Poda, Produk Kopi asal Sidikalang yang Sudah Tembus Pasar Ekspor
Produk kopi yang membawa nama Poda ini berhasil menembus pasar ekspor hingga negara Korea, Belanda dan Inggris.
Penulis: Angel aginta sembiring | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi.
Seperti UMKM yang menarik perhatian pengunjung di UMKM Toba Vaganza Kota Medan pada Rabu (17/11/2021).
Elka Tampubolon pemilik Poda menuturkan, produknya berhasil menembus pasar ekspor dengan memperkenalkan kopi dan cokelat yang berasal dari Sidikalang, Dairi.
Dinamai Poda, apabila diartikan dalam bahasa Batak Toba Poda adalah nasihat.
"Poda sudah berdiri selama 7 tahun, adapun produk-produk yang dihadirkan kian bertambah seiring berjalannya waktu dan keadaan, " ujarnya.
Berawal dari membuat produk kopi, produk kopi yang membawa nama Poda ini berhasil menembus pasar ekspor hingga negara Korea, Belanda dan Inggris.
"Jadi kopi Poda ini juga bisa didapatkan di Bandara Incheon Korea dengan tulisan from Indonesia Sidikalang Poda," imbuhnya.
Tak hanya itu, Elka juga menghadirkan produk-produk lainnya bermula dari produk petani yang anjlok pada awal pandemi Covid-19.
Baca juga: Manajemen PSMS Medan Kasih Bonus untuk Pemain, King: Jumlahnya Lumayan Besar!
"Jadi saya berinisiatif apa saja yang bisa membantu para petani di Dairi, seperti membuat keripik tomat, keripik labu, keripik kulit durian dan keripik brokoli, " katanya.
Ketika itu, harga tomat hanya Rp 1000 per kilogramnya, namun setelah Elka berhasil mengolah hasil para petani tersebut, ia mampu menjual satu bungkus keripik seharga Rp 12 ribu hingga Rp 15 ribu.
"Jadi dari yang tidak ada harga menjadi bernilai, " ujarnya.
Elka juga melihat peluang dari anjloknya harga cokelat/kakao pada tiga tahun lalu.
"Jadi saya mencari tahu lagi produk apa yang harus dinaikkan lagi, pada saat itu harga kakao Rp 11 ribu sampai Rp 14 ribu dan banyak yang ditebang dan diganti dengan tatanam lain, sayang dong, jadi saya belajar secara otodidak dahulu, " tuturnya.
"Lalu saya pergi ke Jember ke Pusat Penelitian Kakao Indonesia untuk belajar sampai tahu bagaimana proses fermentasi cokelat untuk mengajari petani agar produk kakaonya bisa saya produksi, " lanjutnya.
Dari perjalanan itu, Elka berhasil membuat produk kakao menjadi cokelat Sumatera Utara.
Baca juga: Polres Tanah Karo Sertijab Enam Perwira, Kapolres Pesankan Kepada Pejabat Baru Melek Media