PNS dan Satpam RSJ Prof. Ildrem Tantang Wartawan, Ombudsman: Kayak Orang Sakit Jiwa dan Narkobaan

Tak lama kemudian, satpam berbaju mirip polisi ikut-ikutan menantang. Satpam itu bernama Rahmad. Dia ikut-ikutan mengajak wartawan duel.

TRIBUN MEDAN/GOKLAS WISELY
Pegawai Rumah Sakit Jiwa Prof. Ildrem mencoba merampas ponsel jurnalis yang meliput, Selasa (29/6/2021). Pegawai itu juga menantang para jurnalis untuk duel. 9TRIBUN MEDAN/GOKLAS WISELY) 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara (Sumut) mengatakan PNS dan satpam RSJ Prof. Ildrem yang mengajak duel wartawan seperti orang gangguan jiwa dan mengonsumsi narkoba.

"Itu pegawai kok ada preman di RSJ Prof. Ildrem. Sudah kayak orang gangguan jiwa dan mengonsumsi narkoba itu," kata Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar kepada Tribun Medan, Selasa (29/6/2021).

Hak itu disampaikan setelah menonton video yang beredar terkait PNS dan Satpam RSJ Prof. Ildrem yang bertindak arogan.

"Dari video itu memang arogan sekali. Kayaknya bukan pegawai. Seharusnya dia beretika dan tidak mengajak berantam," sebutnya.

Dia mengaku sangat kecewa ada unsur pemerintah yang bertindak demikian. Menurutnya, pegawai yang bersikap seolah preman tidak pantas ditempatkan di bagian pelayanan.

Sebab, orang yang tempramental tidak bagus untuk melayani publik. Karena seharusnya pegawai memberikan pelayanan kepada masyarakat. Terlebih, RSJ Prof. Ildrem berada di bawah naungan pemerintahan provinsi Sumut.

"Untuk orang seperti itu harus ada sanksi agar tidak ditempatkan yang berhubungan dengan publik. Itu harusnya bersikap ramah, bertata krama, dan sopan santun. Bukan seperti yang di video itu," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, Pegawai Rumah Sakit Jiwa Prof Ildrem bertindak arogan tantang duel wartawan.

Pegawai bernama Wahyu Kaban itu bahkan merampas alat kerja awak media yang diundang peliputan vaksinasi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Mulanya, awak media bersiap-siap untuk pulang, dan mengambil gambar pendukung suasana gedung RSJ Prof Ildrem.

Tiba-tiba saja Wahyu Kaban datang menarik lengan fotografer Tribun Medan Riski Cahyadi.

Sontak, Riski bertanya apa maksud Wahyu Kaban.

"Kami diundang liputan. Tiba-tiba dia datang ingin merampas kamera saya dan mengajak berkelahi," kata Riski, Selasa (29/6/2021).

Saat Wahyu Kaban berusaha menyerang Riski, sejumlah jurnalis lain yang sama-sama ikut liputan berusaha melerai.

Namun, Wahyu Kaban makin beringas bak kesetanan.

"Maksud mu apa? Ayo kantor-kantor," kata Wahyu Kaban sambil menarik lengan Riski.

Melihat itu, rekan sesama jurnalis meminta Wahyu Kaban tidak bersikap arogan.

Bukannya malah tenang, Wahyu Kaban kembali menyerang Riski.

"Enggak usah kau liput-liput. Entah apa-apa kau liput-liput," katanya merampas selular milik Riski Cahyadi.

"Bapak jangan begitu. Masalah kecil jangan dibesarkan," kata fotografer Antara.

Lagi-lagi, Wahyu Kaban menantang duel.

Dia membusungkan dadanya ke arah fotografer Antara.

"Kau sor sama aku! Mau besar, besar, ayok lah. Ini nah, nama ku, nah, nah," katanya membusungkan dada sembari menantang.

Tak lama kemudian, satpam berbaju mirip polisi ikut-ikutan menantang.

Satpam itu bernama Rahmad.

Dia ikut-ikutan mengajak wartawan duel.

"Ayok lepas baju dinas kau. Ayok, ayok," kata Rahmad.

Rahmad kemudian berjalan menjauh untuk mencari tempat duel.

Karena tak ingin ribut, awak media bertahan di posisi semula.

Tak lama berselang, datang satpam berbaju biru.

Satpam itu meminta maaf karena temannya bernama Rahmad bersikap arogan dan menghalang-halangi kerja jurnalis.

(cr8/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved