Kepala KKP I Medan Angkat Bicara Soal Warga Yang Meninggal Usai Vaksin, Pri Agung: Saya Cek Dulu

Setelah dipasang ventilator, kondisi Irwin makin memburuk hingga akhirnya mengembuskan nafas pada hari Rabu tanggal 21 Juli 2021. 

HO
Mahasiswa Politeknik Pariwisata Medan Irwin Perdana Nasution (21) yang meninggal setelah divaksin bersama ibunya Rahma Dewi 

Dimana saat berangkat Dewi menyebutkan anaknya tersebut dalam keadaan sehat walawiat tanpa sakit gejala apapun.

"Awalnya di tanggal 5 Juli anak saya pergi vaksin bersama adiknya, omnya, sepupunya dan tantenya. Waktu dari rumah anak dalam keadaan sehat, tanpa ada keluhan sakit segala macamlah," bebernya, Jumat (23/7/2021) di rumahnya di Jalan Karya Setia, Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat.

Ia menyebutkan sepulang dari vaksin, anaknya langsung demam tinggi hingga tak sembuh-sembuh meski telah diberikan obat selama berhari-hari. 

"Pulang dari vaksin, malamnya demam tinggi. Saya pikir karena reaksi obat, jadi dikasih obat demam. Ternyata enggak turun panasnya. Keesokan harinya dikasih juga obat dan kebetulan opanya (kakek) dokter. Opanya mengecek kondisi cucunya dan memberikan obat dan ternyata juga tidak sembuh," tuturnya. 

Baca juga: INILAH Lokasi Pengisian Oksigen di Kota Medan dan Daftar Harganya

Kemudian, setelah beberapa hari kondisi Irwin makin parah hingga hilang indra penciuman dan perasa. 

"Setelah itu kelang beberapa hari, anak itu hilang indra penciuman dan indra perasa. Dan mertua menggantikan obat. Tidak sembuh juga hanya yang berkurang batuk," jelasnya. 

Hingga, akhirnya dirinya memutuskan untuk melakukan swab antigen dan PCR di Rumah Sakit Imelda Medan. 

"Hari selanjutnya, saya berkonsultasi dengan sepupu untuk dibawa ke RS Imelda disarankan supaya diswab antigen dulu. Untuk memastikan apakah penyakit biasa atau Covid19. Jadi setelah saya disana, awalnya saya bilang saya takut untuk membawa ke rumah sakit.

Walapun cuma swab, saya takut itu nanti ditahan dan diisolasi. Sepupu saya meyakinkan bahwa hanya diperiksa, dan apabila hasilnya positif bisa diisolasi di rumah," bebernya. 

Ia melakukan swab pertama pada hari Sabtu tanggal 10 Juli 2021 hingga akhirnya keluar positif.

Pada saat itu juga Irwin telah mengeluhkan sesak di dadanya. 

"Kami kesana di hari Sabtu, dan diperiksa, diswab, hasilnya positif. Kemudian dirontgen segalanya, udah gitu di PCR pertama. Waktu di PCR Pertama diswab anak saya diberikan oksigen karena anak saya sedikit sesak. Alhamdulillah saat itu berkurang sesaknya. Kami pun pulang," bebernya.

Lalu pada Minggu, 11 Juli 2021, ia kembali membawa anaknya swab dan saat pulang swab kondisinya semakin parah hingga harus dilarikan untuk diisolasi. 

Baca juga: MENGEJUTKAN Maladministrasi TWK KPK, Alasan Dewas KPK Ogah Campuri Temuan Ombudsman

"Lalu di hari Minggu juga di PCR kembali. Di PCR keduanya posisi anak sudah mulai sesak lagi dan saya minta diberikan oksigen tapi enggak nginap. 

Setelah pulang dari PCR kedua kami pulang, baru sorenya menjelang pukul 4 sore tiba-tiba sesak mendadak. Kemudian kami larikan ke RS Imelda, sesampainya disana disarankan agar segera diisolasi," tuturnya. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved