Kolam Pemandian di Komplek Masjid Azizi, Saksi Sejarah Kesultanan Langkat
Pada dinding kolam, terdapat juga motif atau gambar yang dilukis dengan pahat. Kolam ini juga terbilang luas.
Penulis: Satia | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN.COM, LANGKAT - Kolam Renang Kesultanan Langkat, yang berada di Komplek Masjid Azizi, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat ternyata satu dari sekian peninggalan sultan yang masih terlihat.
Dulunya, berdasarkan cerita warga kolam ini digunakan untuk tempat mandi oleh keluarga Kesultanan Langkat.
Selain keluarga, Sultan Langkat juga mandi di kolam ini.
Pada dinding kolam, terdapat juga motif atau gambar yang dilukis dengan pahat. Kolam ini juga terbilang luas.
Konon katanya, saat ini kolam tersebut tidak bisa mandiin oleh sembarang orang. Hingga kini, belum juga pernah ada orang yang berani masuk ke dalam kolam, lantaran berbagai cerita yang berkembang.
Selain kolam, saat berada di Tanjung Pura, Anda juga bisa melihat Masjid Azizi, yang merupakan situs peninggalan sejarah di Kabupaten Langkat. Bukan hanya itu saja, di lokasi ini jua terdapat makam Sultan dan keluarga.
Selain itu, terdapat juga Makam Pahlawan Nasional Tengku Amir Hamzah, di komplek Masjid Azizi.
Hampir setiap harinya, makam tersebut ramai dikunjungi oleh masyarakat sekitar, atau wisawatan dari kota.
Biasanya, warga yang datang memanjatkan doa di makam tersebut.
Baca juga: All New Honda City, Sedan dengan Fitur Canggih yang Nyaman untuk Profesional Muda
Berikut adalah riwayat hidup, Tengku Amir Hamzah.
Amir Hamzah adalah seorang tokoh pahlawan nasional sekaligus sebagai sastrawan Pujangga Baru.
Lahir di Kabupaten Langkat, 28 Februari 1911, bernama lengkap Tengku Amir Hamzah.
Beliau lahir dari kalangan keluarga istana Kesultanan Langkat, ayahnya adalah pangeran bernama Tengku Muhammad Adil dan ibunya Tengku Mahjiwa.
Baca juga: Dukun Cabul Ini Setubuhi Anak Pasiennya dengan Modus Bisa Sembuhkan Penyakit Ayah Korban
Amir Hamzah memiliki 11 orang bersaudara, dan keluarganya memiliki kebiasaan tradisi agama Islam yang kuat. Amir juga gemar akan sejarah dan sastra Melayu klasik.
Beliau mula-mula menempuh pendidikan di Langkatsche School di Tanjung Pura pada tahun 1916, lalu di HIS Tanjungpura tahun 1924. Kemudian melanjutkan ke sekolah Christelijk MULO di Kota Medan.
Guna memantapkan pendidikannya, Amir Hamzah kemudian berhijrah ke Batavia untuk melanjutkan sekolah MULO kelas 2 dan kelas 3, dan menamatkannya pada tahun 1927.
(wen/tribun-medan.com)