ALIANSI Gerak Tutup TPL akan Undang Ephorus HKBP Pendeta Robinson Butarbutar Duduk Bersama Bahas TPL

Aliansi Gerakan Rakyat (Gerak) Tutup TPL masih terus berjuang menuntut pencabutan izin konsesi TPL di kawasan Danau Toba.

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/ MAURITS PARDOSI
Masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Gerak Tutup TPL sedang duduk bersama dengan Bupati Toba Poltak Sitorus pada Selasa (29/6/2021). Aliansi Gerak Tutup TPL suarakan pencabutan izin konsesi PT TPL. (TRIBUN MEDAN/ MAURITS PARDOSI) 

Aliansi Gerak Tutup TPL akan Undang Ephorus HKBP Pendeta Robinson Butarbutar Duduk Bersama Soal TPL

TRIBUN-MEDAN.com, TOBA - Aliansi Gerakan Rakyat (Gerak) Tutup TPL masih terus berjuang menuntut pencabutan izin konsesi TPL di kawasan Danau Toba.

Setelah berunjuk rasa di halaman Kantor Bupati Toba beberapa hari yang lalu, pihaknya berencana mengundang pimpinan gereja HKBP, Ephorus HKBP Pendeta Robinson Butarbutar duduk bersama.

Masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Gerak Tutup TPL sedang duduk bersama dengan Bupati Toba Poltak Sitorus pada Selasa (29/6/2021). Aliansi Gerak Tutup TPL suarakan pencabutan izin konsesi PT TPL. (TRIBUN MEDAN/ MAURITS PARDOSI)
Masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Gerak Tutup TPL sedang duduk bersama dengan Bupati Toba Poltak Sitorus pada Selasa (29/6/2021). Aliansi Gerak Tutup TPL suarakan pencabutan izin konsesi PT TPL. (TRIBUN MEDAN/ MAURITS PARDOSI) (TRIBUN MEDAN/ MAURITS PARDOSI)

Sekretaris Aliansi Gerak Tutup TPL Jhontoni Tarihoran mengantar langsung sepucuk surat undangan ke Kantor Pusat HKBP, Pearaja, Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara pada Kamis (2/7/2021) sore hari.

"Jadi, kita mengirimkan surat kepada Oppui Ephorus HKBP terkait dengan situasi terkini di Tano Batak karena sebagai gereja, saya juga kebetulan warga gereja memiliki tugas penting dalam situasi ini, yaitu penyelamatan Tano Batak, penyelamatan bumi," ujar Jhontoni Tarihoran saat dikonfirmasi pada Sabtu (3/7/2021).

Masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Gerak Tutup TPL sedang duduk bersama dengan Bupati Toba Poltak Sitorus pada Selasa (29/6/2021). Aliansi Gerak Tutup TPL suarakan pencabutan izin konsesi PT TPL. (TRIBUN MEDAN/ MAURITS PARDOSI)
Masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Gerak Tutup TPL sedang duduk bersama dengan Bupati Toba Poltak Sitorus pada Selasa (29/6/2021). Aliansi Gerak Tutup TPL suarakan pencabutan izin konsesi PT TPL. (TRIBUN MEDAN/ MAURITS PARDOSI) (TRIBUN MEDAN/ MAURITS PARDOSI)

"Maka kita bersurat kepada pimpinan gereja untuk boleh bersama-sama melakukan tugas-tugas gereja dalam penyelamatan bumi ini," sambungnya.

Dalam perbincangan yang mereka rencanakan, pihaknya akan mendiskusikan seputar pengrusakan lingkungan yang mereka duga ulah pihak PT Toba Pulp Lestari (TPL).

Ia yakin seiring dengan tugas gereja untuk penyelamatan lingkungan hidup akan sejalan dengan perjuangan mereka untuk menyuarakan pencabutan izin konsesi PT TPL.

"Kita meminta waktu dari pimpinan Gereja HKBP atau Oppui Ephorus untuk boleh duduk bersama terkait persoalan ini untuk bagaimana supaya kita bersama gereja, karena kita punya tugas yang sama, tanggung jawab yang sama dalam hal penyelamatan bumi ini," ungkapnya.

"Kita mau duduk bersama dan kemudian lakukan aksi-aksi bersama penyelamatan kawasan Danau Toba," sambungnya.

Ia menyebutkan bahwa puncak kekecewaan masyarakat Toba terhadap PT TPL adalah tragedi di Desa Natumingka, Kecamatan Borbor, Kabupaten Toba pada tanggal 18 Mei 2021 yang lalu.

"Ini kita mau duduk bersama dengan Oppui Ephorus HKBP untuk melihat situasi terkini Tano Batak yang pemicunya adalah kasus di Natumingka pada tanggal 18 Mei 2021 yang lalu, dimana ada masyarakat di sana yang dilukai dan hutan-hutan mereka dirusak," tuturnya

"Maka, saya berpikir sebagai gereja punya tugas juga untuk menyuarakan tegaknya keadilan dan kebenaran. Masyarakat Natumingka juga butuh dukungan sebab mereka adalah bagian dari gereja," saambungnya.

Dengan demikian, Aliansi Gerak Tutup TPL berharap kehadiran Ephorus HKBP Pendeta Robinson Butarbutar dalam diskusi yang telah mereka gagas.

"Karena kita tadi memasukkan surat tadi ke receptionist Kantor Pusat HKBP jadi kita belum tahu apa respon mereka. Tapi, yang pasti kita sudah mengirimkan surat dan secara resmi kita sudah mengirimkan surat tersebut," ungkapnya.

"Pertemuan yang kita inginkan dengan Ephorus adalah pada hari Senin (5/7/2021). Tapi, tentu saja penyesuaian waktu, kita harus menunggu konfirmasi dari pihak HKBP untuk boleh kapan waktunya Oppui Ephorus duduk bersama dengan kita," sambungnya.

Pihaknya juga akan menyurati para pimpinan gereja dan agama yang ada di kawasan Danau Toba terkait perjuangan mereka menyuarakan pencabutan izin konsesi PT TPL.

"Untuk pimpinan gereja yang lain tentu hal sama akan kita lakukan. Tetapi, yang pertama kita lakukan untuk pimpinan Gereja HKBP. Dan kita sangat berharap, pimpinan Gereja HKBP ini justru akan membangun komunikasi dengan pimpinan gereja yang lain yang ada di kawasan Danau Toba," pungkasnya.

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved