TERKAIT KRI Nanggala-402, Citra Satelit Ada Gelombang Besar Menghantam hingga Tenggelam dengan Cepat

Dilaporkan pada Rabu (28/4/21), ada gelombang besar telah menyebabkan KRI Nanggala-402 itu tenggelan dengan cepat di Bali Utara.

Editor: AbdiTumanggor
kolase kompas.com/kompas.tv
Terlihat dari Foto Visual, KRI Nanggala-402 Terbelah Menjadi 3 Bagian di Kedalaman 830 Meter 

TRIBUN-MEDAN.com - Kapal selam Indonesia, KRI Nanggala-402 sebelumnya dikabarkan tenggelam di kedalaman 830 meter.

Kapal itu telah ditemukan di perairan laut  utara Bali.

Namun hingga kini msiteri penyebab tenggelamnya kapal tersebut masih belum terungkap.

Menurut 24h.com.vn, pada Rabu (28/4/21), gelombang besar telah menyebabkan kapal selam itu tenggelan dengan cepat di Bali Utara.

Namun tidak jelas dari mana asal muasal gelombang tersebut muncul.

Menurut Reuters, dua perwira senior angkatan laut Indonesia, mengatakan citra satelit cuaca Jepang dari Himawari-8, dan citra satelit Eropa juga menunjukkan gelombang itu.

Gelombang itu muncul tepat di mana kapal selam KRI Nanggala-402 dilaporkan tenggelam.

Gelombang bawah tanah terletak di lautan, dan sangat berbeda dari air di sekitarnya dalam hal suhu dan salinitas.

Ini menjadi salah satu misteri baru yang bisa mengungkap penyebab tenggelamnya KRI Nanggala-402.

"Jika kapal selam itu terkena gelombang kapal selam, itu akan seperti kita hadapi," kata Iwan Isnurwanto, Kepala Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut dan mantan awak kapal selam alam.

"Gelombang akan menarik, mendorong kapal selam dalam sekejap mata. Manusia pasti tidak bisa melawan alam," katanya.

KABAR TERKINI: <a href='https://medan.tribunnews.com/tag/citra-satelit-jepang-dan-eropa' title='Citra Satelit Jepang dan Eropa'>Citra Satelit Jepang dan Eropa</a> Ungkap Gelombang Besar Hantam KRI Nanggala-402

Isnurwanto menjelaskan bahwa terdapat perbedaan kepadatan air laut antara Selat Lombok dengan perairan yang jauh lebih dalam di Bali bagian utara dimana ditemukan kapal selam KRI Nanggala-402.

Pada tanggal 21 April, pada hari terjadinya kecelakaan, terjadi pergeseran yang kuat dari ketinggian ke rendah.

Hal itu menciptakan gelombang bawah tanah yang sangat besar dari Selat Lombok (kedalaman 200m-400m) ke perairan utara Bali dengan kedalaman lebih dari 1.000m.

Laksamana Muhammad Ali, Asisten Panglima TNI AL, mengatakan peristiwa cuaca ekstrem akan diperhitungkan dalam operasi di masa depan, dan angkatan laut akan mempelajari lebih dalam.

"Investigasi masih berlangsung. Itu akan memakan waktu. Kami akan mengundang ahli kapal selam untuk berpartisipasi dalam analisis, tidak hanya ahli dalam negeri tetapi juga ahli asing," katanya.

"Kami memiliki konferensi kapal selam internasional. Konferensi Kapal Selam Asia Pasifik diadakan setiap dua tahun dan mencakup semua armada kapal selam di seluruh dunia," kata Laksamana Ali pada konferensi pers Selasa, (27/4/2021).

Juru bicara TNI AL Julius Widjojono sebelumnya mengatakan kapal selam tersebut kehilangan kontak di kedalaman 600 meter hingga 700 meter di bawah air.

Sedangkan sesuai desainnya, kapal tersebut hanya mampu menahan kedalaman hingga 500 meter.

Angkatan Laut Indonesia mengatakan pemadaman listrik dapat terjadi selama penyelaman statis, menyebabkan kapal selam kehilangan kendali dan tidak dapat memicu prosedur darurat untuk mengapung.

Menurut Admiral Ali, sekoci MV Swift Singapura pada Selasa terus aktif berpartisipasi dalam upaya penyelamatan bangkai kapal selam.

Torpedo yang dibawa oleh kapal selam tersebut, masing-masing berbobot sekitar 2 ton, ditemukan.

"Kami saat ini fokus untuk mengambil objek yang lebih kecil, karena remote bawah air hanya dapat mengangkat objek dengan berat hingga 150kg," tambah Ali.

Sementara itu, awak kapal telah meminta pihak berwenang untuk menemukan jenazah orang-orang yang tidak beruntung tersebut.

Baca juga: INILAH Penampakan KRI Nanggala-402 Terbelah Tiga di Kedalaman 830 Meter, Seluruh Kru Kapal Gugur

Baca juga: SEBAGAI Istri Dansatsel Koarmada II, Widayanti Kunjungi Satu Persatu Istri Awak KRI Nanggala-402

Baca juga: Ini Pesan Menhan Prabowo saat Temui Keluarga Dansatsel KRI Nanggala-402 Kolonel Laut Harry Setiawan

Pernah mengalami situasi blackout

Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut ( Seskoal) Laksamana Muda Iwan Isnurwanto menyampaikan, dirinya saat menjadi awak kapal selam KRI Nanggala-402.

"Saya waktu mengawaki Nanggala pun pernah mengalami hal yang serupa namanya blackout," kata Iwan dalam konferensi pers, Selasa (27/4/2021).

Iwan bercerita, situasi blackout itu terjadi pada tengah malam ketika ia sedang beristirahat di tempat tidur bertingkat.

Iwan yang berada di tempat tidur tingkat tiga pun langsung melompat karena kapal mulai miring dan 'merosot' dalam waktu cepat.

Baca juga: HIDROFON KRI Nanggala-402 Berhasil Diangkat, Lokasi Torpedo Telah Ditemukan

Baca juga: BEREDAR Video Awak KRI Nanggala 402 Nyanyikan Lagu Sampai Jumpa Endank Soekamti

Foto KRI Nanggala-402 dan saat tenggelam -
Foto KRI Nanggala-402 dan saat tenggelam - (IST)

"Posisinya adalah yang belakang ini langsung turun sampai (kemiringan) 45 derajat bisa lebih, langsung (turun) begini, tidak sampai dengan 10 detik itu (turun) sampai dengan 90 meter," kata Iwan.

Kondisi dalam kapal pun gelap dan menyisakan lampu darurat yang masih menyala.

Iwan menuturkan, saat itu komandan kapal memerintahkan awak untuk bergerak menuju haluan kapal atau bagian depan kapal dengan merangkak karena kapal telah miring 45 derajat.

"Jadi lorong itu kita merangkak, mohon maaf ini saya merinding semua karena saya pernah mengalaminya, merangkak megang itu pintu-pintu itu sampai ke depan," ujar Iwan.

Masalah tersebut akhirnya diatasi setelah kepala kamar mesin (KKM) yang saat itu bertugas menghembuskan tangki pemberat pokok dan tangki tahan tekan sehingga kapal selam bergerak naik.

Iwan mengatakan, kapal selam saat itu mengalami blackout karena ada salah satu sekring (fuse) yang terputus.

Baca juga: Skandal Video Panas Hancurkan Hubungan Luna Maya & Ariel NOAH,Netter Malah Sarankan Keduanya Balikan

Foto KRI Nanggala-402 di kedalaman 830 meter di perairan laut Utara Pulau Bali.
Foto KRI Nanggala-402 di kedalaman 830 meter di perairan laut Utara Pulau Bali. (Repro tangkapan layar video)

"Apa masalahnya? Ada satu fuse yang putus, padahal kita enggak tahu fuse itu di mana. Tapi karena kecanggihan KKM pada saat itu, langsung bisa ketahuan langsung bisa diperbaiki. Alhamdulillah saat itu," kata Iwan.

Seperti diketahui, KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan utara Bali, Rabu (21/4/2021).

Tim SAR gabungan kemudian melakukan pencarian besar-besaran, termasuk dengan mendatangkan bantuan dari luar negeri.

Pada Minggu (25/4/2021), KRI Nanggala-402 dinyatakan berstatus subsunk (tenggelam).

Hingga kini, tim SAR masih terus berusaha untuk mengangkat bangkai kapal ke permukaan. Rencananya, 53 jenazah personel KRI Nanggala-402 akan dievakuasi ke Surabaya, Jawa Timur.

Baca juga: SETELAH Dinikahi Duda Berondong 6 Tahun Lebih Muda, Ikke Nurjanah Girang Bukan Main, Merasa Bahagia

KRI Nanggala Menunggu Diangkat: Apakah Ditali atau Ditusuk

Tenaga ahli dari tim ISMERLO siap untuk diterjunkan guna menawarkan bantuan kepada TNI AL dengan koordinasi internasional penyelamatan dan pencarian aset untuk memastikan penyelesaian secepat mungkin.

Demikian pernyataan ISMERLO dalam situs resminya.

Kasal menegaskan upaya dan niatnya tentu agar badan tekan kapal ini bisa terangkat dan terus mencari cara untuk mengangkat pada kedalaman 838 meter ini.

"Apakah ditali, apakah ditusuk kemudian diangkat seperti jangkar itu bagaimana nanti akan kita bahas lebih lanjut," jelas Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, Minggu 25 April 2021 di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai.

Baca juga: Kapten Vincent Klaim Punya 50 Bukti Dugaan Perselingkuhan Sang Istri : Laki Brondong Penggoda Istri

Ilustrasi Detik-detik proses bagaimana gambaran kapal selam Nanggala KRI 402 tenggelam
Ilustrasi Detik-detik proses bagaimana gambaran kapal selam Nanggala KRI 402 tenggelam (Kolase TribunStyle.com/YouTube Kostack Studio/Instagram)

ISMERLO memang merupakan lembaga yang memfasilitasi tanggapan internasional untuk kapal selam yang membutuhkan bantuan.

Fokus organisasi militer ini adalah untuk menyelamatkan nyawa di laut.

KRI Nanggala-402 sendiri membawa 53 awak saat hilang kontak pada Rabu lalu.

Evakuasinya akan dibawa ke Surabaya, kalau sudah berhasil terangkat.

"Seperti waktu paparan kemarin saya sampaikan begitu masuk sub-sunk tahap evakuasi, evakuasinya nanti kita tindak lanjuti ke Surabaya atau sesuai dengan permintaan keluarga, karena di Banyuwangi ini ada tiga orang," katanya.

Tetapi berapa atau membutuhkan waktu berapa lama proses evakuasi, Kasal Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan akan didiskusikan terlebih dahulu.

"Untuk berapa lama nanti, akan kita diskusikan dulu, karena ini sangat langka tentang evakuasi dari laut dalam yang sampai 838 meter tidak bisa kita tentukan sekarang.

Nanti kita diskusikan, tapi yang penting bahwa kita ada niatan untuk mengangkat kapal ini," tegasnya.

Baca juga: SUASANA MENCEKAM Saat Prajurit TNI AL Geruduk Markas Polisi Cari Oknum Penghujat Awak KRI Nanggala

Kapal selam KRI Nanggala-402. (KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO)
Kapal selam KRI Nanggala-402. (KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO) (KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO)

Dan TNI Angkatan Laut nanti akan melaksanakan acara tabur bunga sebagai penghormatan terakhir.

Tabur bunga akan diikuti oleh para keluarga korban menggunakan KRI menuju ke lokasi.

Mengenai diangkatnya KRI Nanggala-402 ini tidak hanya sekedar diangkat, tetapi juga untuk dilakukan investigasi menyeluruh karena TNI AL juga masih memiliki kapal selam yang sejenis yaitu KRI Cakra dan tiga kapal lainnya.

"Harapan kita dengan investigasi, tidak terjadi kejadian serupa di masa yang akan datang," harap Kasal.

Mengenai investigasi atau dugaan penyebab KRI Nanggala-402 hilang kontak atau sub-miss hingga kita nyatakan sub-sunk atau tenggelam, Laksamana TNI Yudo Margono menegaskan akan menunggu kapal diangkat terlebih dulu.

"Investigasi nanti menunggu kapalnya diangkat, tapi dari awal saya sampaikan kemarin bahwa kapal ini bukan atau tidak human error, jadi bukan human error karena saat proses menyelam itu sudah melalui prosedur yang betul," kembali Kasal Laksamana TNI Yudo Margono menegaskan.

Jadi mulai laporan penyelaman kemudian terdengar dari penjejak kemarin itu melaksanakan peran-peran, peran persiapan kapal bertempur, kemudian peran menyelam dan sebagainya.

Dan saat menyelam juga diketahui lampu masih menyala semua, artinya tidak black out tetapi saat menyelam langsung hilang.

“Hal ini yang nanti akan kita investigasi, tentunya setelah badan kapal tertekan tapi kita bisa angkat.Sudah saya evaluasi dari awal tentang kejadian ini. Tetapi saya berkeyakinan ini bukan cuman error, tapi lebih pada faktor alam," ungkapnya.

TNI AL Bantah Isu KRI Nanggala-402 Dihantam Nuklir Kapal Selam Prancis

Sebelumnya, beredar sebuah informasi di media sosial yang menyebut bahwa kapal selam KRI Nanggala-402 tenggelam di perairan Bali akibat tembakan rudal kapal asing.

Disebutkan, tembakan rudal itu berasal dari kapal selam kelas nuklir milik Perancis SSN Emeraude yang sedang menyaksikan latihan TNI di Selat Bali.

Menurut narasi yang dibangun, penembakan itu dilatarbelakangi karena persaingan bisnis kapal selam antara Perancis dan Jerman.

Adalah akun Ibeqibarin yang mengunggah narasi itu di Facebook, Minggu (25/4/2021) dengan mengutip unggahan Twitter dari @plato_ids.

Adapun unggahan itu berisi sebagai berikut:

Pengamat mengatakan, ada sabotase dari cina dan dari Intelijen Jerman KRI Nanggala 402 terkena tembakan rudal kapal selam kelas nuklir prancis.

Sedangkan isi narasi yang dikutip dari unggahan Twitter:

Rekan intelijen di Jerman mengabarkan tenggelamnya KRI Nanggala 402 akibat terkena tembakan rudal kapal selam kelas nuklir Perancis SSN Emeraude yang sedang menyaksikan latihan TNI di selat bali | terjadi persaingan bisnis kapal selam antara Perancis dan Jerman | *infovalid

Unggahan tersebut ramai menjadi perbincangan warganet di media sosial.

Karenanya, hal itu membuat Mabes TNI merasa perlu meluruskan informasi itu.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Achmad Riad memastikan bahwa kabar KRI Nanggala-402 tenggelam terkena rudal adalah hoaks.

"Tidak benar," kata Raid saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (26/4/2021) lalu.

Sementara itu, pihak TNI AL melalui Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) KSAL Laksamana Muda TNI Muhammad Ali menegaskan bahwa spekulasi tersebut sangat berlebihan.

"(Ditembak) Kapal asing (yang) lewat ini saya rasa berlebihan," kata Ali dalam konferensi pers di Mabesal, Jakarta, Selasa (27/4/2021).

Ali menjelaskan, saat operasi latihan berlangsung, TNI AL banyak mengerahkan kapal perang, termasuk kapal perang berkemampuan sonar.

Artinya, kata dia, sonar tersebut seharusnya menangkap suara apabila KRI Nanggala-402 benar-benar meledak ditembak kapal asing.

"Kapal atas air itu mempunyai sonar. Kalau ada ledakan, pasti terdengar oleh sonar. Bahkan oleh telinga mata pun bisa terlihat bahwa air itu akan naik ke atas sedikit," kata dia.

Ia juga memastikan tidak adanya ledakan bukan sekadar alasan semata. Sebab, banyak kapal-kapal yang juga mengamati detik-detik hilang kontak KRI Nanggala-402 ketika itu.

"Jadi, tidak ada ledakan pada saat kejadian. Itu dari pengamatan kapal-kapal yang ikut latihan bersama KRI Nanggala kemarin," ujar dia.

Seperti diketahui, kapal selam KRI Nanggala yang merupakan buatan Jerman pada 1977 itu hilang kontak di perairan utara Bali, Rabu (21/4/2021).

Baca Juga: Polisi di Yogyakarta Hujat Awak KRI Nanggala 402, Kabareskrim Polri: Sanksinya Pidana dan Kode Etik

Tim SAR gabungan kemudian melakukan pencarian besar-besaran, termasuk dengan mendatangkan bantuan dari luar negeri.

Pada Minggu (25/4/2021), KRI Nanggala-402 dinyatakan berstatus subsunk (tenggalam) di kedalaman 853 meter.

Hingga kini, tim SAR masih terus berusaha melakukan evakuasi seluruhnya.

Baca juga: Salat Gaib Hingga Pengibaran Bendera Setengah Tiang Dilakukan Lanal TBA Hornati Korban KRI Nanggala

Baca juga: Tragedi Tenggelam KRI Nanggala-402, Lanal TBA Lakukan Salat Gaib dan Menaikan Bendera Setengah Tiang

Baca juga: Cari Penyakit, Polisi Berpangkat Aipda Ini Cemooh Tragedi KRI Nanggala 402, Begini Nasibnya

(*/ Tribun-Medan.com)

Sebagian ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Begini Cara Mengangkat KRI Nanggala 402 yang Tenggelam di 838 Meter Bawah Laut, https://aceh.tribunnews.com/2021/04/26/begini-cara-mengangkat-kri-nanggala-402-yang-tenggelam-di-838-meter-bawah-laut-ismerlo-terlibat?page=all.

Dan sebagaina telah tayang di intisari.grid.id dengan judal Citra Satelit Jepang dan Eropa Ungkap Ada Gelombang yang Menghantam KRI Nanggala-402, Ini Spekulasi Asal-Usul Gelombang yang Diyakini Menyebabkan KRI Nanggala-402 Tenggelam
https://intisari.grid.id/read/032673564/citra-satelit-jepang-dan-eropa-ungkap-ada-gelombang-yang-menghantam-kri-nanggala-402-ini-spekulasi-asal-usul-gelombang-yang-diyakini-menyebabkan-kri-nanggala-40?page=all

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved