Optimalkan Penyaluran ZISWAF, BSI Gandeng Masjid Operasikan ATM Beras untuk Warga Tak Mampu
PT Bank Syariah Indonesia (BSI) terus mengoptimalkan penyaluran Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) kepada masyarakat.
Pendataan Penerima Menggunakan KK
Kehadiran ATM Beras yang diinisiasi BSI perlahan tapi pasti mampu meringankan beban ekonomi masyarakat sekitar, seperti di Masjid Al-Ilham, Jalan Mistar No.34 Medan yang kini sudah berjalan secara mandiri.
"Kami sangat bersyukur ada bantuan dari BSI untuk ATM beras ini dan sekarang kita sudah mandiri untuk penyaluran berasnya yang kita dapat dari dana infaq masyarakat," ungkap Sekretaris BKM Masjid Al-Ilham, Budi.
Selama masih disubsidi oleh BSI, Budi turut memastikan jumlah kebutuhan yang dirinya dapat ajukan untuk pengambilan dana ke BSI.
"Awal kami diberi kepercayaan oleh BSI, kami diberikan uang namun hanya boleh ambil untuk kebutuhan untuk per bulan. Tidak bisa sekaligus. Jadi akan ditanya berapa keperluannya, dan akan diberikan sesuai jumlah yang dibutuhkan," ujarnya.
Setelah mandiri untuk mengelola ATM Beras ini, pengurus masjid menghimpun dana dengan menyediakan wadah sumbangan baik secara tunai maupun secara digital dengan sistem QRIS.
Tercatat, hingga saat ini ada 115 pemegang kartu untuk penerima manfaat ATM Beras, yang terdiri dari 100 pemegang kartu ATM dan 15 pengguna KTP elektronik dan bantuan tiga liter beras per Minggu.
115 pemegang kartu ini sebelumnya juga sudah diseleksi oleh pihak masjid dengan memprioritaskan keadaan ekonomi, diantaranya fakir miskin dan janda.
"Kami prioritaskan masyarakat yang kurang mampu. Karena jemaah kita tahu situasinya atau dia seorang janda. Kami mendata berdasarkan Kartu Keluarga," ujar Budi.
Lanjutnya, untuk pengambilan beras ini, pengurus masjid mengatur jadwalnya agar tidak terjadi kerumunan dan mencegah beras kehabisan stok mendadak.
Jadwal yang ditetapkan untuk pengambilan beras adalah Senin hingga Kamis dan Sabtu-Minggu mulai pukul 05.00-07.00 WIB dan Jumat pukul 13.00-15.00 WIB.
"Tujuan dibuat jadwal ini agar jamaah dapat meramaikan masjid. Ini terbukti walaupun awalnya kita harus mensosialisasikan kepada masyarakat. Jadi awalnya ini sebagai pancingan untuk memakmurkan masjid dan lama-kelamaan para jamaah ini sudah terbiasa bukan hanya sekedar untuk mengambil beras saja," kata Budi.
Pengambilan beras melalui ATM Beras ini terbilang cukup mudah. Cukup menempelkan kartu ATM beras atau KTP yang sudah masuk daftar, para penerima cukup membawa wadah untuk dapat mengangkut beras.
Seperti yang dilakukan oleh Ali, marbot masjid yang juga sebagai penerima bantuan beras. Tinggal tak jauh dari masjid, Ali didampingi oleh Budi melakukan pengambilan beras.
"Adanya ATM beras ini sangat membantu lah. Kalau bisa, ATM ini dapat terus aktif agar dapat membantu masyarakat sekitar yang kesulitan," kata Ali.