Kesaksian Guru yang Tersesat Bersama 6 Siswa di Hutan Sibolangit: Kami Kedinginan Sampai Menggigil

Yansen mengakui, sebagian dari mereka agak ragu setelah mendengar peringatan dari pemilik warung. Namun mereka memutuskan melanjutkan perjalanan.

TRIBUN MEDAN/HO
Petugas Basarnas Medan berfoto dengan tujuh orang pria yang tersesat di Hutan Sibolangit. Para wisatawan ditemukan Minggu (16/5/2021) pagi. 

Seorang murid menyarankan untuk memakai Google Maps mencari jalan keluar. Meskipun jaringan internet  tidak ada, tetapi ia dan enam muridnya berpatokkan pada arah panah yang ditunjukkan Google Maps. 

"Jadi dengan Google Maps yang offline kami menerka-nerka sajasampai kami menemukan jurang dengan sungai yang dalam. Lalu kami ikuti bantaran sungai itu, terus dapatlah pinggiran sungai dengan debit air yang rendah," katanya. 

Jadi, ia dan enam muridnya pun menyebrang sungai tersebut. Karena, dari petunjuk google maps, untuk jalan keluar harus menyeberangi sungai. Ketika, sampai di seberang sungai, mereka melintasi hutan untuk menemukan jalan keluar. Dalam perjalanan itu mereka sepakat untuk menjaga baterai handpone. 

"jadi dua handphone untuk flash penerangan jalan dan satu handphone untuk jaga-jaga baterai. Kemudian,  pukul 20.30 WIB kami memutuskan untuk istirahat di dalam hutan karena kondisi jalan yang tak memungkinkam untuk ditempuh," katanya. 

Sekitar pukul 21.15 WIB, ponsel mereka menangkap jaringan telepon dan langsung mencari bantuan.

"Jadi aku bilang, kami sedang tersesat di Hutan Sibolangit, jadi enggak pulang hari ini. Saya juga suruh murid-murid tersebut untuk hubungi orangtuanya," ujarnya. 

Saat menunggu pertolongan di hutan, mereka kehujanan selama sekitar satu jam. Ia dan muridnya kedinginan hingga menggigil.

Pukul 06.15 WIB , ia dan muridnya pun melanjutkan perjalanan hingga pakaian basah yang melekat pun mengering. Kemudian, pada pukul 08.00 WIB, ia mendengar suara teriakan. Ternyata, suara itu adalah suara salah satu personil Basarnas Medan

"Jadi teriakan woy kedua kalinya, kami sambut dengan teriakan woy dan kami bilang kami di sini. Lalu kami pun dievakuasi oleh Rescuer Basarnas Medan untuk keluar dari hutan itu. Setelah satu jam kami bisa keluar dari hutan tersebut," katanya. 

Yansen mengaku bersyukur dapat selamat bersama enam orang muridnya. 

"Saya berpesan, kalau bisa mendaki atau menyelusuri hutan harus memakai pemandu dan bekal yang cukup," pungkasnya. (cr22/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved