Meski Gampang Senyum, Kim Jong Un Ancam Hukuman Berat Bagi yang Ketahuan Buang Makanan

Buktinya saja, ia tak segan melayangkan hukuman berat bagi warga yang ketahuan membuang makanan meski secuil.

IST
Kim Jong Un senyum lihat anak-anak Korut makan - Meski Gampang Senyum, Kim Jong Un Ancam Hukuman Berat Bagi yang Ketahuan Buang Makanan 

TRIBUN-MEDAN.com -  Sosok Kim Jong Un memang seorang pemimpin yang gampang senyum ketika bertemu dengan para bocah Korea Utara.

Tapi di balik senyumnya, Kim Jong Un tetap saja seorang diktator yang kejam.

Buktinya saja, ia tak segan melayangkan hukuman berat bagi warga yang ketahuan membuang makanan meski secuil.

Kim Jong-Un dan istrinya Ri Sol-Ju bertemu dengan anak-anak di Rumah Sakit Umum Taesongsan di Pyongyang.
Kim Jong-Un dan istrinya Ri Sol-Ju bertemu dengan anak-anak di Rumah Sakit Umum Taesongsan di Pyongyang. (AFP via Getty images/mirror.co.uk)

Saat ini, Korea Utara kembali dilanda krisis pangan.

Sampai-sampai puluhan ribu ibu rumah tangga pun diperintahkan oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk bekerja di sawah.

Bisa jadi juga, Kim Jong Un bakalan memberi hukuman kewarganya yang masih menyisakan makanan.

Seperti yang pernah terjadi karena berbagai bencana alam di tahun 2020 lalu.

Seperti dilansir dari kompas.com (12/11/2020), keputusan itu dibuat oleh Partai Buruh Korea di tengah kesulitan Pyongyang memberi makan rakyatnya karena berbagai bencana alam.

Pemerintah, seperti arahan yang dikeluarkan partai, mengancam bakal memberi ‘hukuman yang kuat’ bagi siapa pun yang dianggap gagal melindungi ekonomi negara.

"Bentuk kegagalan melindungi kameradnya adalah menyisakan makanan dan membuangnya," demikian arahan yang dibuat Partai Buruh.

Tiga badai menghantam Korea Utara pada Agustus hingga September tahun 2020,  yang menyebabkan kerusakan pada sawah, hingga muncullan ancaman di atas.

Semakin membuat ekonomi Korea Utara menderita akibat bencana alami itu, apalagi setelah mereka dilanda sanksi internasional dan pandemi virus corona.

China, sekutu sekaligus negara tetangga ketika itu bergerak cepat dengan mendonasikan padi dan 550.000 ton pupuk untuk mengerek hasil sawah Pyongyang.

Kepada Radio Free Asia sebuah sumber internal Korut mengungkapkan bahwa komite pusat partai sudah memerintahkan warga agar ikut mencari solusi.

Tidak hanya itu, masyarakat juga mulai digalakkan dalam sistem penyimpanan makanan, ini bertujuan untuk melindungi sistem sosialis mereka.

"Perintah itu juga berisi peringatan bahwa pemerintah tak segan melakukan penindakan jika ada yang ketahuan membuang makanannya," kata si sumber.

Penurunan panen biji-bijian bakal menyulitkan pemerintahan Kim Jong Un dalam memberi makan rakyatnya, menurut sumber yang tinggal di Provinsi Hamgyong Utara itu.

Bahkan pemerintah sejak Januari 2020 sudah menghentikan segala kegiatan perdagangan karena virus corona, termasuk dengan ‘Negeri Panda’.

Masyarakat juga diminta oleh pemerinta Korea Utara untuk tidak menggelar perayaan Tahun Baru dengan banyak makanan, dan hanya menyediakan buah dan sayur.

Untuk tamu, hanya boleh makan mie. Sementara, kue beras atau roti dilarang disajikan.

Polisi berpatroli di jalan-jalan, menurut sumber dari Provinsi Ryangganag, untuk memastikan tidak ada orang yang membawa gandum atau beras.

"Harga-harga pangan naik di supermarket karena baik beras maupun gandum dilarang. Sehingga publik juga ikut terdampak," ujar si sumber dikutip Daily Mail Rabu (11/11/2020).

Pakar menyatakan bahwa pada Mei 2020, Pyongyang hanya bisa memanen setidaknya 860.000 ton bahan pangan, dari 5,5 juta ton yang dibutuhkan.

Di negara terisolasi semacam Korea Utara ini juga pernah mengalami kelaparan dan menderita sangat hebat pada tahun 1990-an, yang dikenal sebagai ‘The Arduous March’.

Pada tahun 1994 sampai 1998 terjadi krisis ekonomi, yang bermula karena Uni Soviet menarik diri, dan diperparah dengan banjir serta kekeringan.

Menurut perkiraan sekitar 3,5 juta orang dari total populasi Korea Utara yang mencapai 22 juta, tewas, dan puncaknya terjadi pada tahun 1997.  (Ardi Priyatno Utomo)

(*/ Tribun-Medan.com)

Sumber: Intisari Online

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved