News Video

Dampak Pandemi Covid-19, Omset Pedagang Pernak Pernik Ramadan di Sisingamangaraja Terjun Bebas 

Namun, untuk tetap bertahan hidup dirinya masih berjuang untuk membuka usaha ini. Untuk pendapatan, ia menuturkan sejak Covid-19 sudah anjlok

Dampak Pandemi Covid-19, Omset Pedagang Pernak Pernik Ramadan di Sisingamangaraja Terjun Bebas 

TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN-Menjelang lebaran biasanya setiap tahun para pedagang pernak pernik mulai membanjirin sejumlah titik yang ada di Kota Medan untuk berdagang sepanjang bulan Ramadan.

Diantaranya, di Jalan Sisingamangaraja depan Makam Pahlawan. Namun, tahun ini para pedagang pernak pernik saat diamati www.tribunmedan.com hanya tersisa satu pedagang saja, Minggu (9/5/2021).

Elvi, sebagai pedagang pernak pernik Ramadan satu-satunya di sepanjang Sisingamangaraja mengungkapkan alasan para pedagang lainnya tidak berjualan lagi karena pembeli makin sepi disebabkan keadaan Covid-19.

Biasanya sekitar lima pedagang selalu memadati area sekitar depan Makam Pahlawan ini. 

"Sepi penjualan karena Covid-19 ini juga, makanya para pedagang tidak kelihatan lagi, biasa kami ada lima pedagang tapi tahun ini tinggal dua, aku sama adikku, itu pun hari ini dia tutup lagi," kata Elvi.

Namun, untuk tetap bertahan hidup dirinya masih berjuang untuk membuka usaha ini. Untuk pendapatan, ia menuturkan sejak Covid-19 sudah anjlok tapi tahun ini dia merasa lebih parah. 

"Alah, untuk makan saja sudah syukur, alhamdulillah. Terkadang buka dasar saja susah bahkan sering juga tidak buka dasar, tahun ini lebih parah lah," ujarnya.

Bahkan hari ini, Elvi mengungkapkan masih beberapa pernak-pernik yang terjual. 

Untuk bentuk pernak pernik, Elvi banyak menjual dan membentuk berupa ketupat dari ukuran kecil sampai besar. 

Selain itu, untuk harga pernak pernik ini masih biasa atau tetap seperti tahun sebelumnya. 

Harganya bervariasi tergantung ukuran, ada harga paling kecil Rp 5 ribu, diatasnya ada Rp 15 ribu, Rp 25 ribu, Rp 35 ribu, dan paling mahal Rp 130 ribu. 

"Harga tetap saja dan tidak mungkin juga dinaikkan dan harga bahan kita juga masih biasa," tambah Elvi. 

Dalam hal ini, Elvi sudah tujuh tahun menjadi pedagang pernak-pernik Ramadan di Sisingamangaraja. Ia mulai berdagang awal bulan puasa dari pagi hingga sore hari. 

Selanjutnya, Elvi juga mengaku bahwa lurah setempat sudah mulai melaranngnya berjualan sebab mengganggu katanya.

"Sudah sepi, mau diusir lagi sama lurah padahal kita juga cari makannya disini. Terkadang pemerintah ini banyak kali peraturannya tanpa memperhatikan keadaan masyarakat," tambahnya. 

(cr20/tribun-medan. com) 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved