Tidak Diberi Uang Setoran, Sejumlah Pemuda Blokir Akses Menuju Kos-kosan
Sejumlah pemuda nekat memblokir akses menuju kos-kosan karena tidak diberi uang setoran oleh pemilik kos
Penulis: Fredy Santoso | Editor: Array A Argus
Pihak pengelola sempat diundang bertemu dengan pihak Kecamatan Medan Denai, Kelurahan Binjai untuk memediasi namun tidak menemukan titik terang.
Mereka justru diusir oleh pria yang mengaku sebagai ketua siskamling.
"Padahal kalau musyawarah, maunya kami. Tapi waktu kami mau datang, kepling mengusir," ucapnya.
Tak hanya meminta uang, Sapta Manalu dan kawan-kawan juga menuntut 9 hal kepada pengelola sebagai berikut:
1. Perbaikan jalan di Gang Kasih serta penerangan jalan.
2. Membuat saluran parit sendiri yang selama ini menumpang di parit seberang
3. Membayar iuran uang jaga malam sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) per kamar baik berisi maupun kosong
4. Portal menuju kosan akan ditutup pukul 22.00 WIB dan dibuka kembali pukul 05.00 WIB.
5. Dilakukan pendataan penghuni kosan oleh pengurus pos kamling berupa penyerahan fotocopy KTP yang mana akan diserahkan kepada Kepala Lingkungan sebagai pendataan
6. Penghuni kosan dilarang menerima tamu yang berbeda jenis kelamin di dalam kamar, oleh karena itu pemilik kosan wajib membuat area untuk bertamu.
7. Kendaraan penghuni kosan akan didata oleh pengurus pos kamling.
8. Grab, Gojek, Gofood serta jemputan lainnya hanya diperbolehkan sampai pos kamling.
9. Setiap tamu kosan wajib meninggalkan identitas pada petugas jaga malam dan mendapatkannya kembali pada saat selesai bertamu.
Akibat perbuatan sejumlah orang yang mengaku penjaga siskamling, ia pun melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Medan dengan nomor LP/B/2043/X/2021/SPKT/POLRESTABES MEDAN/POLDA SUMATERA UTARA, tanggal 13 Oktober 2021 dengan terlapor Sapta Manalu, Daniel Siagian dan Udin.
Salah satu diantaranya disebut sebagai ketua siskamling yang baru yang sudah lama merantau, namun kini pulang kampung.
Ia pun berharap agar pemerintah dan oit yang berwajib bisa segera menyelesaikan masalah ini. Sebab selama akses utama ditutup banyak penghuni yang menghentikan sewanya.(cr25/tribun-medan.com)