Penyekapan Wanita di Medan
ASMARA DITOLAK, Maniur Sekap Wanita Pujaan Pakai Rantai Anjing dan Siksa Pakai Obeng Selama 3 Hari
Tindak pidana kekerasan, penganiyaan dan penyekapan di alami Rina Lesmana Boru Simanungkalit warga Tangguk Bongkar 6 Kecamatan Mandala Kota Medan.
Penulis: Arjuna Bakkara | Editor: M.Andimaz Kahfi
ASMARA DITOLAK, Maniur Sekap Wanita Pujaan Pakai Rantai Anjing dan Siksa Pakai Obeng Selama 3 Hari
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Tindak pidana kekerasan, penganiyaan dan penyekapan di alami Rina Lesmana Boru Simanungkalit warga Tangguk Bongkar 6 Kecamatan Mandala Kota Medan.
Ibu beranak 2 berstatus single parent (janda) ini mengaku kerap mengalami siksaan dari pelaku Maniur Sihotang (43), seorang pria paruh baya warga Jalan perguruan Mandala, Kota Medan, yang tidak lain adalah teman dekat korban.
Setelah berhasil diselamatkan dan berada di rumah kepala lingkungan 2 Tegal Sari Mandala 2 di Jalan Tangguk bongkar 1, korban menceritakan bagaimana dirinya bisa selamat dari ancaman kematian, akibat kekerasan dan penyekapan yang dilakukan pelaku Maniur.
Dengan luka lebam diseluruh tubuh dan bagian wajah tepatnya di pipi sebelah kiri dan kepala berlumuran darah, serta masih terikat kalung rantai besi di lehernya, korban menangis histeris atas kejadian yang dialaminya.
"Saya kemari mau melapor pak dan meminta perlindungan, ada teman pria saya menyekap dan menyiksa saya secara sadis. Serta menegaskan ingin membunuh saya. Saya lari ketika pelaku saya lihat tertidur," kata Rina Simanungkalit sapaan akrabnya.
Selain kasar, lanjut korban, pelaku Maniur juga diduga pengguna narkoba dan hal itu baru diketahui korban beberapa bulan kemudian.
Oleh karena itu, korban mulai membuat jarak hubungan mereka.
Tepat pada Selasa (20/4/2021), penyiksaan keras dan penyekapan dialami korban di rumah kos-kosan tersebut.
"Beberapa bulan lalu, saya jaga jarak dengan pelaku. Tetapi pelaku nekat, mendatangi rumah orangtua saya dan menculik anak saya bernama dian (7) serta menjadikan anak saya sandera agar menuruti keinginannya. Bahkan anak saya Dian mengalami kekerasan dengan ditunjang dari atas lantai 2," beber korban.
Korban Rina Boru Simanungkalit memaparkan, insiden kekerasan kepada anaknya berhasil dilaporkan ayahnya kepada pihak kepolisian.
"Saya takut sekali pak, tolong pak dampingi saya mengadu ke polisi. Kepala saya pecah, kaki dan sejumlah tubuh saya di tikam pakai obeng dan tang. Bahkan punggung saya dihantam pakai rantai besi ini," ujar korban sembari menunjukkan bagian lebam serta rantai besi yang terkunci gembok, melekat di lehernya layaknya seekor binatang.
Ditanya kepada Rina, keberadaan kunci gembok rantai besi yang melekat dilehernya. Rina mengaku, kunci disimpan di bagian saku kantong celana pelaku.
Dengan berbagai macam cara, korban berhasil meloloskan diri hingga dirinya tidak memifikirkan lagi membuka gembok tersebut.
Korban hanya fokus menyelamatkan nyawanya.