Pria Ini Marah Makanan Pesanannya Ditaruh Dekat Tong Sampah, Sikap Kurir Buat Netizen Berang
Seorang pria yang memesan makanan secara online marah setelah melihat barang pesanannya datang ke rumah.
Penulis: Liska Rahayu | Editor: Liska Rahayu
TRIBUN-MEDAN.com – Seorang pria yang memesan makanan secara online marah setelah melihat barang pesanannya datang ke rumah.
Bukan hanya karena pengirimannya yang lambat, namun juga karena cara si kurir menempatkan makanannya.
Saat ini, memesan barang secara online telah menjadi hal yang biasa.
Memesan barang melalui online memang efisien, tetapi ada juga kekurangannya.
Baca juga: Kurir Disabilitas Bersepeda Sejauh 3 Km Antar Makanan ke SPBU, Ternyata Ditipu, Pegawai Lakukan Ini
Baca juga: Kurir Paket Panik Sampai Panjat Pagar Gara-gara Digonggong Anjing saat Antar Barang
Seperti yang dialami seorang pria yang tinggal di Singapura ini.
Dia sangat marah dan frustrasi karena pesanannya datang sangat terlambat.
Makanan pesanannya baru datang lebih dari 2,5 jam. Bahkan pesanannya yang merupakan makanan itu malah ditaruh di dekat tempat sampah.
Berbagi di media Stomp, Alex, si pelanggan, mengatakan pada 4 Juli dia memiliki pekerjaan yang sibuk.

Jadi dia memutuskan untuk memesan makanan secara online.
Pesanan itu adalah 2 burger dan satu set kentang goreng.
Namun, setelah itu, Alex menerima penundaan pengiriman beberapa kali tanpa permintaan maaf atau penjelasan apa pun.
“Saya memesan makanan pada jam 12 siang dan memperkirakan akan tiba pada pukul 1 siang. Tetapi pada jam 1 siang, saya masih belum melihat makanan saya dikirim.” Katanya.
Jadi dia menghubungi layanan untuk pelanggan.
Baca juga: Cara Kurir Ini Sembunyikan Barang dari Suami Pelanggan Bikin Kagum, Fakta di Baliknya Buat Ngakak
Baca juga: VIRAL, Ada Lagi! Pria Belanja Online Kembalikan Barang COD ke Kurir, Sudah Buka Paket Tak Mau Bayar
Sebagai pelanggan, perusahaan kemudian mengembalikan uangnya sebesar 4 dolar Singapura atau setara dengan Rp 43 ribu.
Mereka juga mengatakan bahwa makanan akan tiba pukul 13.30. Namun makanan itu tidak juga tiba pada pukul yang telah disebutkan.
Alex kemudian menghubungi lagi layanan pelanggan dan diberitahu bahwa pada pukul 14.45 makanan akan tiba.
Dia memesan makanan untuk makan siang. Namun makanan itu malah datang pada sore hari.
Hal ini membuat Alex merasa bingung dan frustrasi.

Apalagi dia harus keluar dan tidak sabar menunggu si pengirim makanan untuk mengantar makanannya ke rumah.
“Saya jelaskan kepada mereka bahwa saya harus keluar jam 14.20. Saya langsung menghubungi pengirimnya, tetapi dai mengatakan aplikasi pemesanan makanan masih meminta untuk mengantarkan makanan itu.”
Alex pun pergi dan diberitahu bahwa makanannya sudah diantar pada pukul 14.30
Sepulang kerja, Alex kaget melihat makanannya tergeletak di tanah, tepatnya di samping tempat sampah.
Selain itu, fakta bahwa dia tidak menerima penjelasan apa pun dari toko makanan atau pun pihak pengiriman membuatnya semakin marah.
Baca juga: JOSE Mourinho Tukangi AS Roma, Mulai Bersih-bersih Skuat, 8 Pemain Siap-siap Angkat Kaki
Baca juga: Camat Medan Selayang Akui Pesta Pernikahan Anak Pejabat di Jambur Namaken Kangkangi Aturan Bobby
Alex mengatakan, dirinya memberitahu pengirim bahwa dia tidak di rumah.
Si pengirim malah meletakkan makanannya di tanah.
“Sudah hampir 3 jam setelah saya memesan makanan, hari itu saya sangat lelah karena saya belum makan sarapan. Saya harus menjaga anak saya, jadi saya tidak bisa berbuat banyak.” Katanya.
“Jadi saya memesan makanan. Tapi pada akhirnya, saya tidak makan karena saya tidak punya waktu untuk memesan hidangan baru.” Ujarnya.
Alex mengaku sudah menghubungi pihak pengiriman berkali-kali, tetapi staf mereka tidak memberikan jawaban yang pasti kenapa makanannya diantar terlalu lama.

Beberapa hari setelah itu, Alex menerima telepon dari perusahaan pengiriman itu.
Perusahaan mengatakan mereka akan mengembalikan uang Alex secara penuh.
Namun mereka sama sekali tidak menjelaskan mengapa makanan itu ditaruh di tanah.
Kisah yang dialami Alex ini membuat berang banyak orang.
Banyak yang berpikir bahwa penanganan dan perilaku perusahaan pengirim dan si kurir terlalu buruk dan perlu diubah.
(yui/tribun-medan.com)