INGAT KONDISI India Mengerikan, Wali Kota Bobby Imbau Warga Medan tak Gelar Takbir Keliling
India harus menjadi pelajaran dan contoh kepada masyarakat karena virus ini masih mewabah di Kota Medan.
TRIBUN-MEDAN.com - Wali Kota Medan Bobby Nasution mendatangi Masjid Istiqomah di Jalan Denai, Kelurahan Tegalsari Mandala 3, Kecamatan Medan Denai.
Bobby datang bersama istrinya Kahiyang Ayu dan kedua anaknya Sedah Mirah Nasution serta Panembahan Al Nahyan Nasution.
Mereka disambut para jamaah yang baru selesai melaksanakan shalat Tarawih.
Usai membayar zakat fitrah, Bobby mengingatkan para jamaah agar tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
• Warga Israel Sempat Ketawain Roket Hamas hingga Meledak dan Hancurkan Rumah-rumah di Sana
Dia bilang, apa yang terjadi di India harus menjadi pelajaran dan contoh kepada masyarakat karena virus ini masih mewabah di Kota Medan.
"Covid-19 di India jadi contoh kita semua, salah satu penyebabnya karena kegiatan keagamaan. Saya tidak mau kegiatan agama kita di bulan suci Ramadhan disalahkan dan dianggap sebagai kluster penyebaran Covid-19," kata Bobby, Selasa (11/5/2021) malam.
Imbau tak takbir keliling
Dia mengimbau masyarakat agar tidak melaksanakan takbiran berkeliling.
Takbir cukup dilakukan di masjid dan jangan melakukan konvoi supaya tidak disalahkan sebagai penyebar Covid-19.
Sedangkan untuk shalat Idul Fitri, Pemkot Medan memiliki kebijakan.
"Tahun ini, Pemkot Medan tidak menggelar Shalat Idul Fitri di lapangan terbuka," ucapnya.
Bicara soal masjid mandiri
Bobby lalu menyampaikan program Masjid Mandiri kepada para jemaah.
• Jika Anak Aurel Lahir, Krisdayanti tak Mau Dipanggil Nenek Oleh Cucunya, Ashanty juga Ogah, Ada Apa?
Ke depannya, masjid-masjid di Kota Medan tidak hanya dipergunakan sebagai tempat ibadah, namun juga sebagai tempat peradaban dan pusat ekonomi umat. Tujuannya membantu meningkatkan kemakmuran masjid dan perekonomian jemaahnya.
"Pemko Medan tidak akan dapat mewujudkan masjid mandiri sendiri, perlu dukungan dari semua pihak, baik itu masyarakat ataupun organisasi Islam yang ada di Kota Medan," katanya.
Sekitar 1.115 masjid tersebar di Kota Medan.
Dirinya yakin, bila semua masjid berkolaborasi dan bergotong royong, tidak sulit untuk membangkitkan perekonomian umat.
Menurutnya, istilah ekonomi syariah pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan melalui masjid, bukan perbankan.
Peran masjid dalam menggerakkan perekonomian syariah untuk mengayomi umat, termasuk mereka yang terdampak pandemi.
"Ada 16 kriteria yang harus dipenuhi untuk menjadi masjid mandiri. Di antaranya memiliki koperasi dan legalitas, baik lahan maupun bangunan," pungkas Bobby.
Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan telah mengeluarkan Taushiyah mengenai pelaksanaan Salat Idul Fitri 1442 Hijriah.
Dalam Taushiyah yang ditandatangani oleh Ketua Umum MUI Medan, Hasan Matsum pada 6 Mei 2021, terdapat beberapa poi dalam pelaksanaan Salat Idul Fitri di tengah pandemi Covid-19.
"Menyongsong datangnya Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1442 H, Dewan Pimpinan MUI Kota Medan mengimbau masyarakat untuk mengumandangkan takbir di Masjid/Musala lingkungan masing-masing dan menghindari takbir keliling," tulis Taushiyah tersebut.
Adapun pelaksanaan Salat Idul Fitri maupun takbir selama 1 Syawal 1442 Hijriah, MUI Kota Medan mengimbau masyarakat Kota Medan untuk menghindari takbir atau pawai keliling.
Menyegerakan pembayaran zakat fitrah/mal.
Melaksanakan Salat Idul di Masjid/Musala dengan memperhatikan Protokol kesehatan sebagai berikut:
- Hadir Salat berjamaah dalam keadaan sehat
- Memakai masker, membawa sajadah sendiri, tidak bersalaman, berpelukan sebelum, sesudah salat, dan mencuci tangan sebelum dan sesudah salat
- Khatib disarankan mempersingkat khutbahI
- mam disarankan meringankan bacaan dengan ayat-ayat pendek dan mengakhirinya dengan qunut nazilah
- Setelah khutbah Idul Fitri, seluruh jamaah disarankan untuk pulang ke rumah masing-masing.
Ketua MUI Kota Medan, Hasan Matsum mengatakan, perbedaan pelaksanaan Salat Idul Fitri di masa pandemi Covid-19 adalah penerapan protokol kesehatan yang harus dipatuhi masyarakat.
"Sebisa mungkin kita hindari interaksi langsung, dan mempersingkat khutbah dan bacaan salat bagi khatib dan imam salat," ujar Hasan kepada tribun-medan.com, Senin (11/5/2021).
Hasan juga mengimbau masyarakat Kota Medan untuk tidak melakukan pawai keliling ataupun takbir di luar masjid yang dapat memicu terjadinya keramaian.
"Pelaksanaan takbir menjelang Salat Ied juga disarankan dilakukan di dalam Masjid/Musala masing-masing untuk menghindari terjadinya keramaian," tuturnya.
Ia berharap pelaksanaan Salat Idul Fitri di masa pandemi Covid-19 tidak mengurangi makna Idul Fitri bagi masyarakat muslim di Kota Medan.
"Meskipun dalam keadaan yang penuh keterbatasan, semoga makna Idul Fitri tetap melekat pada diri kita. Mari kita saling memaafkan dan tetap menyambung silaturahmi meskipun terbatas jarak," pungkasnya.
Seperti diketahui India telah menetapkan rekor harian untuk tes virus korona positif mencapai lebih dari 400.000 orang pada hari Rabu (5/5/2021) saja.
Suasana kremasi masal mereka yang meninggal dunia akibat penyakit virus corona (Covid-19) di sebuah krematorium di New Delhi, India, Senin (26/4/2021). India dihantam kengerian dengan lonjakan kasus Covid-19 mencetak rekor tertinggi dunia melampaui 17 juta kasus. (REUTERS/ADNAN ABIDI)
Di New Delhi, Rumah Sakit Holy Family sudah dipastikan merawat pasien dengan jumlah yang jauh melebihi kapasitasnya, yaitu 140%.
"Hampir tidak mungkin berjalan di [ruang gawat darurat]," kata Dr. Sumit Ray, kepala UGD di rumah sakit tersebut, Kamis (6/5/2021), seperti dikutip dari npr.org.
"Kadang-kadang kami harus menahan pasien di UGD selama berjam-jam, selama satu atau dua hari, karena kami tidak memiliki tempat tidur di bangsal atau di ICU."

Dokter Sudah Menjerit Tak Sanggup Lagi Berjalan di IGD: Nakes mengenakan APD berdiri di sekitar pasien yang menunggu untuk dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU), di pusat pemulihan pasien COVID-19, di Mumbai (22/4/2021). (PARANJPE / AFP)

Dokter Sudah Menjerit Tak Sanggup Lagi Berjalan di IGD: Tenaga kesehatan dan keluarga, membawa jenazah penderita covid untuk dikremasi. Akibat Lonjakan Covid-19 di India, Perdana Menteri Dituntut Mundur (Channi Anand/AP via Nytimes)
Ray juga memaparkan bagaimana bahwa ada sekitar 30 pasien yang ditangani di luar ruang perawatan hingga harus membawa monitor dan tabung oksigen ke sana.
"Rumah sakit secara mandiri mencoba melakukan yang terbaik yang mereka bisa. Tetapi sebagai sistem di berbagai bagian negara, kami telah runtuh," katanya.
Baca juga: VIDEO PENDEK DARI INDIA
Ironisnya, kala rumah sakit masih berjibaku dengan lonjakan jumlah pasien yang jauh melebihi kapasitasnya, tsunami Covid-19 justru sedang menuju fase terburuk.
Sebuah model matematika terbaru telah melihat kapan puncak kasus Covid-19 di India akan tiba.
Disebut model matematika terbaru, sebab sebelumnya penasehat Perdana Menteri Narendra Modi telah menunjukkan sebuah hasil dari model matematika.

Pemandangan mengerikan kremasi 'antre' di New Delhi, India, awal April 2021. ledakan kasus Covid-19 varian baru di India disebut bisa menyerang ke seluruh dunia jika dunia abai akan kondisi India saat ini. (CNN)
Model lama tersebut menunjukkan bahwa kapan puncak tsunami covid-19 akan tiba, namun sayangnya proyeksi tersebut meleset.
Hingga akhirnya menunjukkan sebuah perkiraan terbaru yang diklaim telah menggunakan faktor-faktor terpenting dan terkini.
Dalam perkiraan model matematika terbaru tersebut, puncak tsunami Covid-19 India bahkan terungkap dengan gamblang.
Baca juga: SIBUK LARANG MUDIK, Rombongan Warga China, India Malah Masuk Indonesia Jadi Sorotan DPR
Baca juga: Krisis Covid-19 di Negaranya, India Terapkan Metode Vaksin yang Aneh dan Jadi Sorotan Dunia
Sebelumnya, dengan jumlah infeksi baru memecahkan rekor yaitu mencapai 412.262 kasus dengan 3.980 kematian pada Kamis (6/5/2021), perhitungan tentang kapan puncak tsunami Covid-19 menjadi sangat rumit.
Apalagi saat itu hampir semua pihak, tak hanya petugas kesehatan dan pemerintah, disibukkan dengan proses pembakaran jasad korban.
Dalam prediksi terbaru, disebutkan bahwa tsunami covid-19 India akan segera datang minggu depan, tepatnya pada pertengahan Mei 2021.

Pemandangan pilu di India seorang pria beristirahat saat mencari lokasi kremasi untuk jenazah istrinya yang ia letakkan di dekat sepedanya di pinggir jalan. India alami lonjakan kasus dengan catatan 117 korban meninggal Covid-19 per jamnya. (Intisari)
"Prediksi kami adalah bahwa puncaknya akan datang dalam beberapa hari," kata Mathukumalli Vidyasagar, profesor di Institut Teknologi India di Hyderabad, melalui email Kamis, seperti dikutip dari indiatimes.com.
“Sesuai proyeksi saat ini, kami akan mencapai 20.000 kasus per hari pada akhir Juni. Kami akan merevisi ini sesuai kebutuhan. "
Prediksi ini, pada akhirnya, tak hanya akan membuat India harus segera bersiap menangani korban, tapi juga membuat dunia harus bersiap kehilangan vaksinnya.
Kondisi India yang babak belur di negaranya sendiri akan membuat dunia bertanya-tanya tentang pasokan vaksin dari negara tersebut.
Dapatkah India dianggap sebagai pemasok vaksin yang dapat diandalkan selama pandemi berikutnya?
Reputasi negara tersebut sebagai "apotek dunia berkembang" terpukul berkat pencurian vaksin dan kapasitas regulasi yang reot.
Siapa yang akan mempercayai negara yang memblokir ekspor vaksin berbayar di tengah pandemi?
Mungkinkah ada kejatuhan yang lebih buruk dari negara yang perdana menterinya sesumbar beberapa bulan lalu menyelamatkan negara berkembang lainnya? Semoga segera pulih India.
Vaksin dibutuhkan dunia. (intisari/Cr14/tribun-medan.com/kompas)
INGAT KONDISI India Mengerikan, Wali Kota Bobby Imbau Warga Medan tak Gelar Takbir Keliling