Pegadaian Diserbu Nasabah, Gadai Barang Meningkat 10 Persen
Satu bulan masa pembayaran tapi bisa diperpanjang dengan bayar bunga 10 persen dari dana pinjaman di tanggal jatuh tempo
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Semasa PPKM darurat, ternyata mulai banyak yang menggadaikan barang berharga. Berdasarkan keterangan dari Gadai Swasta PT Gadai Senyum Sukacita, Jalan HM Yamin, Medan, gadai barang meningkat hingga 10 persen dibanding sebelum adanya PPKM darurat.
"Kalau dibanding minggu lalu ada meningkat 10 persen, cuma tiap hari bergerak terus kadang naik kadang turun, kalau hari ini kita belum ada penggadai," ungkap Customer Service, Maryam, Sabtu (24/7/2021).
Dikatakan Maryam, barang yang paling banyak digadai itu berupa barang elektronik seperti handphone ataupun laptop.
Baca juga: Penyanyi Terkenal Ini Dulu Gila Judi, Terlilit Utang Ratusan Juta, hingga Tega Gadai KTP Orangtuanya
"Paling dominan itu laptop dan handphone dan yang banyak itu masyarakat yang sudah berumahtangga dan juga lajang yang mungkin butuh uang kuliah atau kos tapi kalau anak sekolah jarang," ujarnya.
Terkait barang yang digadaikan, Maryam menuturkan bahwa tidak semua barang dapat diterima gadai.
"Kita tidak bisa terima jika barang yang digadai tak sesuai dengan identitas walau itu punya saudaranya karena kita diawasi oleh OJK. Kalau untuk anak sekolah wajib didampingi orangtua ," kata Maryam.
Maryam menuturkan jika proses peminjaman tak perlu waktu lama hanya sekitar 2 menit usai mengisi identitas. Ditambahkannya, batas pelunasan dalam waktu 30 hari dengan bunga 10 persen yang sudah dipotong di awal.
"Satu bulan masa pembayaran tapi bisa diperpanjang dengan bayar bunga 10 persen dari dana pinjaman di tanggal jatuh tempo dan bisa empat kali perpanjangan," ucapnya.
Penjualan Emas Lesu
Di pihak lain, penjualan perhiasan emas kian lesuh. Pantauan Tribun Medan, Sabtu (24/7) beberapa gerai toko emas di Pasar Sukaramai memilih untuk tutup semasa PPKM darurat ini.
Pemilik toko emas perhiasan Zahara, Dedi mengungkapkan bahwa semasa PPKM Darurat ini, penjualan emas cenderung mengalami penurunan.
Namun, hal tersebut berbanding terbalik dengan pembelian kembali (buyback) dari masyarakat yang kemungkinan sudah kekurangan uang.
"Berpengaruh penurunan pasti ada. Cuma kan tidak terlalu berpengaruh kali kalau penjualan emas ini. Mungkin masyarakat sudah tak ada uang lagi ya memilih untuk dijual saja emasnya, gimana mau beli emas, mau makan aja susah," ungkap Dedi.
Dikatakan Dedi, masyarakat memilih menjual koleksi perhiasan emas dengan beragam jenis mulai dari kalung, gelang, cincin, hingga emas batangan Antam.
Pada awal PPKM Darurat lalu, Dedi juga mengatakan bahwa toko emas sempat disuruh tutup selama beberapa hari. "Sempat ditutup juga itu toko emas beberapa hari tidak boleh jualan, cuma ya curi-curi lah," ujarnya.