News Video

Warga Khawatir Jika Sungai Deli Meluap, Pemukiman Lebih Rendah Dibanding Permukaan Air

Air Sungai Deli terus-menerus menerjang benteng yang sedang dikerjakan. Apalagi, benteng berupa timbunan tanah tersebut terlihat masih labil dan tak

Penulis: Arjuna Bakkara |

Warga Khawatir Jika Sungai Deli Meluap, Pemukiman Lebih Rendah Dibanding Permukaan Air

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Air Sungai Deli meluap di Medan Utara dan permukaannya bahkan lebih tinggi dibanding badan jalan dan pemukiman, Senin (18/10/2021). Waty (54) warga Kelurahan Medan Labuhan, Kecamatan Medan Marelan mengaku khawatir atas kondisi tersebut.

"Waswaslah pastinya, tadi Pagi Pukul 06.00 ini lebih parah. Tadi malam mulai meluapnya, air mengalir terus dari Pusat Kota Medan,"ujar Waty.

Pantauan wartawan, hingga Pukul 16.30 WIB air masih meluap hingga nyaris keluar dari benteng. Kondisi membayakan terlihat tepat di Kelurahan Medan Labuhan.

Air Sungai Deli terus-menerus menerjang benteng yang sedang dikerjakan. Apalagi, benteng berupa timbunan tanah tersebut terlihat masih labil dan tak menutup kemungkinan sewaktu-waktu jebol.

Sejumlah penduduk yang bermukim di daerah tersebut, terlihat rumahnya bahkan maulai dibanjiri air sungai yang meresap dari benteng pembatas. Semakin Petang, pusaran air di lengkungungan sungai semakin kuat dan mengikis permukaan benteng yang sedang dikerjakan menggunakan alat berat.

Kata Waty, beruntung penimbunan tanah dan pasir cepat dilakukan sehingga mencegah luberan air ke badan jalan dan pemukiman warga.
Bila benteng tidak segera diselesaikan kemungkinan terburuk pemukiman bisa tersapu aliran air.

Waty dan warga lainnya cemas apabila hujan turun dalam waktu dekat. "Kalau hujan nanti Malam, enggak taulah kek mana. Bisa datang banjir kiriman lagi dari Medan,"terang Waty.

Sebelumnya, diperkirakan saru tahun air Sungai Deli pernah meluap dan benteng jebol. Untungnya, saat itu kata Waty tidak sedang terjadi pasang laut sehingga air bisa lebih cepat surut.

Di lokasi tersebut, terpantau sejumlah alat berat berupa beko dan crane yang digunaka membuat benteng berupa timbunan. Pengerjaan dilakukan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II dengan pengerjaan 300 hari.

Pengerjaan sudah berlangsung setahun belakangan namun benteng belum juga rampung. "Belum siap juga, maunya cepat lah diselesaikan,"kata Waty berharap.

Menurut Waty air sedang dalam keadaan surut. Meski memang, pantauan wartawan permukaan air sungai masih lebih tinggi dibanding badan jalan dan pemukiman yang dibatasi benteng.

Hal itu terlihat jelas, kapal dipermukaan air sungai lebih tinggi posisinya dibanding pemukiman dan kendara-kendaraan yang melintas di badan jalan. Semakin petang, air terlihat meresap ke rumah-rumah warga dan badan jalan melalui benteng.

(Jun-tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved