Ambisi Kuasai Harta Karun Rp 50 Kuadriliun dari Laut China Selatan, China Bangun Senjata Super Besar

China Bangun Kapal Induk Terbesar untuk Menguasai Laut China Selatan. Diperkirakan perdagangan global senilai Rp 50 kuadriliun di Laut China Selatan

Penulis: AbdiTumanggor | Editor: AbdiTumanggor
Daily Star
China tertangkap satelit tengah membangun kapal Induk Besar untuk menguasai Laut China Selatan. 

China Bangun Kapal Induk Terbesar untuk Menguasai Laut China Selatan. Diperkirakan perdagangan global senilai Rp 50 kuadriliun melewati Laut China Selatan setiap tahunnya, terhitung sekitar sepertiga dari semua perdagangan maritim global.

Dikutip dari laman kamus internasional Merriam Webester, 1 kuadriliun setara dengan angka 1 diikuti dengan angka 0 berjumlah 15. Dengan kata lain, 1 kuardriliun adalah 1.000.000.000.000.000 alias Rp 1.000 triliun. Sehingga angka Rp 50 kuadriliun berarti sama dengan Rp 50.000 triliun.

TRIBUN-MEDAN.COM - Gambar-gambar yang mengejutkan telah memperlihatkan kapal induk terbesar China yang pernah ada.

Ini menunjukkan upaya Beijing untuk menjadi negara adidaya terkemuka di dunia.

Dilansir dari Daily Star, Jumat (9/7/2021), citra satelit menunjukkan kapal seberat 90.000 ton mulai terbentuk di galangan kapal Shanghai yang menyamai kapal induk terbesar di Angkatan Laut AS.

Padahal sebelum 2012, China tidak memiliki kapal induk.

Kapal induk terbesar China
Daily Star

Kapal induk terbesar China yang dilengkapi dengan persenjataan canggih untuk menguasai maritim Laut China Selatan.

Tetapi kapal yang sedang dibangun - bernama Type 003 - akan menjadi kapal induk ketiga China dan bagian dari upaya untuk memodernisasi dan memperluas militernya di bawah rencana lima tahun.

Negara Komunis itu memperluas militernya untuk menyamai AS, dan ingin menjadi lebih kuat daripada Amerika pada tahun 2049.

Citra satelit komersial baru dari Kompsat membuat para ahli menganalisis ukuran dan tata letaknya.

Navy News melaporkan kapal itu memiliki lebar 7 meter dan panjang 320 meter, hanya 13 meter lebih pendek dari kapal Kelas Ford Amerika.

Ia memiliki tiga ketapel untuk meluncurkan pesawat tempurnya yang diyakini sebagai pesawat tempur siluman baru FC-31.

Dan overhang besar menunjukkan bahwa dek penerbangan supercarrier berada di tempatnya sementara garis lambung kapal yang seperti peluru dapat dilihat.

Kapal ini tampaknya memiliki dua elevator pesawat besar yang dipasang di samping sisi kanan dan foto-foto menunjukkan bahwa itu akan dilengkapi dengan ketapel, yang dengannya sejumlah besar pesawat tempur dapat diayunkan ke udara.

Media pemerintah China melaporkan ketapel ini sebagai perangkat elektromagnetik canggih di liga yang sama dengan USS Ford dengan dua di haluan dan satu di bagian kiri.

Kapal induk terbesar China
Daily Star
Kapal induk terbesar China dilengkapi dengan persenjataan besar untuk menguasai Laut China Selatan.

Pekerjaan dimulai di tengah banyak spekulasi pada tahun 2018.

Sejak itu, para analis dan penggemar 'open source' internet telah membanjiri setiap foto satelit baru dan menyisir media sosial untuk mencari petunjuk baru.

Dan mereka membuktikan kapal itu berada di jalur yang akan diluncurkan tahun depan, dengan kemungkinan tanggal operasional paling cepat 2024.

Ini semua terjadi di tengah ketegangan yang sedang berlangsung antara China dan Barat atas kendali atas Laut China Selatan serta tindakan keras China terhadap hak asasi manusia di Hong Kong dan penanganannya terhadap tahap awal pandemi virus corona.

Negara-negara termasuk China, Taiwan, Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam membuat klaim atas bagian-bagian Laut Cina Selatan, dengan berbagai negara lain ingin mempertahankan akses ke jalur pelayaran di wilayah tersebut.

Dikutip dari Intisari, diperkirakan perdagangan global senilai Rp 50 kuadriliun melewati Laut China Selatan setiap tahun, terhitung sekitar sepertiga dari semua perdagangan maritim global.

Dikutip dari laman kamus internasional Merriam Webester, 1 kuadriliun setara dengan angka 1 diikuti dengan angka 0 berjumlah 15. Dengan kata lain, 1 kuardriliun adalah 1.000.000.000.000.000 alias Rp 1.000 triliun. Sehingga angka Rp 50 kuadriliun berarti sama dengan Rp 50.000 triliun.

Kapal induk pertama China CV 16 Liaoning
Kapal induk pertama China CV 16 Liaoning (twitter)
Kapal induk CV 17 Shandong
Kapal induk kedua China CV 17 Shandong (twitter)

China Miliki Dua Kapal Induk, Sementara AS Miliki 11 Kapal Induk

Dilansir Taiwan News yang dilansir dari media spesialis militer Xia Bing Xie Jiang melaporkan, seorang pensiunan jenderal Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, Mayor Jenderal Luo Yuan, mengatakan meskipun militer Beijing telah membuat langkah besar belakangan ini, namun jalan masih panjang untuk mengejar ketertinggalan dengan Amerika Serikat (AS) dan Rusia.

Hal itu dikatakannya jika menilik soal perbandingan jumlah senjata nuklir dan kapal induk. Namun, menurut Luo, baik AS maupun Rusia memiliki keuntungan karena memulai pengembangan militer mereka lebih awal, yang membuat mereka sangat berpengalaman. Sifat seperti itu tidak dimiliki China.

Ia mecontohkan soal kapal induk, bahwa ketika kapal induk AS dan Rusia sudah berlayar di laut, China saat itu bahkan tidak memiliki rencana untuk membangunnya.

Dalam hal senjata nuklir, dia mengatakan jumlah hulu ledak nuklir yang disimpan China jauh lebih sedikit daripada yang dimiliki AS atau Rusia.

Berkenaan dengan kekuatan Angkatan Laut, sambung Luo, AS memiliki 11 kapal induk, sementara China baru hanya memiliki dua. Dia juga mengkritik China yang memiliki lebih sedikit kapal selam nuklir daripada Rusia.

Lebih lanjut, Luo membahas kekuatan udara. Menurutnya, China memiliki sedikit pesawat tempur canggih dan belum mengembangkan jenis pesawat penting tertentu. Satu-satunya hal di mana China dapat dibandingkan dengan dua negara itu adalah dalam hal jumlah personel militer.

Mantan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley pernah mengatakan di Twitter pada 12 Desember 2020; “Kebutuhan akan Angkatan Laut terbesar dan terbaik dunia sudah jelas: China sudah memiliki Angkatan Laut yang lebih besar daripada AS. Meskipun tidak terlalu maju, Beijing berinvestasi besar-besaran. Amerika dapat dan harus berada di depan musuh kita dalam hal kekuatan militer karena itulah kunci perdamaian."

Berdasarkan data dari US Office of Naval Intelligence (ONI), lima tahun lalu China hanya memiliki 255 kapal perang angkatan laut, namun di akhir tahun 2020 angka ini bertambah secara signifikan mencapai 360 buah kapal.

Melihat angka tersebut China diprediksi juga akan memiliki kapal perang angkatan laut berjumlah 400 buah kapal pada 2025 mendatang.

Dengan demikian, hanya dalam satu dekade China dapat menjadi negara dengan komando angkatan laut terbesar di dunia.

Jadi, jumlah angkatan laut China diprediksi akan melampaui kekuatan angkatan laut Amerika Serikat. Jika dilihat sejak 2015 silam, China memang telah membangun kekuatan militer angkatan laut mereka secara besar-besaran.

China saat ini tengah membangun kekuatan militernya dengan menambah jumlah kapal selam, kapal induk, jet tempur, kapal amfibi, misil nuklir balistik, serta kapal pemecah es yang memiliki kekuatan yang mengerikan.

Sejumlah kekuatan militer tersebut diprediksi akan memiliki kekuatan yang sama dengan Amerika Serikat, bahkan bisa jadi lebih kuat.

Meski demikian, perkembangan kemampuan militer angkatan laut Amerika Serikat saat ini masih belum bisa diprediksi, karena bagaimanapun dari sisi jumlah personel, Angkatan Laut milik negeri paman sam masih jauh lebih besar.

Saat ini jumlah personel angkatan laut milik AS berjumlah 330.000 personil, jauh lebih banyak dibanding China yang memiliki 250 personel aktif.

Peralatan militer AS juga masih unggul dari berbagai hal, seperti memiliki kapal bersenjata yang lebih besar dan lebih berat, seperti kapal penjelajah berpeluru kendali yang memiliki kemampuan lebih unggul dari kapal milik China. Amerika Juga memiliki 9000 sel rudal peluncuran vertikal dimana China hanya memiliki 8000 buah.

Menurut Nick Child, seorang analis pertahanan, Amerika masih lebih unggul karena memiliki 50 buah kapal selam yang memiliki kekuatan nuklir yang memiliki daya jangkau serta daya tahan yang signifikan.

Sedangkan saat ini China memiliki 62 kapal selam, namun hanya tujuh yang memiliki kekuatan nuklir. Namun, menurut Nick, keunggulan yang dimiliki oleh China terletak pada patroli dan kemampuan menyisir kawasan.

Banyaknya kapal kecil yang dimiliki oleh China, serta jumlah milisi maritim yang ada bisa mengganggu ketentraman Washington yang saat ini tengah bergelut dengan masalah Pandemi Covid-19. Bahkan, China yang berencana menaikkan anggaran militernya menjadi 6,8 persen bisa membuat Amerika Serikat semakin kebakaran jenggot.

Tiga kapal induk Amerika:  USS Ronald Reagan (CVN-76), USS Nimitz (CVN-68), dan USS Theodore Roosevelt (CVN-71) dalam satu formasi
Tiga kapal induk Amerika: USS Ronald Reagan (CVN-76), USS Nimitz (CVN-68), dan USS Theodore Roosevelt (CVN-71) dalam satu formasi Menuju Laut China Selatan (warzone)
Kapal Induk USS Theodore Roosevelt dan kapal pengawalnya bertolak ke Laut China Selatan
Kapal Induk AS USS Theodore Roosevelt dan kapal pengawalnya bertolak ke Laut China Selatan (us navy)

Bagaimana dengan Indonesia?

Dikutip dari Kompas.com, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang dipimpin Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tengah mengusulkan proposal dana APBN untuk pemenuhan alat pendukung pertahanan Indonesia.

Hal itu tertuang dalam rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia Tahun 2020-2024 (Alpalhankam).

Dalam Pasal 2 ayat (1) disebutkan menteri menyusun perencanaan kebutuhan (Renbut) Alpalhankam Kemhan dan TNI untuk 5 (lima) Renstra Tahun 2020-2044 yang pelaksanaannya akan dimulai pada Renstra 2020-2024 dan membutuhkan Renstra Jamak dalam pembiayaan dan pengadaannya.

Dalam Pasal 3 ayat 1 disebutkan bahwa Renbut Alpalhankam Kemhan/TNI seperti yang diatur dalam Pasal 2 ayat 1 sejumlah 124.995.000.000 dolar AS.

Dana untuk pemenuhan peremajaan alutsista negara itu setara dengan Rp 1,7 kuadriliun.

Kuadriliun sendiri merupakan istilah jumlah nominal nol untuk memudahkan penyebutan. Jumlah kuadriliun adalah nominal yang sangat fantastis. Sehingga perlu istilah untuk memudahkan mengucapkannya, terutama dalam perhitungan mata uang dunia seperti dollar AS atau Euro.

Sehingga angka Rp 1,7 kuadriliun berarti sama dengan Rp 1.700 triliun.

Namun, nominal tersebut telah dibantah oleh Direktur Jenderal Strategis Kemenhan Rodon Pedrason.

"Jumlah anggaran untuk alutsista itu rahasia negara, tetapi angka yang disebutkan Rp 1,750 kuadriliun itu bukan itu," kata Rodon, dikutip dari Kompas.id.

Berdasarkan Pasal 6 Ayat (1) Rancangan Perpres tersebut menyebutkan bahwa pemenuhan rencana kebutuhan pengadaan Alpalhankam bisa menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) melalui utang asing.

"Pendanaan untuk membiayai pengadaan Alpalhankam Kemhan dan TNI dalam Renbut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) dibebankan pada anggaran dan pendapatan negara melalui anggaran pinjaman luar negeri," demikian bunyi Pasal 6 Ayat (1) dalam Rancangan Perpres tersebut.

Sementara itu dikutip dari Antara, Rincian dari anggaran tersebut dijelaskan dalam Pasal 3 ayat 2 yaitu:

a. Untuk akuisisi Alpalhankam sebesar 79.099.625.314 dolar AS

b. Untuk pembayaran bunga tetap selama lima Renstra sebesar 13.390.000.000 dolar AS

c. Untuk dana kontijensi serta pemeliharaan dan perawatan Alpalhankam sebesar 32.505.274.686 dolar AS.

Pasal 3 ayat 3 dijelaskan bahwa dari kebutuhan anggaran senilai 124.995.000.000 dolar AS, telah teralokasi sejumlah 20.747.882.720 dolar AS pada Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah Khusus Tahun 2020-2024.

Pasal 3 ayat 4 dijelaskan selisih dari Renbut sejumlah 104.247.117.280 dolar AS yang akan dipenuhi pada Renstra Tahun 2020-2024.

(*/Tribun-medan.com/ Intisari/ Kompas.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved