TERBARU Menantu Akidi Tio Ceritakan Riwayat Sumbangan Rp 2 Triliun, Pastikan Bukan dari Anak-anaknya
Rudi Sutardi merupakan suami Heriyanti, anak bungsu Akidi Tio yang mewakili keluarga saat acara penyerahan bantuan kepada Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko
TRIBUN-MEDAN.com - Cerita kedermawanan Akidi Tio yang memberikan bantuan Rp 2 triliun untuk masyarakat terdampak pandemi Covid-19 di Sumsel, terus bergulir. Kali ini diungkapkan Rudi Sutadi, menantu Akidi Tio.
Rudi Sutardi merupakan suami Heriyanti, anak bungsu Akidi Tio yang mewakili keluarga saat acara penyerahan bantuan kepada Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri pada Senin (26/7/2021).
Kata Rudi Sutadi, uang tersebut murni milik almarhum Akidi Tio, yang meninggal pada 2009 silam.
Sebelum meninggal, Akidi Tio mengamanahkan uang tersebut kepada anak-anaknya agar kelak diberikan kepada orang-orang membutuhkan.
"Bukan dari sumbangan anak-anaknya. Tapi itu memang uangnya bapak yang diamanahkan ke kami," kata Rudi, dikutip dari tribunsumsel.com (Tribun-Medan.com Group), Rabu (28/7/2021).
Anak-anak almarhum Akidi Tio mengingat amanah tersebut. Dan kini disalurkan untuk penanganan pandemi covid-19 di Sumsel.
"Jadi ya kami salurkan uang itu sebagaimana wasiat bapak semasa hidup. Takutnya nanti jadi karma kalau tidak disalurkan," ujarnya.
Baca juga: Catatan Dahlan Iskan soal Sosok Akidi Tio: Banyak Menyumbang Selalu Atas Nama Hamba Allah
Rudi menuturkan, semasa hidup Akidi Tio selalu mengajarkan pada anak-anaknya untuk selalu peduli dan berbagi kepada masyarakat yang mengalami kesulitan.
Ajaran itu diterima dengan baik sehingga terus dilakukan oleh penerusnya hingga kini.
Alasan itulah yang juga menjadikan penyaluran dana wasiat dari Akidi Tio disalurkan di masa pandemi.
Pihak keluarga menganggap saat ini adalah masa di mana banyak orang kesulitan akibat terdampak pandemi yang terjadi.
"Sesuai amanah bapak, uang itu diberikan untuk orang-orang yang kesulitan. Dan saat ini menurut kami waktu yang tepat karena memang banyak yang kesusahan di masa pandemi ini," ujarnya.
Pihak keluarga juga tidak memberikan syarat terkait penyaluran dana sebesar Rp 2 triliun tersebut.
Seluruhnya dipercayakan kepada pihak-pihak terkait yang akan mengelolanya.
"Kami serahkan semuanya kepada pihak terkait. Kami berharap dana ini bisa untuk menyelesaikan pandemi di Sumsel ini," ujarnya.
Baca juga: Fakta Baru Tentang Ahok di Balik Sumbangan Rp 2 Triliun Akidi Tio kepada Irjen Eko, Begini Ceritanya
Cerita Gubernur Sumsel
Gubernur Sumsel Herman Deru membeberkan cerita di balik sumbangan Akidi Tio sebesar Rp 2 triliun.
Herman Deru menceritakan persahabatan antara Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri dengan Ahok. Karena itulah, sumbangan Rp 2 triliun itu diamanahkan langsung kepada Irjen Eko.
Sumbangan itu nantinya akan digunakan untuk membantu masyarakat terdampak pandemi covid-19 di Palembang, dan secara umum masyarakat Sumsel.
Bantuan tersebut secara simbolis disampaikan oleh Heriyanti, anak bungsu Akidi Tio dengan didampingi Direktur Utama RS RK Charitas Palembang Prof dr Hardi Darmawan, Senin (26/7/2021). Turut serta Gubernur Sumsel Herman Deru dalam acara ini.
Adapun sosok Akidi Tio telah meninggal dunia pada 2009 silam dan dimakamkan di Palembang, Sumsel. Almarhum disebut-sebut sebagai pengusaha asal Aceh, tepatnya di Kota Langsa, Kabupaten Aceh Timur.
Gubernur Sumsel menyebutkan, bantuan Rp 2 triliun itu sebenarnya diberikan kepada Irjen Eko Indra Heri sebagai pribadi, bukan dalam kapasitas dia sebagai Kapolda Sumsel.
Ceritanya, sewaktu Eko Indra masih perwira pertama bertugas di Langsa, Aceh, pada 1990-an bertemu dengan seorang penjual es bernama Johan alias Ahok. Sosok Ahok ini adalah putranya Akidi Tio.
Pertemanan antara Eko dan Ahok berlanjut. Hubungan keduanya terjalin seperti saudara.
Meskipun Irjen Eko harus menjalankan tugas secara berpindah-pindah, persahabatan itu terus terjalin. Bukan hanya dengan Ahok, tapi juga anggota keluarga Akidi Tio lainnya.
Sekitar 12 tahun lalu Akidi Tio meninggal. Kemudian Ahok juga meninggal dunia.
Hubungan keluarga Akidi Tio dengan Eko sempat putus. Seiring berjalannya waktu hubungan akrab keluarga Akidi Tio dan Eko terajut kembali.
Di sisi lain, anak-anak Akidi Tio menjadi orang kaya. Namun, keluarga itu tetap mempercayakan Hardi Darmawan sebagai dokter keluarga.
Setelah melihat kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia, termasuk di Sumsel, yang semakin parah, keluarga Akidi Tio tak mau berpangku tangan. Kepada Hardi, keluarga Akidi Tio mengungkapkan keinginan untuk memberi bantuan, tetapi tidak tahu bagaimana caranya.
Digelarlah rapat keluarga. Akhirnya diputuskan bahwa bantuan akan diberikan kepada orang yang dipercayai. Orang itu adalah Irjen Pol Eko Indra Heri, yang sekarang menjabat Kapolda Sumsel sahabat karib Johan alias Ahok, putra Akidi Tio.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri mengaku terkejut saat dirinya mendapatkan amanah untuk menyampaikan bantuan Rp 2 triliun kepada warga terdampak pandemi covid-19.
Jenderal bintang dua ini mengakui kenal dengan keluarga besar almarhum saat sedang bertugas di Aceh.
“Dana (bantuan 2 triliun) itu diberikan oleh seorang keluarga yang saya kenal sewaktu masih tugas di Aceh, dan sekarang dia ingin membantu warga Sumsel yang terdampak Covid-19,” kata Irjen Eko Indra.
Kapolda menuturkan, beberapa waktu lalu, perwakilan keluarga Akidi Tio menyampaikan akan menyalurkan bantuan dana untuk diberikan kepada masyarakat Sumsel terdampak covid-19. Namun, ia tak menyangkan nominal dari bantuan yang diberikan mencapai Rp 2 triliun.
"Menurut saya ini adalah amanah yang sangat luar biasa dan berat sekali karena uang yang diamanahkan ini besar dan pastinya harus dipertanggungjawabkan," ujarnya.
Sementara itu, Prof dr Hardi Darmawan yang membeberkan tentang kehidupan Akidi Tio dan keluarganya di masa lalu dan kini. Prof Hardi merupakan dokter keluarga Akidi Tio sejak 40 tahun lalu.
Kata Hardi Hardi Darmawan, Akidi Tio memiliki 7 orang anak, satu di antaranya Heriyanti yang tinggal di Palembang dan mewakili keluarga saat acara pemberian sumbangan secara simbolias, Senin (26/7/2021) kemarin.
Lima anak Akidi Tio lainnya kini berdomisili di Jakarta dan berkecimpung di dunia usaha. "Semuanya sukses di Jakarta," cerita Hardi. Adapun satu lagi anak Akidi Tio sudah meninggal.
Hardi menceritakan sosok keluarga mendiang Akidi Tio serta anaknya-anaknya selalu hidup sederhana.
"Setahu saya mereka sering membantu orang sehari-hari dan mereka sangat low profile, kehidupannya sederhana dan tak bermewah-mewah," jelas Prof Hardi.
Hardi menceritakan kembali kronologi dirinya dihubungi keluarga untuk memberikan bantuan. Awalnya ia ditelepon oleh anak bungsu Akidi Tio bernama Heriyanti yang tinggal di Palembang.
"Beliau (Heriyanti) menelepon dua hari sebelum tanggal 26 Juli bahwa akan memberikan bantuan. Saya juga terkejut mereka sebutkan angka itu (Rp 2 triliun)," ungkapnya.
Alasan mereka membantu karena melihat banyaknya warga yang meninggal karena Covid-19, kekurangan oksigen, kekurangan obat dan lain sebagainya.
"Disebut Rp 2 triliun, saya terkejut, saya belum pernah mendengar uang sebanyak itu. Saya tanya lagi, untuk siapa? Ya, untuk masyarakat Palembang, Sumsel umumnya," jelas Hardi.
Kepada Hardi, Heriyanti juga memberitahukan jika keluarganya mengenal Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri. "Sebenarnya 5 anak Pak Akidi di Jakarta juga mau datang kemarin, tapi karena sedang pandemi, makanya hanya diwakilkan dengan anaknya yang ada di Palembang," kata Hardi.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Keluarga Akidi Tio Soal Bantuan Rp2 Triliun: Uang Itu Wasiat Bapak,Tidak Disalurkan Kami Takut Karma