Duo Preman Kampung 'Anggar Jago' Masuk Bui, Terekam Pungli Sopir Mobil Boks Bongkar Muat di Belawan

Dua preman kampung yang biasa 'anggar jago' memeras sopir mobil boks akhirnya masuk sel tahanan Mapolres Pelabuhan Belawan.

Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Randy P.F Hutagaol
Tribun-medan.com/Dedy Kurniawan
Dua preman kampung yang biasa anggar jago memeras sopir mobil box akhirnya masuk sel tahanan Mapolres Pelabuhan Belawan. Keduanya, Boy Santo Gultom (31) dan Riko Pardamean (35) yang dicokok petugas Sat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, Minggu (27/6/2021). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Dua preman kampung yang biasa 'anggar jago' memeras sopir mobil boks akhirnya masuk sel tahanan Mapolres Pelabuhan Belawan.

Keduanya, Boy Santo Gultom (31) dan Riko Pardamean (35) yang dicokok petugas Sat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan.

Aksi premanisme keduanya sempat direkam video oleh korban sedang memaksa dan mengancam untuk meminta uang.

Pungli mereka direkam saat sopir box melalukan bongkar muat minuman ke salah satu toko di Belawan.

Kasat Reskrim AKP I Kadek Hery Cahyadi pun akhirnya mengetahui aksi pungli yang viral di medua sosial.

Tak butuh waktu lama, dia dan tim langsung menindaklanjuti ke lapangan untuk menangkap kedua preman ini.

"Kita dapat informasi dari sopirnya yang menjadi korban. Dari keterangan korban, ada video sehingga mudah mengidentifikasi pelaku pungli. Keduanya ditangkap di lokasi berbeda," jelas Kadek, Minggu (27/6/2021).

Saat dicokok, Satreskrim Polres Pelabuhan Belawan menemukan uang tunai Rp 7000 hasil pungli.

Selain itu, diketahui modus pungli dengan adanya kwitansi pembayaran yang berstempel salah satu OKP.

"Kedua tersangka mengaku perbuatannya. Biasa mereka melakukan pungli terhadap mobil barang yang bongkar muat meminta uang Rp 2000 hingga Rp 10.000. Mereka biasa mengancam dan mengintimidasi korban," jelasnya.

Kasus pungli di wilayah hukum Polres Pelabuhan Belawan terbilang cukup marak.

Biasa pelaku memeras aktifitas truk atau mobil pikup yang melintas atau sedang bongkar muat.

Selain itu, pungli juga terjadi di beberapa persimpangan jalan, akses tol, dan pinggiran jalan dengan modus parkir.

Terutama di Marelan, pelaku pungli parkir liar terbilang sudah sangat meresahkan.

"Parkir-parkir di Marelan ini banyak kali tidak jelas. Kadang tidak belanja cuma berhenti depan warung, kedai, bengkel, atau toko ponsel, atau apotik dimintai mereka juga. Di atas motor pun berhenti diminta mereka. Kalau gak dikasih mau mencaci hingga mengintimidasi," kata warga Marelan.

(dyk/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved