Pemakaman Pendeta SAE Nababan

BREAKING NEWS, Hari Ini Jenazah Pendeta SAE Nababan Tiba di Bandara Silangit| Link Live Streaming

Hari ini Selasa 10 Mei 2021, Almarhum Ompui Emeritus Ephorus HKBP Pendeta Soritua Albert Ernst atau karib disapa SAE Nababan akan dimakamkan.

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Salomo Tarigan
HO
Pendeta SAE Nababan (alm) dimakamkan di Siborong-borong hari ini Selasa 11 Mei 2021 

TRIBUN-MEDAN.com, BALIGE - Hari ini Selasa 10 Mei 2021, Almarhum Ompui Emeritus Ephorus HKBP Pendeta Soritua Albert Ernst atau karib disapa SAE Nababan akan dimakamkan.

SAE Nababan dimakamkan di Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara.

Ketua Pelaksana Pelayanan Naposo Bulung Distrik (PPND) X Medan-Aceh Sahala Saragi menuturkan, jasad SAE Nababan rencananya akan diterbangkan pukul 07.00 pagi dari Jakarta ke Bandara Silangit, Sumut.

"Jadi besok, Selasa (10/5/2021) direncanakan keberangkatan Ompui Emeritus Pendeta Dr SAE Nababan dari Jakarta bersama dengan keluarga pada pukul 07.00 WIB," ungkap Sahala Saragi saat dikonfirmasi Tribunmedan.id pada Senin (10/5/2021).

Baca juga: Jejak SAE Nababan di Masa Konflik HKBP, Tak Gentar Hadapi Jenderal Rezim Orba

Setibanya di Bandara Silangit, jenazah SAE Nababan akan disemayamkan di Gereja HKBP Sabungan, Siborongborong dan dilanjutkan dengan penguburan di tempat pemakaman keluarga.

"Diperkirakan di Silangit sudah tiba pukul 9.30 WIB dan akan langsung dibawa ke Gereja HKBP Sabungan, Siborongborong. Selesai dari acara gereja, langsung dikebumikan di pemakaman keluarga di Jalan Sisingamangaraja Nomor 139," sambungnya.

Sebagai orang kepercayaan Pendeta SAE Nababan, dan juga mantan Ketua PPND X Medan-Aceh sejak 1998 hingga 1999, Sahala Saragi menyampaikan bahwa buah pemikiran almarhum menjadi karya nyata dari kejujuran dan ketulusan hati mendampingi jemaat HKBP, secara khusus bagi kaum muda atau yang kerap disebut Naposo Bulung HKBP.

Live Streaming pemakaman Pendeta SAE Nababan bisa diklik di tautan berikut

Baca juga: Jenazah Pendeta SAE Nababan Akan Diterbangkan Naik Pesawat Carteran, Dimakamkan di Siborongborong

Kondisi rumah duka Emeritus Ephorus Pdt Dr Soritua Albert Ernst LID di Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Minggu (9/5/2021). Almarhum SAE Nababan akan dikebumikan pada Selasa (11/5/2021) di Siborongborong, Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara.
Kondisi rumah duka Emeritus Ephorus Pdt Dr Soritua Albert Ernst LID di Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Minggu (9/5/2021). Almarhum SAE Nababan akan dikebumikan pada Selasa (11/5/2021) di Siborongborong, Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara. (TRIBUN MEDAN / HO)

Sahala Saragi menambahkan bahwa percakapan intensnya yang terakhir pada tahun 2018. Saat berbincang, ia berbagi cerita bagaimana kondisi terkini; sisi politis, budaya, sosial, dan hal lain yang bersinggunhan dengan masyarakat sekitar Sumatera Utara.

"Beliau ini sangat komit dengan pemberdayaan pemuda HKBP. Dampak kehadirannya bagi Naposo Bulung HKBP sangat besar. Selama dipimpin oleh Pendeta SAE Nababan, kita diajari disiplin, secara khusus tepat waktu," ungkapnya.

"Berulang-ulang saya bertemu dengan Ephorus Ompui Pendeta SAE Nababan, tidak boleh satu menit pun terlambat," pungkasnya.

Baca juga: SOSOK ISTRI Pdt SAE Nababan Alida Lientje Tobing, Wanita Rendah Hati Tabah saat Terjadi Krisis HKBP

Pendeta Ressort HKBP Immanuel Kelapa Gading, Jakarta, Jarudin Panjaitan menerangkan bahwa almarhum nantinya akan diterbangkan dengan pesawat carteran dari Jakarta ke Bandara Silangit, Sumut, dan selanjutnya dibawa ke Siborongborong.

"Dengan pesawat carter ke Silangit," kata Pendeta Jarudin Panjaitan kepada tribunmedan.com, Minggu.

Rencananya, almarhum SAE Nababan akan dikebumikan pada Selasa (11/5/2021) di kampung halamannya.

"Pemakaman akan dilaksanakan hari Selasa di kampung halaman beliau di Siborongborong," ungkapnya.

Sebelumnya, Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pdt Dr Robinson Butarbutar memberikan ucapan dukacita terhadap Emeritus Ephorus HKBP Pdt Dr Soritua Nababan yang tutup usia di umur 88 tahun. 

"Kita, HKBP dan Gerakan Oikumene sedunia bersyukur kepada Tuhan atas hidup, karya dan perjuangan hambaNya, Pdt Dr Soritua Nababan yang baru saja meninggal dunia hampir berusia 88 tahun," ungkapnya kepada Tribunmedan.com, Sabtu (8/5/2021).

Ephorus Robinson Butarbutar menegaskan bahwa almarhum Pdt SEA Nababan merupakan tokoh gerakan oikumene yang sangat berpengaruh di seluruh dunia.

"Di tengah bangsa kita ia merupakan teolog keadilan dan kemerataan, juga pemimpin gerakan oikumene paling berpengaruh sesudah almarhum TB Simatupang. Bagi para pejuang keadilan dan perdamaian ia aktivis, inspirator dan penopang," tutur Robinson.

Ia menyebutkan bahwa bagi banyak pendeta di dalam kekristenan, Pendeta SAE Nababan merupakan teolog yang tidak bisa diam melihat ketidakadilan. 

"Bagi saya secara pribadi ia merupakan guru tentang pentingnya gereja berubah dari kebiasaan-kebiasaan yang tidak sesuai dengan firman Allah dan kehendak Allah Tritunggal. Walaupun harus dengan resiko dan konsekuensi yang dapat mengancam jiwa sendiri," beber Ephorus Robinson.

Ia juga menyebutkan biarlah Tuhan memberkati segala karya hambaNya ini untuk kehidupan dan karya gereja Tuhan di dunia ini, khususnya HKBP.

"Serta memelihara kehidupan keluarga yang ditinggalkannya dan para pejuang yang mengikuti jejak-jejaknya," pungkas Robinson.

Sosok SAE Nababan

Dilansir dari website SAEnababan.com, diketahui nama lengkap dari Pendeta SAE Nababan adalah Pdt. Dr (HC). Soritua Albert Ernst Nababan LlD.

Pendeta SAE Nababan lebih banyak dikenal generasi menjelang era reformasi. Baik oleh warga jemaat HKBP maupun para aktivis demokrasi kala itu.

Pendeta SAE Nababan lahir di Tarutung 24 Mei 1933 lalu. 

Ia mempersunting Alida Lientje Tobing, perempuan yang awal dikenalnya sebagai guru sekolah minggu.

“Saat itu saya memang tidak memberikan perhatian khusus kepadanya, karena pembawaannya yang rendah hati,” kenang SAE dalam bukunya Selagi Masih Siang.

Mereka menikah pada 8 Januari 1964, lalu segera mengikuti tugas penempatan SAE sebagai Sekretaris Pemuda EACC di Manila.

Alida setia melengkapi peran SAE baik di EACC, di DGI/PGI dan sebagai pimpinan HKBP. Bahkan di era krisis HKBP 1992-1998, ia juga tetap tabah mendukung jalan perjuangan suaminya.

Pendeta SAE Nababan adalah salah satu pendeta yang cukup kritis terhadap Orde Baru, terkait persoalan kemanusiaan, hukum dan keadilan.

Ini pula yang membuatnya harus berhadapan dengan kepentingan penguasa. Bahkan kerap menjadi target Orde Baru (Orba).

Saat itu ada intervensi rezim Orba pada krisis HKBP 1992-1998, di mana ia menjadi pimpinan sinode gereja tersebut.

Hal ini lah yang membuatnya dekat dengan dengan tokoh progresif masa itu seperti K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnoputri, dan Amien Rais.

Itu pula yang membuatnya terlibat dalam memfasilitasi pertemuan yang mengonsolidasikan kekuatan sosial-politik jelang reformasi.

Di sisi lain, SAE Nababan adalah juga teolog yang terlibat dalam banyak gerakan ekumenis dunia.

Ide dan pemikirannya tentang bagaimana gereja harusnya bersikap di tengah masyarakat yang majemuk, serta seimbang dalam menyuarakan keadilan dan perdamaian.

Demikian pula peran dan usulan yang ia ajukan terkait pentingnya kesetaraan dan dialog yang terbuka antar umat beragama di Indonesia.

Serta peran yang bisa dikerjakan lembaga keagamaan bagi perkembangan demokrasi dan kemanusiaan.

Refleksinya segar dan tajam serta menyorot hal-hal esensial terkait penghayatan iman Kristiani di tengah zaman yang terus berubah.

Disiplin yang diterapkan di keluarganya  sejak kecil, studi teologia yang digelutinya di STT Jakarta hingga Universitas Heidelberg Jerman juga menempanya menjadi pemikir terkemuka.

Aktivitasnya di kegiatan ekumenis dunia sejak masih muda, hingga pengalaman praksisnya memimpin gereja dan lembaga gerejawi memberi andil besar pada kedalaman ide dan pemikiran yang diwacanakannya.

Kini SAE Nababan sudah berpulang ke pangkuan Maha Kuasa. Tapi teladan dan pemikirannya sangat layak untuk terus diangkat untuk dipertajam dan digeluti oleh generasi terkini.

(cr3/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved