KISAH Ajudan Jenderal AH Nasution yang Setia Sampai Mati

Meskipun menjadi korban, Kapten Pierre Tendean yang saat itu baru berusia 26 tahun sebenarnya bukan target dari pasukan pemberontak tersebut.

Editor: AbdiTumanggor
ISTIMEWA
Kapten Pierre Tendean, Ajudan Jenderal AH Nasution. 

Di penugasan pertama inilah, Pierre bertemu dengan sang kekasih yang gagal dipinangnya, Rukmini Chamim.

Salah satu adegan Film G30S/PKI ketika pasukan Tjakrabirawa menjemput sejumlah jenderal TNI Angkatan Darat.

Salah satu adegan Film G30S/PKI ketika pasukan Tjakrabirawa menjemput sejumlah jenderal TNI AD.(YOUTUBE)

Ketika berusia 23 tahun, Pierre turut berpartisipasi dalam Operasi Dwikora Ganyang Malaysia.

Dia dipercaya untuk memimpin pasukan sukarela gerilyawan ke negara federasi Malaysia.

Dia juga terlibat dalam operasi penyusupan dan sabotase.

Prestasi gemilangnya itu pun membuat karier Pierre melesat hingga dipinang Jendela AH Nasution untuk menjadi ajudannya.

Firasat

Pada 30 September 1965, Pierre sedianya sudah mengajukan cuti libur untuk merayakan ulang tahun ibundanya, Maria Elizabeth Cornet, di Semarang pada keesokan harinya.

Namun, tugas sebagai ajudan yang cukup padat, pada pukul 15.00 WIB pun membuat Pierre masih berada di Jakarta.

Tak disangka bahwa hari itu menjadi hari terakhir Pierre bertugas sebagai ajudan.

Kepulangan untuk merayakan ulang tahun sang bunda dan rencana bahagia untuk menikahi kekasih hatinya, Rukmini, bulan Desember pun tak terlaksana.

Pierre terbilang akrab dan dekat dengan keluarga Jenderal Nasution, tidak terkecuali dengan putri bungsu sang jenderal, Ade Irma Suryani, yang juga turut menjadi korban dalam peristiwa penyerangan tersebut.

Pierre yang kerap kali dipanggil "Om" oleh anak-anak Jenderal Nasution tanpa sengaja berfoto bersama Ade Irma Suryani pada 1 Juli 1965, di acara pernikahan adik Piere, Rooswdiati Tendean di Jakarta.

Tak ada yang menyangka pula bahwa momen tersebut juga menjadi yang terakhir bagi Pierre dan keluarga sebelum diculik Cakra Birawa.

"Pierre sudah menunjukkan dari kecil bahwa 'Saya akan menjadi seseorang' dengan caranya sendiri. Sekarang banyak orang bermimpi terlalu tinggi, sedangkan mereka tidak menginjak tanah. Pierre menginjak tanah bahkan dikubur di dalamnya untuk menjadi orang yang membopong negara ini," ucap Abie.

Baca juga: Kenapa Sosok Sintong Panjaitan Tak Ada di Dalam Film Penumpasan Pengkhianatan G30SPKI?

Baca juga: INILAH 5 Versi Siapa Dalang di Balik Peristiwa Gerakan 30 September dengan Membunuh 6 Jenderal TNI

(*/tribunmedan/ kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved