Tenggelamnya Lebih Dalam dari Ara San Juan, Rencana Angkat KRI Nanggala 402 Bikin Australia Bingung

Rencana Indonesia untuk mengangkat KRI Naggala-402 dari kedalaman 838 meter membuat pakar kapal selam Australia kebingungan.

Kolase TribunStyle.com/YouTube Kostack Studio/Instagram
Ara San Juan dan KRI Nanggala 402 - Tenggelamnya Lebih Dalam dari Ara San Juan, Rencana Angkat KRI Nanggala 402 Bikin Australia Bingung 

TRIBUN-MEDAN.com -  Negara tetangga Singapura membantu Indonesia mencari keberadaan KRI Nanggala 402 yang tenggelam di perairan utara Bali.

Dengan kapal canggihnya, MV Swift Rescue turun ke dasar laut, menemukan KRI Nanggala 402 tenggelam. Dari foto terekam sudah pecah menjadi 3 bagian.

Kini, TNI Angkatan Laut pun masih mendiskusikan cara mengangkat kapal selam KRI Nanggala 402 yang tenggelam di kedalaman 838 meter.

Kapal selam KRI Nanggala-402 buatan Jerman itu memiliki berat 1.400 ton.

Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muda TNI Muhammad Ali mengatakan cara pengangkatan kapal dilakukan berdasarkan titik kedalaman tenggelamnya kapal selam.

Tingkat kedalaman tersebut, kata Ali, juga mempengaruhi tingkat kesulitan pengangkatan kapal.

Baca juga: Terbongkar Penyeludupan Penumpang Luar Negeri, Masuk Indonesia Tanpa Karantina Bayar Rp 6,5 Juta

Baca juga: Harga Oksigen 10 Juta, Anak Tega Telantarkan Ibunya, Dokter Menangis Tsunami Covid-19 Hantam India

"Rencana kita masih kita diskusikan bagaimana caranya mengangkat. Karena kedalamannya ini tidak dangkal. Ini termasuk yang dalam. Lebih dalam dari kejadian kapal selam Argentina San Juan. Ini 838 meter," kata Ali saat konferensi pers di Mabes TNI AL Cilangkap Jakarta Timur pada Selasa (27/4/2021).

Rencana Indonesia untuk mengangkat KRI Naggala-402 dari kedalaman 838 meter membuat pakar kapal selam Australia kebingungan.

Frank Owen, pakar sekaligus sekretaris Institut Kapal Selam Australia mengatakan bahwa itu menyulitkan.

"Mengangkat kapal selam adalah prestasi logistik yang sangat sangat signifikan," kata Owen, dikutip dari ABC, Selasa (27/4/2021).

Ia menambahkan bahwa, mengangkat jenazah satu per satu, atau tanpa mengangkat seluruh kapal selam, akan menjadi tantangan nyata.

"Itu benar-benar akan berurusan dengan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh,” paparnya, yang tak mungkin manusia dapat menyelam sedalam itu.

Kendaraan yang diungkapkan Owen, belum tentu memiliki kemampuan tangan untuk mengangkat beberapa bagian tubuh jenazah.

Baca juga: 30 Menit Akhir Hidup B (22), Gadis Muda Berlumur Cat, Diajak Berbuat Dosa Asal Utang 7 Juta Lunas

Baca juga: Datang Pertengahan Ramadhan 1442, Inilah Bacaan Niat dan Tata Cara Sholat Malam Lailatul Qadar

Dia mencontohkan kapal selam nuklir Rusia, Kursk, yang berhasil diangkat pada tahun 2001.

“Kapal selam itu, yang beratnya sekitar 20.000 ton, diangkat dari kedalaman lebih dari 100 meter, tapi butuh waktu lebih dari satu tahun untuk mengangkatnya,” kata Owen.

Sebaliknya, ujar Owen, KRI Nanggala-402 jauh lebih ringan, yakni hanya 1.400 ton.

Tetapi, kedalaman tenggelamnya KRI Naggala-402 ini juga jauh lebih dalam, yakni lebih dari 800 meter.

"Bahkan untuk mengangkat kapal selam seberat 1.400 ton dari dasar laut membutuhkan banyak peralatan," jelasnya.

Ia mengatakan, pemerintah Indonesia harus menyiapkan kapal yang tepat, kemudian kapal itu harus turun ke dasar laut, dan meyelam di kedalaman 840 meter adalah jalan yang panjang.

"Mereka kemudian harus mendapatkan semacam pengapungan di kapal selam, yang biasanya berupa tas berisi solar yang kemudian dapat memberikan daya apung,” katanya.

Baca juga: Reaksi tak Terduga Maia Estianty saat Ahmad Dhani dan Mulan Jameela Menyanyi di Indonesian Idol

Namun, Owen meragukan bahwa tas udara tersebut tidak akan bisa digunakan pada kedalaman tersebut.

“(itu tas udara) tidak berguna di kedalaman tersebut," imbuhnya.

Owen mengatakan semua yang kita tahu untuk saat ini adalah kapal selam KRI Nanggala-402 itu tenggelam, dan kita tidak akan tahu lebih banyak sampai analisis dan penelitian rinci dapat dilakukan.

“Semua bukti yang muncul hanya memperkuat bahwa itu mungkin kapal selam itu telah berakhir," katanya.

Kapal selam buatan Jerman yang berusia 42 tahun itu, sudah sembilan tahun tidak mendapatkan perbaikan sejak reparasi terakhirnya tahun 2012.

Perusahaan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co Ltd menjadi perusahaan yang melakukan perawatan kapal selam KRI Nanggala-402 terakhir pada tahun 2012.

Kapal itu mendapat perawatan selama dua tahun untuk sepenuhnya dilakukan perbaikan dan meningkatkan alusistanya.

Struktur atas kapal sebagian diganti, sementara persenjataan, sonar, radar, kontrol tempur dan sistem propulsi ditingkatkan.

Baca juga: Kronologi Warga India Masuk Indonesia Tanpa Proses Karantina, Lolos Berkat Permainan Orang Dalam

Dikatakan media asal Korsel, Hankook Ilbo, pemeliharaan kapal selam harus dilakukan setiap enam tahun sekali hingga akhir perjalananya.

“Artinya pemeliharaan kapal selam (KRI Nanggala-402) belum dilakukan selama sembilan tahun,” tulisnya.

Media itu melaporkan, KRI Nanggal-402 dijadwalkan akan melakukan pemeliharaan pada tahun depan. 

Bahkan sumber militer mengatakan kepada Hankook Ilbo bahwa "kapal selam itu tidak pernah menyelam sejak 2018."

Seorang pejabat dari Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering mengatakan,

"Memang benar kami melakukan perawatan depo terakhir (KRI Nanggala 402), tapi itu sudah 9 tahun lalu dan tidak terlibat lagi sejak itu," 

Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering juga melakukan perawatan kapal selam milik Indonesia asal Jerman 'Cakra 401', pada tahun 2004. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

(*/ Tribun-Medan.com)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved