Kepala KKP I Medan Angkat Bicara Soal Warga Yang Meninggal Usai Vaksin, Pri Agung: Saya Cek Dulu

Setelah dipasang ventilator, kondisi Irwin makin memburuk hingga akhirnya mengembuskan nafas pada hari Rabu tanggal 21 Juli 2021. 

HO
Mahasiswa Politeknik Pariwisata Medan Irwin Perdana Nasution (21) yang meninggal setelah divaksin bersama ibunya Rahma Dewi 

Dewi akhirnya menyetujui anaknya untuk diisolasi melihat kondisinya yang semakin parah. 

"Kami isolasikan anak kami menandatangani persyaratan isolasinya gimana, sampailah berita kalau seandainya pasien meninggal syaratnya begini saya tandatangani. Lalu di hari Minggu itu tanggal 11 Juni anak saya diisolasi," bebernya dengan meneteskan air mata berulang kali.

Pada awal diisolasi anaknya masih dalam kondisi terkontrol, hingga akhirnya pada hari kelima, anaknya sudah semakin memburuk hingga harus menggunakan ventilator. 

"Lalu di hari kelima sampai hari ke delapan itu anak saya pakai bantuan oksigen saja. Ini sudah pakai ventilator dan posisinya tidur duduk sangat menghawatirkan," jelasnya. 

Setelah dipasang ventilator, kondisi Irwin makin memburuk hingga akhirnya mengembuskan nafas pada hari Rabu tanggal 21 Juli 2021. 

Baca juga: Sudah Punya Istri Lebih Muda 16 Tahun dari Dirinya, Aldi Taher: Dicari Janda Kaya untuk Saya Nikahi

"Setelah itu kondisi makin menurun naik turun, naik turun kadang bagus kadang enggak. Saya nanyak juga kata dokter begitulah itu terus terakhir kalinya. Di hari Rabunya saya chatingan sama anak saya. Anak saya bilang sebentar ya mak abang mau pakai oksigen dua ini mak, anak saya bilang saturasi abang turun mak.

Terus saya tanya dari berapa ke berapa saturasinya. Saturasinya turun di 81 dan setelah makai oksigen dua dia naik rasinya menjadi 86. Saya lemas mendengarnya panik. Saya langsung ke rumah sakit," jelasnya. 

"Kondisi anak saya dan ternyata sampai sore harinya tiba-tiba ngedrop saturasinya turun sampai akhirnya anak saya meninggal," tambahnya. 

Dewi juga menjelaskan bahwa keluarganya yang lain yaitu paman korban bernama Irfan Rasyid Nasution juga dalam kondisi koma pascadivaksin di tempat yang sama. 

"Om nya juga setelah di vaksin sama gejalanya seperti anak saya. Masih di ruang ICU kalau," jelasnya. 

Ia menjelaskan bahwa anaknya ngebet untuk vaksin karena kampusnya Politeknik Pariwisata Medan yang mengharuskan mahasiswanya memiliki sertifikat vaksin agar bisa mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL).

"Kalau tahu seperti ini kami tidak akan menyuruh anak saya untuk vaksin," cetusnya.

Dewi yang sudah ditinggalkan suami dan hanya memiliki satu anak berharap agar pemerintah memperhatikan keluarganya terutama kematian anaknya pascadivaksin ini. 

Baca juga: Kasus Positif Covid-19 di Simalungun Capai Ratusan Orang, Lima Kecamatan Masuk Zona Merah

"Saya berharap supaya pemerintah memberikan perhatian kepada kematian anak kami, karena sebelumnya anak kami ini sehat dan tidak ada gejala penyakit apapun.

Namun setelah divaksin malah menjadi seperti ini, anak saya semakin parah mulai dari demam hingga sesak seperti ini.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved