Pantai Loknya, Wisata Alam yang Sajikan Segarnya Udara dan Pemandangan Air Terjun
Mendengar kata pantai, tentunya akan muncul di benak kita suasana panas, air asin, dan nelayan.
Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Berbicara tentang wisata di provinsi Sumatera Utara, memang tidak ada habisnya.
Apalagi, di kawasan Kabupaten Deliserdang hingga ke Kabupaten Karo, menjadi salah satu kawasan yang sering menjadi pilihan warga Kota Medan menghabiskan waktu liburnya.
Mendengar kata pantai, tentunya akan muncul di benak kita suasana panas, air asin, dan nelayan.
Namun, ada yang berbeda dari pantai yang terletak di kawasan Desa Martelu, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang.
Lokasi objek wisata alam ini, bernama Pantai Loknya.
Titik pintu masuk menuju wisata pemandian alam ini, berada di Jalan Jamin Ginting yaitu jalan Medan-Berastagi tepatnya di samping Kantor Kepala Desa Bandar Baru.
Dari persimpangan tersebut, wisatawan harus menyusuri jalan desa hingga kurang lebih 950 meter, kemudian lansung tiba di pintu masuk Pantai Loknya.
Untuk biaya masuk ke objek wisata ini, pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp 10 ribu setiap orangnya.
Baca juga: Lepas 129 Atlet, Bobby Nasution Targetkan Raih 9 Medali dalam Ajang PON Papua 2021
Uang masuk ini, sudah termasuk biaya parkir bahkan seindah termasuk untuk sewa pondok yang terletak di pinggiran sungai kecil.
Namun, setelah melewati gerbang masuk wisatawan yang membawa kendaraan harus berhati-hati karena jalan untuk menuju ke lokasi utama didominasi oleh jalan yang menurun.
Namun, perjalanan yang cukup panjang ini lansung terbayar oleh indahnya pemandangan di lokasi utama Pantai Loknya ini.
Begitu tiba di lokasi, pengunjung lansung disambut oleh merdunya suara gemericik air dari air terjun setinggi kurang lebih 50 meter.
Tak hanya itu, lokasinya yang terletak cukup jauh dari perumahan warga ini juga membawa ketenangan saat menikmati libur.
Udara sejuk khas daratan tinggi, seakan menyatu dengan tenangnya suasana alam untuk menghilangkan penat setelah bekerja.
Di lokasi ini, tampak banyak wisatawan yang melakukan berbagai aktivitas dengan kerabat dan keluarganya.
Baca juga: Irjen Napoleon Bonaparte Makin Terpojok, Bareskrim Bertindak soal Penganiayaan Sesama Tahanan
Seperti sekadar berswafoto, bercengkrama, hingga menikmati segarnya air di bawah air terjun ini.
Salah satu pengunjung Santi, mengaku dirinya baru kali pertama datang ke objek wisata pemandian alam ini.
Ia mengetahui lokasi ini, karena sebelumnya kerabatnya bercerita ada satu lokasi wisata yang belum pernah didatangi setiap kali berwisata ke kawasan Sibolangit.
"Baru pertama ini, kawan bilang ada pernah lihat papan iklan pemandian ini pas lewat di Sibolangit. Jadi mumpung libur, coba tempat baru ini biasanya ke Berastagi," ucapnya.
Jika tidak sedang musim hujan, debit air yang mengalir dari air terjun ini tampak tidak terlalu deras dan warnanya seperti air pada umumnya yang mengalir di aliran seperti sungai.
Namun, saat musim penghujan datang diperkirakan air yang mengalir dari air terjun ini, cukup deras dengan visual air yang keruh.
Baca juga: JW Marriot Medan Hadirkan Sunday Long Brunch, Suguhkan Makan Sepuasnya
"Untung ke sini pas tidak musim hujan, jadi airnya jernih. Tapi yang tidak terlalu banyak airnya," ucapnya.
Meskipun tergolong murah, namun sangat disayangkan karena lokasi objek wisata ini seperti tidak mendapatkan perhatian dari pengelola maupun pemerintah desa setempat.
Pasalnya, dari fasilitas yang ada tampak dibiarkan terbengkalai seperti pada bagian mushala, dan pondok-pondok yang tampak sudah lama tidak mendapatkan sentuhan pemeliharaan.
(cr4/tribun-medan.com)