Total Aset PermataBank Bertumbuh Rp 212,9 Triliun di Semester Pertama, Akan Kedepankan Digitalisasi
Pertumbuhan kredit Bank juga didukung oleh pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang signifikan sebesar 21,7% YoY di segmen ritel.
Penulis: Angel aginta sembiring | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Kinerja keuangan PermataBank di semester pertama 2021 memperlihatkan hasil yang solid.
Total aset Bank bertumbuh 34,8% YoY menjadi sebesar Rp212,9 triliun, menjadikan PermataBank sebagai salah satu dari 10 bank komersial terbesar di Indonesia berdasarkan total aset.
Penyaluran kredit tumbuh 16,6% YoY menjadi Rp120,8 triliun terutama didorong oleh pertumbuhan kredit pada segmen Wholesale Banking sebesar 39,8% YoY yang antara lain dikontribusikan dari penyelesaian integrasi dengan Bangkok Bank Indonesia di bulan Desember 2020.
Direktur Utama PermataBank, Chalit Tayjasanant mengatakan, pertumbuhan kredit Bank juga didukung oleh pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang signifikan sebesar 21,7% YoY di segmen ritel.
Baca juga: Hadir di Medan, Kini Cerita Roti Miliki 443 Gerai di Jawa dan Sumatera
Pendapatan operasional Bank tercatat sebesar Rp4,9 triliun atau tumbuh sebesar 19,4% YoY dan laba operasional sebelum pencadangan tumbuh sebesar 36,6% YoY.
Sedangkan rasio (Non-Performing Loan) NPL gross dan NPL net di bulan Juni 2021 menjadi masing-masing 3,3% dan 1,2%, dibandingkan dengan posisi Desember 2020 masing-masing sebesar 2,9% dan 1,0%, walaupun masih lebih baik dibandingkan posisi Juni 2020 masing-masing sebesar 3,7% dan 1,8%.
"Bank mengalokasikan biaya pencadangan kerugian penurunan nilai untuk mengantisipasi potensi kerugian akibat penurunan kualitas aset sebesar Rp1,5 triliun atau meningkat 41% dibanding periode yang sama tahun lalu," jelasnya.
Dengan demikian rasio NPL coverage tetap terjaga baik di kisaran yang cukup konservatif yaitu 218%.
Ia menjelaskan, Laba Bersih setelah pajak yang dibukukan pada Semester I 2021 sebesar Rp639 miliar, meningkat signifikan 74,3% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp.366 miliar.
Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 75% pada akhir Juni 2021, turun dibandingkan dengan posisi tahun lalu yang sebesar 81%.
Baca juga: Pemkab Sergai Suntik Vaksin Covid-19 Ibu Hamil di Masa Kandungan 13 Minggu Keatas
Hal ini dikontribusikan antara lain oleh peningkatan simpanan nasabah yang tumbuh sebesar 25,0% YoY dengan rasio CASA sebesar 52%, menguat dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar 51%.
Sedangkan rasio permodalan Bank yang sangat kuat dengan rasio CAR dan CET-1 sebesar masing-masing 35,4% dan 26,9%, jauh lebih kuat dari rasio CAR rata-rata industri perbankan di kisaran 24%.
"PermataBank akan terus fokus untuk mempercepat laju pertumbuhan kredit yang sehat, didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga secara berkelanjutan dan efisien serta permodalan yang kuat," ungkapnya.
Prinsip kehati-hatian selalu dilakukan oleh Bank dalam mengelola risiko dan menjalankan fungsi intermediari secara efektif dan efisien dalam komitmen untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam upaya pemulihan perekonomian nasional.
PermataBank telah menyelesaikan Penawaran Umum Terbatas (PUT) IX pada tanggal 26 Juli 2021, dimana seluruh jumlah saham kelas B yang ditawarkan kepada pemegang saham Bank sejumlah 8.138.620.315 lembar saham telah secara penuh dialokasikan sesuai permintaan pemegang saham dengan harga Rp1.347 per saham.