Kecelakaan Maut di Tol Tebingtinggi

Cerita Guru SMK Taruna Tekno Nusantara Medan Selamat dari Kecelakaan Maut Tol Tebingtinggi

Sufi Sri Rahma guru SMK Taruna Tekno Nusantara Medan menceritakan detik-detik kecelakaan yang menewaskan rekan dan siswinya beberapa hari lalu

TRIBUN MEDAN/HO
Mobil yang membawa rombongan pelajar menabrak pembatas jalan tol Tebingtinggi-Medan, Km 68,800, tepatnya di Dusun II, Desa Liberia, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, sekitar pukul 14.20 WIB, Sabtu (30/10/2021). 

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Sufi Sri Rahma adalah guru di SMK Taruna Tekno Nusantara Medan

Sri merupakan korban selamat dalam kecelakaan maut di tol Tebingtinggi-Medan Km 68,800, persisnya di Desa Liberia, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Sergai.

Saat diwawancarai, Sri mengaku masih merasakan sakit di bagian tubuh kanan dan lehernya. 

"Badan di sebelah kanan ini semuanya sulit digerakkan. Leher pun sakit, sama kepala agak pusing," kata Sri di kediamannya Jalan Karya Kasih, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, Senin (1/11/2021).

Baca juga: Innalillahi, Dua Penumpang Tewas Setelah Mobil yang Ditumpangi Guru dan Murid Terbalik di Tol Tebing

Karena Sri termasuk orang yang takut jarum suntik, dia pun lebih memilih menjalani pengobatan herbal.

"Saya enggak mau dirawat dirumah sakit. Takut suntik soalnya," katanya sambil tersenyum.

Ia yang sempat dilarikan ke Rumah Sakit Trianda Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Sergai ini kemudian dibawa keluarga RSUP Adam Malik Medan.

"Ini lah masih menunggu hasil pemeriksaan scannernya," sebutnya.

Mengenai tragedi kecelakaan yang terjadi pada Sabtu (30/10/2021) kemarin itu, Sri menjelaskan dia dan rombongan saat itu menumpangi mobil Toyota Avanza BK 1605 KW, hendak pulang ke Kota Medan dari Siantar.

Di dalam mobil, Sufi berada di depan bersama sopir yang meninggal, yakni Kurniawan (45). 

Baca juga: PENYEBAB Kecelakaan Kijang VS Truk Tangki di Jalan Lintas Sumatera

Sementara enam muridnya berada di barisan belakang.

Saat sedang dalam perjalanan, tiba - tiba terdengar suara ledakan yang berasal dari ban belakang mobil.

"Di lokasi itu, tiba - tiba ban belakang mobil kami pecah. Di situ murid - murid berteriak di dalam mobil," terangnya.

Saat itu, mobil dalam kondisi kencang dan ia sempat melihat speedometer mobil yang melaju 100km/jam.

Seketika, sopir kemudian banting setir ke arah kanan dan terguling.

"Saat terguling itu kepala saya terantuk dan langsung tidak sadarkan diri. Jadi bagaimana mobil itu terbalik saya tidak tahu," terangnya.

Ia kemudian tersadar kembali setelah berada di sebuah tanah lapang mobil sudah hancur akibat terhempas pembatas jalan.

Baca juga: Siti Aisyah Meninggal Dalam Kecelakaan Maut di Jalinsum Asahan Ternyata Sedang Hamil

"Disitu saya sempat kebingungan. Dimana aku? Lalu ada murid yang selamat bilang, kita kecelakaan miss (guru)," bebernya.

Ia kemudian melihat para pengendara yang kebetulan berada di lokasi kemudian turut membantu dirinya bersama murid lainnya untuk diselamatkan.

"Saya bersyukur kali pengendara disana yang membantu semuanya. Barang - barang kami pun enggak ada yang hilang. Bahkan ada ibu - ibu yang memangku kepala saya, dia lah yang menelpon ambulan," sebutnya.

Sufi bersama murid lainnya kemudian di bawa ke rumah sakit yang berbeda untuk mendapatkan perawatan medis.(cr7/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved