Konflik Israel Palestina

Wartawan Perempuan Youmna Al Sayed Banjir Pujian, Tetap Siaran Langsung di Tengah Ledakan Roket

Dari 119 korban, 31 di antaranya adalah anak-anak, dan lebih dari 830 orang lainnya mengalami luka-luka sejak serangan Israel

YouTube Guardian News
Jurnalis dari Al Jazeera, Youmna Al Sayed melakukan siaran langsung di Gaza, Palestina, di tengah serangan roket Israel, ditayangkan di YouTube Guardian News, Kamis (13/5/2021). (YouTube Guardian News) 

Sebagaimana disadur dariTribunWow.com, hal itu diketahui dari laporan Al Jazeera, Kamis (13/5/2021).

Laporan berjudul Gaza Jadi Saksi Idul Fitri Berdarah itu menyebutkan warga Palestina terbangun pada Kamis lalu untuk merayakan Idul Fitri di tengah bombardir yang tak kunjung usai dari Israel.

Pengeboman terus dilakukan terhadap Jalur Gaza hingga Kamis pagi sementara Israel meluncurkan serangan udara di sejumlah tempat.

"Sebagian besar Gaza terus waspada," kata warga setempat.

"Dari waktu ke waktu kami terus mendengar ledakan dan bangunan bergetar."

Seorang pria Israel memeriksa kondisi bangunan rumahnya setelah serangan roket dari Hamas di Jalur Gaza, di tengah Kota Petah Tikva, Israel, Kamis (13/5/2021).
Seorang pria Israel memeriksa kondisi bangunan rumahnya setelah serangan roket dari Hamas di Jalur Gaza, di tengah Kota Petah Tikva, Israel, Kamis (13/5/2021). (AFP/Gil Cohen-Magen)

Perdana Menteri Israel Benjamen Netanyahu menanggapi pertikaian itu dengan berbeda.

Dikutip dari The New York Times, ketike Netanyahu mengunjungi Kota Lod, ia menyebutkan kekerasan di sana muncul akibat para perusuh, sehingga Pasukan Pertahanan Israel harus mengambil tindakan.

Diketahui warga di kota Lod adalah campuran antara Arab dengan Yahudi.

Perusuh yang dimaksud Netanyahu adalah para pendemo yang berunjuk rasa di Masjid Al-Aqsa karena kediaman mereka akan digusur.

Sejak saat itu, Pasukan Pertahanan Israel terus ditambah hingga 7.000 orang.

"Tidak ada ancaman lebih besar dibandingkan pada perusuh ini, dan sangat penting untuk kembali menegakkan hukum di sini," tegas Netanyahu.

Netanyahu juga mengizinkan penggunaan meriam air dan penangkapan administratif untuk mengontrol para pendemo.

Aparat keamanan lalu mengetatkan sejumlah aturan, termasuk menerapkan jam malam mulai dari pukul 17.00 waktu setempat. 

(TribunWow.com/Anung/Brigitta)

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved