Kasus Open BO
FAKTA Viral Gadis Remaja Open BO, Sehari 5 Kali Berhubungan Badan, KPAID Pulihkan Trauma Psikologis
Siswi SMP asal Tasikmalaya tersebut mengaku bisa berhubungan badan lima kali dengan pria berbeda dalam sepekan.
TRIBUN-MEDAN.com - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Tasikmalaya, Ato Rinanto, buka suara soal kasus video mesum yang diperankan siswi sekolah menengah pertama (SMP).
Ato menyebut siswi SMP tersebut sudah ketagihan seks karena terbiasa melihat film porno.
Bahkan, menurut Ato, siswi SMP tersebut mengaku bisa berhubungan badan lima kali dengan pria berbeda dalam sepekan.
"Sampai mengaku berhubungan suka sama suka dan sepekan bisa berhubungan badan dengan 5 pria berbeda-beda. Jadi bukan hanya pria dalam video yang viral itu."

Tawarkan Diri Seharga Rp 200 Ribu
Ato menduga terdapat lima pria dalam video setengah bugil siswi SMP itu.
Namun, dalam video berdurasi enam detik itu hanya merekam siswi perempuan dan seorang siswa menawarkan diri seharga Rp 200 ribu.
"Iya, hasil keterangan dari yang ada di rekaman video tersebut diduga berjumlah 5 orang bersama siswi SMP itu," ujar Ato.
"Namun, yang terekam hanya satu orang pria dan perempuannya."
Menurut Ato, kejadian ini juga disebabkan kelalaian orangtua mengawasi anaknya.
Karena itu, Ato lantas mengingatkan orangtua agar lebih peduli pada anak.
"Ini tentunya peran orangtua sangat penting. Ini menjadi hal yang sangat penting menjadi perhatian kita semua supaya tak terjadi lagi hal serupa di kalangan anak-anak. Paling utamanya adalah perempuan," sambungnya.
Pulihkan Trauma Psikologis
Ato menyatakan pihaknya menduga perbuatan mesum siswi SMP dan pria 17 tahun berinisial PM dilakukan atas dasar suka sama suka.
Ia pun tak menampik adanya dugaan prostitusi dalam kasus ini.
"Tapi saat kita coba tanya ke arah adakah unsur prostitusi, mereka tak terbuka. Namun, mereka justru melakukan hubungan badan mengakuinya atas dasar suka sama suka. Demikian hasil sementara pendalaman kami dari KPAID."
Ato menyebut KPAID akan terus berupaya memulihkan trauma dengan pendampingan psikologis pada kedua remaja dalam video mesum itu.