Daging Beku Meroket Capai Harga Rp 100 Ribuan, Pedagang Pusat Pasar Medan Belum Berani Stok

Pedagang daging di Pusat Pasar Medan mengeluhkan harga daging beku yang meroket tajam.

Tribun-medan.com/ Kartika Sari
Pedagang daging saat membungkus daging pesanan di Pusat Pasar Medan, Minggu (13/6/2021). (Tribun-medan.com/ Kartika Sari) 

Daging Beku Meroket Capai Harga Rp 100 Ribuan, Pedagang Pusat Pasar Medan Belum Berani Stok hingga Harga Stabil

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Pedagang daging di Pusat Pasar Medan mengeluhkan harga daging beku yang meroket tajam.

Sebelum harga yang melonjak ini, para pedagang daging sempat mengeluh stok daging beku kosong lantaran adanya hambatan pengiriman dari India.

Berdasarkan informasi dari pedagang daging, Agus, harga daging beku berada di posisi Rp 95 ribu-Rp100 ribu per kg.

Padahal, biasanya para pedagang menjual dengan harga sekitaran Rp 80 ribuan per kg.

Lantaran harga yang masih terbilang tinggi ini, Agus mengakui belum berani mengambil stok daging beku dan memilih untuk menjual daging segar beku seharga Rp125 ribu.

"Saat ini daging sudah mulai ada tapi masih mahal masih sekitaran Rp 95 ribuan kan biasanya di bawah Rp80 ribuan. Biasa terjangkau kami, ini belum bisa jadi masih pakai daging segar lokal," ungkap Agus, Minggu (13/6/2021).

Sebelumnya, Agus juga rajin menanyakan ketersediaan dan info harga daging saat ini dari Bulog dan PT yang ada di Sumut.

"Untuk sekarang masih belum berani ambil karena masih tinggi. Misalnya harga Rp 95 ribu kondisinya beku, susutnya nanti 2 kg. Terus nanti saya jual sama orang nanti Rp100 ribu, itu saya masih nombok, belum balik modal," tuturnya.

Terkait hal ini, Agus berharap agar pemerintah dapat segera menstabilkan harga daging beku di pasaran.

Meroketnya harga daging beku ini ternyata tak hanya membuat dilema para pedagang daging namun juga pemilik usaha yang menggunakan daging beku untuk menunya.

Di antaranya ada Singgih, pemilik kafe di daerah Tembung ini memiliki beberapa menu dengan memasukkan bahan dari daging beku.

Biasanya, Singgih dapat menghabiskan sekitar 2 kilogram per hari.

"Ada beberapa menu kita seperti nasi goreng daging, steak, bistik daging lada hitam ini kan kita sebelumnya pakai daging beku. Nah kalau ini harganya gak bisa nutupin biaya operasional kita," kata Singgih.

Untuk mengakali itu, Singgih memilih untuk tidak membeli daging untuk sementara waktu agar dapat menghemat biaya produksi.

"Gak dulu, soalnya di pasar sama Supermarket harganya masih diatas Rp90 ribuan. Untuk sementara kita tutup orderan menu yang pakai daging dulu sampai udah normal lagi, gitu sih mengakalinya," pungkas Singgih.

(Cr13/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved