatakan, integritas dan independesi BPOM tidak perlu diragukan lagi.

Menurut Natalia, BPOM selama ini telah mengabdi untuk menjaga kesehatan masyarakat di NKRI.

"Biarkan BPOM bekerja tenang bersama tim pakarnya," ujarnya dikutip tribun-medan.com dari kompas.com.

Natalia menegaskan, ia dan para tokoh yang mendukung BPOM ini bukan bermaksud menghalang-halangi pengembangan vaksin Covid-19.

Ia menyatakan, tiap penelitian vaksin dan obat sudah sepatutnya dihargai sebagai sebuah upaya dalam mengatasi pandemi.

Namun, pengembangan vaksin dan obat semestinya berdasarkan kaidah ilmiah.

"Setiap penelitian dan pengembangan vaksin dan obat kami hargai sebagai ikhtiar membuka kemungkinan baru melawan pandemi. Tentu dengan tetap mengindahkan asas-asas ilmiah," kata Natalia.

"Mari kita ingat bahwa hidup mati jutaan rakyat adalah taruhannya," ujar dia. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved