Kekerasan di Pesantren Darul Arafah
Santri Pesantren Darul Arafah yang Tewas Diduga Sering Dipukuli, Ini Keterangan Ayah Korban
Ayah santri Pesantren Darul Arafah yang anaknya tewas membeberkan sejumlah fakta soal kondisi korban selama belajar di pesantren
Penulis: Arjuna Bakkara | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN--Tri Wahyudi masih terpukul atas kepergian Furqan Wahyudi Alfatah.
Furqan merupakan santri Pesantrean Darul Arafah yang meninggal dunia karena dianiaya kakak seniornya.
Saat diwawancarai www.tribun-medan.com, Tri Wahyudi menyebut bahwa Furqan Wahyudi Alfatah adalah anak pertama dari empat bersaudara.
Selama ini, Wahyudi berharap Furqan bisa menjadi hafidz dan alim ulama.
Baca juga: Pemukulan Seorang Santri Berujung Maut, Polda Sumut: 2 Saksi Rekan Korban Sudah Dimintai Keterangan
Tapi kenyataan berkata lain. Anak pertamanya itu meninggal dunia pada Minggu (5/6/2021) kemarin.
"Kami berharap polisi dapat mengungkap kasus ini secara transparan," kata Wahyudi, Senin (7/6/2021).
Disinggung lebih lanjut mengenai sosok anaknya, Wahyudi mengatakan sang anak sebenarnya sudah lama minta keluar dari Pesantren Darul Arafah.
Menurut pengakuan Furqan Wahyudi Alfatah, dia tidak kerasan karena sering dipukul kakak seniornya.
"Sudah bosan dia. Cuma saya mikirnya, ya pesantren kan tempat pendidikan. Saya bujuklah dia biar tak usah cabut, lalu dia pun bertahan," kata Wahyudi.
Baca juga: Nyawa Santri Melayang di Pesantren Berlangsung Antara Jam Makan Malam Sebelum Tidur
Rencananya, Wahyudi akan memindahkan Furqan ke Mts atau setara SMP.
Namun nahas, belum lagi sempat dipindahkan, anaknya itu sudah meninggal dunia akibat ulah sesama siswa pesantren.
"Pihak yayasan harus berbesar hati, jangan ada yang ditutup-tutupi dan jangan ada yang ditambahi (dalam kasus ini)," kata Wahyudi.
Sejak anaknya dinyatakan meninggal dunia, Wahyudi sama sekali belum ada dihubungi pihak yayasan.
Baca juga: TERKUAK Kronologi Lengkap Santri Tewas Dianiaya Kakak Kelas, Ini Statemen Pimpinan Ponpes Darul
Bahkan, dia pun belum ada dikabari perkembangan penanganan kasus ini oleh polisi.
Wahyudi cuma berharap, hukum harus bisa ditegakkan.(jun/tribun-medan.com)