49 WN India yang Tiba di Indonesia Positif Covid-19, di India Melonjak 4.000 Orang Meninggal
49 kasus tersebut 26 orang diantaranya telah diambil spesimennya untuk dilakukan pemeriksaan Whole Genom Sequencing,
TRIBUN-MEDAN.com - Sebanyak 49 warga India yang tiba di Indonesia positif Covid-19.
Hal tersebut terungkap dari Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi.
Ia menjelaskan, kasus tersebut didapat dari kedatangan pelaku perjalanan luar negeri dari India periode 28 Desember 2020 sampai dengan 25 April 2021.
"Adapun 59 kasus positif tersebut 49 diantaranya adalah warga negara India dan 10 orang adalah warga negara Indonesia," ujarnya dalam keterangan berupa video yang diterima Tribunnews.com, Kamis (6/5/2021).
• Gunung Sinabung Erupsi Lagi, Kali Ini Luncuran Debu Setinggi 2000 Meter
Ia menerangkan, dari 49 kasus tersebut 26 orang diantaranya telah diambil spesimennya untuk dilakukan pemeriksaan Whole Genom Sequencing, guna mengetahui apakah ada potensi varian dan mutasi dari virus Covid-19 yaitu varian B617, B117, atau varian lainnya.
"Jadi kita masih menunggu saat ini hasil pemeriksaan dari spesimen 26 yang positif," terang perempuan berhijab ini.
Diketahui, Pemerintah memutuskan untuk penghentian pemberian visa bagi orang asing yang pernah tinggal dan atau mengunjungi wilayah India dalam kurun waktu 14 hari.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, larangan bersifat sementara tersebut berlaku mulai 25 April 2021.
Adapun bagi WNI tetap diperbolehkan masuk dengan ketentuan mengikuti karantina 14 hari.
4.000 orang meninggal dalam waktu sehari.
Penasihat ilmiah terkemuka untuk pemerintah India memperingatkan bahwa negara itu pasti akan menghadapi gelombang pandemi virus korona selanjutnya, karena hampir 4.000 orang meninggal dalam waktu sehari.
Seperti diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan dalam laporan mingguan, bahwa kasus Covid-19 di India, hampir setengah virus dari kasus korona yang dilaporkan di seluruh dunia pada minggu lalu dan seperempat dari kematian di dunia.
Banyak orang meninggal di ambulan dan tempat parkir mobil menunggu tempat tidur atau oksigen, sementara kamar mayat dan krematorium berjuang untuk menangani aliran jenazah yang tampaknya tak terhentikan.
• Lima Hotel Jadi Tempat Isolasi, Bobby Nasution Minta Gubernur Edy Beri Penjelasan
Penasihat ilmiah utama pemerintah, K. VijayRaghavan, memperingatkan bahwa bahkan setelah tingkat infeksi mereda, negara harus siap untuk gelombang ketiga.
"Fase 3 tidak bisa dihindari, mengingat tingginya tingkat virus yang beredar," kata Vijay dalam jumpa pers melansir reuters, dikutip Tribunnews, Kamis (6/5/2021).
"Tapi tidak jelas pada skala waktu apa fase 3 ini akan terjadi. Kita harus bersiap untuk gelombang baru," tambahnya.
Baca juga: SOSOK SUAMI Poligami, Tantangan Berat Donny Alamsyah tapi Adegan Dibantu Cut Mini Disenangi
Minta Perdana Menteri Mundur
Seperti diketahui, dalam hal ini, Perdana Menteri Narendra Modi telah banyak dikritik karena tidak bertindak cepat untuk menekan gelombang kedua.
"Kami kehabisan udara. Kami sekarat," tulis pemenang Booker Prize Arundhati Roy menulis dalam sebuah opini yang menyerukan agar Modi mundur.
"Ini adalah krisis yang sedang Anda buat," tambahnya dalam artikel yang diterbitkan, belum lama ini.
"Kamu tidak bisa menyelesaikannya. Kamu hanya bisa memperburuknya. Jadi silakan pergi," pungkasnya.
Sekedar informasi, delegasi India untuk pertemuan Kelompok Tujuh Menteri Luar Negeri di London sedang mengisolasi diri setelah dua anggotanya dinyatakan positif COVID-19,
Hal ini diungkapkan Menteri Luar Negeri Inggris Subrahmanyam Jaishankar, yang berada di London, meski begitu ia mengatakan dalam pesan Twitter bahwa dia akan hadir secara virtual.
(NPR.org/tribunnews.com/Rina Ayu)
49 WN India yang Tiba di Indonesia Positif Covid-19, di India Melonjak 4.000 Orang Meninggal
