Wanita Hamil dan Tua Renta Diusir Polisi dari Polsek Percut Sei Tuan, Alami Trauma dan Luka-luka

Akibat peristiwa cekcok dan dorong-dorongan tersebut, terlihat batu-batu beterbangan dari luar ke arah kantor polsek. 

HO / Tribun Medan
Tangkapan layar saat wanita hamil Deasy Natalia Sinulingga (32) bersama ibunya Noviritani Lumban Tobing (56) mendapatkan perlakuan kasar diusir dari Mapolsek Percutseituan saat menanyakan perkembangan kasusnya pada Senin (19/4/2021). 

Namun, ibunya tiba-tiba ditarik bajunya hingga koyak dan kakinya terluka oleh kuatnya tarikan tersebut oleh petugas.

"Itulah ibu saya emosi, namanya udah tua, dan sakit-sakitan, ibu saya kena kanker serviks stadium 4 bang. Dilempar mamak saya polsek pakai batu tapi hanya sampai di halaman depan saja. Itulah saat itu mamak ditarik ke dalam, koyak bajunya dan jarinya terlilit. Tahulah orang tua, ditarik tanganya sama laki-laki kan pasti kuat tenaganya, makanya kami buat laporan di Polrestabes Medan," sebutnya.

Sang ibu Noviritani Lumban Tobing juga menyebutkan hingga saat ini masih merasakan sakit di pergelangan tangan dan jarinya.

"Ditarik orang itu saya ke dalam, sampai sakit pergelangan tangan dan jari saya, maka saya minta sama Kapolda dan Kapolrestabes Medan untuk menyelesaikan kasus ini," ungkap wanita lanjut usia ini.

Saat dikonfirmasi, Kapolsek Percut Seituan, AKP Janpiter Napitupulu di ruangannya, Selasa sore menyangkal kalau ia dan anggotanya melakukan tindakan kasar pada Deasy dan ibunya Noviritani.

"Ibu ini datang sama ibunya ke Polsek untuk menanyakan perkembangan laporannya di Polsek Percut Seituan, kasus ini sudah digelar di Polda Sumut. Dan kasusnya diarahkan pada KDRT. Sementara hasil visum tidak mendukung, saksi yang ada di lokasi kejadian menyatakan tidak ada dilakukan penganiayaan, yang ada menurut suaminya itu, ia menghalangi istrinya agar tidak berkelahi dengan adik iparnya," tutur Jan Piter.

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa yang ada mereka (polsek) yang menjadi korban karena dilempari batu.

"Pas mereka mau meninggalkan Polsek ini, ibunya sempat berkata "saya lempar dan bakar Polsek ini nanti". Ribut lah mereka di Polsek, melihat hal itu, anggota kan langsung bereaksi mengamankan situasi, kan bisa lihat di videonya," tuturnya.

"Anggota hanya mencegah agar tidak terjadi pengrusakan, disini kan banyak kendaraan masyarakat yang datang, kalau pecah kaca mobil kan saya yang bertanggung jawab sebagai Kapolsek. Pot bunga kita yang dirusak, kata ibu itu kakinya luka akibat dianiaya oleh oknum polisi disini, itu adalah fitnah buat kami karena ibu itu menendang pot bunga hingga kakinya luka. Bahkan batu berserakan dari lemparan ibu itu. Kalau tindakan itu kita hentikan, saya kira ini wajar, ini adalah diskresi Kepolisian. Masalah baju robek itu rekayasa, mana mungkin anggota Polisi Melakukan itu," pungkas Jan Piter 

(vic/tribunmedan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved