Dapat Beasiswa Sebesar Rp 575 Juta, Remaja 17 Tahun Ini Malah Menolak, Alasannya Bikin Terharu
Siswa berusia 17 tahun ini menerima beasiswa sebesar $40.000 atau setara Rp 575.000.000, tetapi ia menolaknya. Alasan ia menolaknya membuat semua ora
Penulis: Liska Rahayu | Editor: Liska Rahayu
lihat foto
TRIBUN-MEDAN.com – Siswa berusia 17 tahun ini menerima beasiswa sebesar $40.000 atau setara Rp 575.000.000, tetapi ia menolaknya.
Alasan ia menolaknya membuat semua orang merasa terharu.
Pada upacara kelulusan sekolah tanggal 5 Juni, Verda Tetteh dianugerahi paket beasiswa yang diimpikan banyak orang.
Namun, sekitar 10 menit setelah menerima beasiswa tersebut, Tetteh kembali ke podium, meminta maaf karena mengganggu upacara kelulusan dan mengumumkan bahwa beasiswa itu diserahkan kepada teman sekelasnya yang lain.
Remaja berusia 17 tahun itu mengatakan, “Saya sangat berterima kasih, tetapi saya rasa saya tidak terlalu membutuhkan beasiswa ini.”
Baca juga: UISU Beri Kemudahan Pembayaran SPP dan Beasiswa Hafidz Alquran
Baca juga: Dua Mahasiwa Dikeluarkan dari Universitas, Ketahuan Pelukan & Bikin Acara Lamaran di Kampus
“Saya akan senang jika dewan direksi mempertimbangkan untuk memberikan Beasiswa Unggulan Umum ini kepada seseorang yang lain yang akan ke community college.”
Setelah pengumuman tiba-tiba dari siswi tersebut, seluruh aula termasuk teman sekelas dan peserta upacara kelulusan berdiri dan bertepuk tangan untuknya.
Berbagi tentang keputusan itu, Tetteh mengatakan dia merasa sangat lega setelah menolak paket beasiswa itu.
“Ketika saya berdiri untuk berbicara, kata-kata itu keluar dengan sendirinya dan saya tahu saya melakukan hal yang benar,” katanya.
Robet Jokela, pengawas distrik sekolah Fitchburg memuji keputusan Tetteh.
“Ketika dia naik ke atas panggung, seolah-olah dia memiliki tempat itu. Semua orang mengerti itu. Apa yang dia lakukan benar-benar murah hati,” katanya.
Diketahui bahwa pada usia 8 tahun, Tetteh dan keluarganya meninggalkan Ghana ke Fitchburg.
Dulunya merupakan kota penggergajian kayu, pabrik kertas dan kapas yang ramai, Fitchburg mulai menurun pada abad ke-20 karena pemilik lokal menjual bisnis mereka kepada perusahaan nasional.
Dominasi industri kertas telah digantikan oleh perusahaan farmasi dan produsen lain.
Lebih dari 60 persen siswa di sekolah menengah diidentifikasi oleh Departemen Pendidikan Massachusetts sebagai “kurang beruntung secara ekonomi”.
Baca juga: Belasan Siswa Siluman Masuk Sekolah MTs Negeri Kota Binjai, Kepsek Tak Juga Masuk Kantor
Baca juga: SOSOK Nisya Marpaung, Duta Bahasa Sosial Media, Gemar Edukasi Penggunaan Bahasa dan Pendidikan Sex
