Bantah Anak Buahnya Menganiaya, Ini Penjelasan Komandan Pangkalan TNI AL Tanjungbalai Asahan

"Pada waktu diserahkan ke Polres Asahan, adik dari Wahyudi tidak memar matanya. Kenapa saat konferensi jadi memar?" tanya Komandan Lanal TBA.

TRIBUN MEDAN/HO
Polisi Militer Pangkalan TNI AL Tanjungbalai Asahan cekcok dengan anak buah Wahyudi yang dilaporkan kerap berkonflik dengan petani sawit di Kecamatan Sungai Kepayang. 

TRIBUN-MEDAN.com, KISARAN - Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Tanjungbalai Asahan membantah tudingan bawahannya menganiaya anak buah Wahyudi yang dilaporkan kerap bentrok dengan petani kelapa sawit di Kecamatan Sungai Kepayang.

Komandan Pangkalan TNI AL TBA Letkol Laut (P) Robinson Hendrik Etwiory mengatakan, pihaknya menyerahkan anak buah Wahyudi ke Polres Asahan dalam kondisi baik tanpa kekerasan.

"Saya yakin penganiayaan itu tidak betul. Tidak berani kami prajurit Lanal TBA menganiaya anak buah wahyudi, walaupun dia mengancam dengan membawa senjata tajam," ujarnya, Jumat (18/6/2021).

Ia juga menunjukan beberapa bukti foto enam orang yang mereka amankan saat diserahkan ke Polres Asahan.

"Pada waktu diserahkan ke Polres Asahan, adik dari Wahyudi tidak memar matanya. Kenapa saat konferensi jadi memar?" tanyanya.

Menurut Robinson, pihaknya turun ke Sungai Kepayang karena adanya permintaan masyarakat yang takut memanen kelapa swait karena aksi premanisme yang dilakukan oleh anggota Wahyudi. 

Wahyudi menunjukan foto anak buahnya yang diduga dipukuli oleh anggota PM Lanal TBA di Kecamatan Sungai Kepayang, Selasa (15/6/2021).
Wahyudi menunjukan foto anak buahnya yang diduga dipukuli oleh anggota PM Lanal TBA di Kecamatan Sungai Kepayang, Selasa (15/6/2021). (TRIBUN MEDAN/ALIF AL QADRI HARAHAP)

"Kami turun dengan permintaan masyarakat karena takut aksi premanisme di lapangan saat panen sawit. Kenapa Wahyudi menyangkal itu?" ujar Danlanal.

Ia mengatakan, hatinya terketuk untuk membantu masyarakat karena sudah hampir tujuh tahun masyarakat tidak dapat merasakan panen dari pohon yang ditanaminya.

Saat cekcok dengan anak buah Wahyudi yang mengatasnamakan Kelompok Tani Mandiri, anggota Divisi Polisi Militer Lanal TBA, menyita senjata tajam serta alat hisap bong.

Komandan Pangkalan TNI AL Tanjungbalai Asahan Letkol Laut (P) Robinson Hendrik Etwiory.
Komandan Pangkalan TNI AL Tanjungbalai Asahan Letkol Laut (P) Robinson Hendrik Etwiory. (TRIBUN MEDAN/ALIF AL QADRI HARAHAP)

"Setelah kami turun kesana, memang ada aksi premanisme yang dilakukan oleh anggota Wahyudi dengan ditemukannya barang bukti berupa senjata tajam dan bong hisap narkoba di TKP, dan satu  orang terindikasi pemakai setelah tes urine," jelasnya.

Robinson juga membantah tudingan bahwa pihaknkya menahan anak buah Wahyudi .

"Mereka kami bawa ke pomal untuk tes urine, tidak kami tahan di sel, setelah itu lalu kami bawa ke polres asahan dengan empat alat bukti yang kuat," bantahnya.

Polisi dan Bupati Tutup Mata

Ketua Pospera Asahan Atong Sigalingging mengakui bahwa dirinya yang memang meminta Lanal TBA untuk membantunya dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Sebelumnya, ia menyurati kepolisian untuk membantu masyarakat agar aman saat memanen kelapa sawit. Namun, kepolisian setempat tidak menggubris. Ia pun menyurati dua instansi TNI.

"Saya sudah surati Polres, tapi enggak ada responnya. Karena semakin membabi buta, saya surati Kodim dan Lanal TBA. Akhirnya, Lanal TBA yang merespon dan membantu kami," ujarnya.

Ia mengaku, lahan yang diduduki oleh koperasi mandiri itu adalah tanah milik masyarakat. Sebab masyarakat selalu membayar pajak kepada negara.

"Ini semua bayar pajak. Bukti pajaknya juga lengkap. Suratnya juga lengkap. Tapi kenapa panen di tanahnya yang ditanami sawit ini di halangi preman?" ujar Atong via telepon.

Ia mengatakan, konflik ini terjadi setelah kelompok tani mandiri masuk dan ingin menguasai tanah milik mereka.

"Memang kami menanam enggak pakai modal? Pupuk enggak pakai? Tiba sudah siap panen, mereka masuk saja dan mengklaim bahwa itu punya mereka. Ini namanya maling teriak maling," ujarnya.

Ia berharap Pemerintah Kabupaten Asahan agar segera ikut menyelesaikan masalah tersebut.

"Saat sudah duduk di kursi nyaman, Bapak Bupati kami ini pura-pura budek kalau masyarakatnya minta tolong keadilan," pungkasnya. (cr2/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved