Viral Medsos

Viral Video Siswi SMP Setengah Telanjang Open BO dengan Tarif Rp 200 Ribu, Kini Diamankan Polisi

Dalam video berdurasi 6 detik yang beredar di media sosial, tampak terlihat perempuan itu dalam kondisi setengah bugil.

Editor: AbdiTumanggor
ISTIMEWA
Pasangan anak di bawah umur menjajakan diri melalui media sosial. 

"Keduanya, si pria dan wanitanya itu masih di bawah umur," ungkapnya.

Viral di Media Sosial

Sebelumnya diberitakan, warga Tasikmalaya, Jawa Barat, digegerkan dengan beredarnya sebuah video seorang remaja wanita yang menjajakkan dirinya.

Dalam video berdurasi 6 detik yang beredar di media sosial, tampak terlihat perempuan itu dalam kondisi setengah bugil.

Perempuan yang terlihat bersama seorang teman pria itu kemudian menawarkan jasa seks dengan dengan tarif Rp 200.000.

"Videonya diduga awalnya beredar di Tanjungjaya dan kemudian jadi menyebar," kata Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto.

Kata Ato, setelah ditelusuri ternyata pelaku dalam video mesum itu merupakan siswi sekolah menengah pertama (SMP).

"Anak perempuannya masih berstatus siswi kelas IX salah satu SMP," ujarnya kepada wartawan, Sabtu, (29/5/2021).

"Awalnya kami mendapati ada laporan dari penggiat pendidikan beredar video setengah bugil perempuan yang masih di bawah umur bersama teman prianya di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Setelah ditelusuri ternyata anak perempuannya masih berstatus siswi kelas IX salahsatu SMP. Dari tayangan video berdurasi 6 detik tersebut hanya pemeran perempuan berkata ' sini open BO 200' saja," jelas Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto kepada wartawan di Mako Polreskab Tasikmalaya, Sabtu (29/5/2021).

Setelah beredarnya video tersebut, Ato kemudian melaporkannya ke Unit Perlindungan Perempuan Anak (PPA) Satreskrim Polres Tasikmalaya.

Polisi yang mendapat laporan itu langsung bergerak cepat hingga berhasil mengamankan dua pelaku yang ada dalam video mesum tersebut.

Dengan kejadian ini, Ato berharap semua orangtua lebih mengawasi pemakaian gadget anak supaya hal serupa tak terulang kembali.

Hal ini, tentunya peran orangtua sangat vital dan diharapkan selalu memantau pergaulan anak dan tak terlalu diberikan kebebasan yang berlebihan.

"Ini tentunya peran orangtua sangat penting. Ini menjadi hal yang sangat penting menjadi perhatian kita semua supaya tak terjadi lagi hal serupa di kalangan anak-anak. Paling utamanya adalah perempuan," ujar Ato.

KPAID pun tentunya sangat berkonsentrasi dalam kasus ini karena berdampak luas terutama faktor pendidikan anak dan norma-norma selama ini.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved