Fenomena Gempa Bumi Samosir
63 Kali Gempa Selama 4 Bulan di Samosir, Berikut Analisis Divisi Mitigasi Gempa Bumi BMKG
Kabupaten Samosir kerap dilanda gempa dengan intensitas guncangan sedang hingga kuat. BMKG mencatat adanya 63 kali gempa selama 4 bulan terakhir
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Array A Argus
Ia menyampaikan bahwa gempa swarm vulkanik terjadi karena adanya gerakan fluida magmatik yang mendesak dengan tekanan ke atas dan ke samping tubuh gunung melalui saluran magma (conduit) atau bagian yang lemah (fracture dan patahan) dari gunung tersebut.
Baca juga: Gempa Beruntun Kembali Guncang Samosir, BMKG Beber Penyebabnya
“Intrusi magmatik yang memotong lapisan batuan ini disebut dike. Dengan energi dorong dan tekanan dike ke atas yang terus menerus melewati bagian tubuh gunung, maka akan terjadi proses rekahan perlahan-lahan hingga menyebabkan gempa kecil yang terjadi berulang-ulang dan tercatat oleh sensor seismograf,” lanjutnya.
Ia mengatakan bahwa selain berkaitan dengan kawasan gunung api, beberapa laporan menunjukkan bahwa aktivitas swarm juga dapat terjadi di kawasan nonvolkanik.
Swarm juga dapat terjadi di kawasan dengan karakteristik batuan yang rapuh sehingga mudah terjadi retakan (fractures).
Fenomena gempa swarm di Samosir ini tentu sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut dan menjadi tantangan bagi para ahli kebumian kita untuk mengungkap penyebab sesungguhnya.
Baca juga: Kabar Gempa Beruntun Bakal Tenggelamkan Pulau Samosir, Berikut Penjelasan BMKG I Medan
“Terjadinya fenomena gempa swarm ini setidaknya menjadikan pembelajaran tersendiri untuk masyarakat, karena aktivitas swarm memang jarang terjadi,” ungkapnya.
Ia menyampaikan bahwa dampak gempa swarm jika kekuatannya cukup signifikan dan sering dirasakan guncangannya, memang dapat meresahkan masyarakat.
“Namun demikian, jika kita belajar dari berbagai kasus gempa swarm di berbagai wilayah, sebenarnya tidak membahayakan jika bangunan rumah di zona swarm tersebut memiliki struktur yang kuat,” pangkasnya. (cr3/tribun-medan.com)