PPDB di Sumut

DUGAAN Hasil PPDB Tahap Pertama Tak Transparan, Puluhan Orangtua Peserta Geruduk Disdik Sumut

Para orangtua siswa menilai pengumuman ini tak wajar lantaran di lain sisi, ada peserta yang lulus dengan nilai 89 yang lulus.

Tribun-medan.com/Kartika Sari
Suasana para orangtua yang menunggu penjelasan di Disdik Sumut, Kamis (17/6/2021). (Tribun-medan.com/Kartika Sari) 

Duga Hasil PPDB Tahap I Tak Transparan, Puluhan Orangtua Peserta Geruduk Disdik Sumut

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Polemik pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) kembali terjadi.

Setelah diumumkan pada Rabu (16/6/2021) pada pukul 23.00 malam, para orangtua kembali menggruduk kantor Dinas Pendidikan Sumut, Kamis (17/6/2021) siang.

Pantauan Tribun-medan.com, sejumlah orangtua turut mengeluhkan hasil PPDP tahap I yang dinilai tak adil.

"Saya datang ke sini untuk memastikan nilai. Anak saya nilainya 97,2 juara umum dan juara kelas. Anak saya les sana-sini, tapi dinyatakan tidak lulus," ungkap seorang orangtua siswa.

"Kami tadi dari dinas pendidikan Sumut disuruh ke SMAN 1 Medan, pas udah sampai disana disuruh balik ke Disdik Sumut. Seperti dibola-bola kami jadinya," lanjutnya.

Para orangtua siswa menilai pengumuman ini tak wajar lantaran di lain sisi, ada peserta yang lulus dengan nilai 89 yang lulus.

Selain itu, beberapa orangtua peserta yang datang lantaran tidak dapat mengakses pengumuman dan mendaftar jalur zonasi.

"Aneh sekali, saya gak tahu pengumuman tadi malam rupanya pas tadi pagi mau cek gak bisa-bisa, zonasi pun gak bisa mendaftar," Ida.

Kecurigaan hasil PPDB Tahap I juga dirasakan Endrico Sihombing, orangtua wali yang mempertanyakan transparansi dari Disdik Sumut yang menilai sejak awal data anaknya mengalami blank.

"Setelah menunggu tiga hari untuk pengumuman, tadi malam jam 11 malam keluarlah pengumuman. Disitu ada bacaan lulus dan tidak lulus. Saya pribadi heran, diakan tidak ujian kenapa ada bahasa lulus dan tidak lulus. Saya sebenarnya sudah feeling sejak pertama pendaftaran data anak saya itu blank di sistem," ujarnya.

"Kedua saya menduga adanya oknum yang mengoperasionalkan. Kalau dilihat prestasi anak saya nilainya 93,89. Tahun lalu SMAN 1 Medan menerima terendah 91,02. Jadi apakah mungkin dalam tempo setahun terjadi lonjakan nilai," ucap Endri.

(cr13/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved