Saat Kapal Induk AS di Laut China Selatan, China Kirim Balik Kapal Perangnya Ke Wilayah Laut Amerika

Angkatan Laut AS merespon komentar Xijin dengan menyatakan AL AS telah "memegang teguh standar kebebasan berlayar lebih lama daripada keberadaan.

Editor: AbdiTumanggor
us navy
Kapal induk USS Theodore Roosevelt dan kapal pengawalnya bertolak ke Laut China Selatan 

TRIBUN-MEDAN.COM - Ketegangan antara China dan Amerika Serikat (AS) terus meningkat.

Selain persaingan kekuatan adidaya, kedua negara juga unjuk gigi di perairan internasional.

Laut China Selatan menjadi panggung persaingan keduanya.

Awal bulan ini, AS mengirimkan kru penyerang Carl Vinson Carrier Strike Group (VINCSG) ke Laut China Selatan pertama kalinya selama pengiriman kelompok tersebut di tahun 2021.

Kelompok penyerang itu melakukan operasi keamanan maritim, termasuk operasi penerbangan dan latihan serangan maritim.

Laksamana Muda Dan Martin, komandan VINCSG mengatakan: "Kebebasan dari semua negara untuk berlayar di perairan internasional sangatlah penting, dan terutama penting di Laut China Selatan, di mana hampir sepertiga transit perdagangan maritim global terjadi setiap tahunnya.

"Saat kami transit di Pasifik dari San Diego menuju Laut China Selatan, kami memiliki wewenang dan kenikmatan bekerja bersama sekutu, mitra dan rekan-rekan tim gabungan dalam berlatih serta terlibat dalam operasi-operasi gabungan, semua dengan tujuan memastikan perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.

"Ini semua ada di dalam kepentingan kami bahwa komunitas internasional memainkan peran penting melestarikan aturan internasional."

Namun, media pemerintah China mencecar pengiriman kelompok penyerang AS ke perairan penuh sengketa tersebut.

Hu Xijin, kepala editor Global Times, membuat cuitan di Twitter: "Kuharap ketika kapal perang China melewati Laut Karibia atau muncul di dekat Hawaii atau Guam suatu hari nanti, AS akan melaksanakan standar yang sama terkait kebebasan berlayar.

"Hari itu akan datang," seperti dikutip dari Express.co.uk.

Angkatan Laut AS merespon komentar Xijin dengan menyatakan AL AS telah "memegang teguh standar kebebasan berlayar lebih lama daripada keberadaan Angkatan Laut PLA."

Laut China Selatan adalah wilayah yang penuh sengketa dan diklaim oleh China, Malaysia, Taiwan, Vietnam, dan Filipina.

Hubungan diplomatik antara negara-negara yang terlibat dalam ketegangan di Laut China Selatan sudah semakin tegang.

Beberapa bulan terakhir, Beijing telah mengklaim dominansinya di wilayah itu dan telah membangun beberapa pangkalan militer di beberapa karang.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved