Kisah Sintong Panjaitan Dikepung Sendirian di Pedalaman Papua, Dilempar Daging Babi oleh Kepala Suku

Putra kelahiran Tarutung, Sumatera Utara pada 4 September 1940 ini, terjun ke hutan Papua bersama timnya. Namun, Sintong Panjaitan malah terpisah. I

Editor: Juang Naibaho
Kolase kopassus.mil.id dan IST Tribun Medan
Sintong Panjaitan punya pengalaman unik ketika mengemban misi penjelajahan hutan Papua, tepatnya lereng utara pegunungan Jayawijaya. 

Sebagai langkah antisipasi, Sintong Panjaitan dan teman-temannya dibekali senapan serbu AK-47 untuk menjaga diri dari kemungkinan terburuk.

Tim tersebut akan diterjunkan menggunakan pesawat C-47 Dakota.

Lokasi penerjunan ditentukan sebanyak 3 Stick, di mana salah satu tim akan terjun di padang ilalang yang diperkirakan dihuni oleh suku terasing pemakan manusia.

Dikutip dari buku Sintong Panjaitan : Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, penerjunan dilakukan pada 2 Oktober 1969.

Cuaca di area Drop Zone bisa dibilang cerah. Tim Sintong Panjaitan berhasil terjun dengan selamat walaupun lokasi mereka terpencar-pencar.

Namun, nasib apes dialami oleh Lettu Sintong Panjaitan.

Ia yang harusnya mendarat di padang ilalang malah nyusruk tepat ke tengah kampung suku pedalaman.

Baca juga: Kisah Benny Moerdani Gagalkan Penculikan AH Nasution, Pernah Juga Tangkap Danjen Kopassus Ini

Baca juga: Cerita Pramugari Cantik Hartini, Mau Dipacari Prajurit Kopassus Romantis tapi Kaku

Sontak saja, warga suku pedalaman dengan mengenakan koteka langsung mengepung Sintong Panjaitan.

Warga suku pedalaman juga menghunus tombak, mengacungkan panah dan kapak ke arah Sintong Panjaitan.

"Snai'e snai'e" teriak orang-orang suku pedalaman kepada Sintong Panjaitan.

Meski tak tahu maksud kata-kata itu, namun Sintong Panjaitan merasa yakin bahwa warga suku pedalaman itu sedang marah.

Secara reflek Sintong Panjaitan langsung mengambil AK-47.

Namun sial, magasin peluru senapannya rupanya terjatuh di dekat orang-orang suku yang telah mengepungnya.

Untungnya ada salah satu dari mereka yang melemparkan magasin itu ke arah Sintong Panjaitan dengan maksud untuk melukainya.

Cepat-cepat Sintong Panjaitan memasang magasin, mengokang senapan dan siap menembak.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved