Kripto
Situs Jual-Beli Uang Kripto Diretas, Aset Rp 2,8 Triliun Lenyap, Kepastian Ganti-Rugi Belum Jelas
Platform investasi mata uang kripto, BitMart melaporkan telah diretas oleh hacker. Peretasan situr trading online ini telah mengakibatkan aset triliun
TRIBUN-MEDAN.com - Platform investasi mata uang kripto, BitMart melaporkan telah diretas oleh hacker. Peretasan situs trading online ini telah mengakibatkan aset triliunan lenyap.
Sekelompok hacker meretas situs BitMart, dan mencuri aset senilai US$196 juta (Rp2,8 triliun) dari lembaga itu.
Kasus peretasan itu pertama kali terungkap oleh perusahaan keamanan Peckshield pada Sabtu (4/12/2021) lalu.
Perusahaan itu mencatat bahwa adresess BitMart menunjukkan arus keluar yang stabil dari puluhan juta dolar ke alamat yang disebut Etherscan sebagai "Peretas BitMart".
Peckshield memperkirakan BitMart kehilangan sekitar US$100 juta dalam berbagai jenis mata uang kripto di blockchain ethereum danUS$96 juta lainnya dari koin di rantai pintar binance.
• Pembajak Akun Twitter PM India Narendra Modi Sebar Isu Tentang Bitcoin
• Harga Bitcoin dan Ethereum Merosot ke Minus 5,87 Persen hingga 7,85 Persen dalam 24 jam
Para peretas kabur dengan membawa setidaknya lebih dari 20 token kripto, termasuk binance, safemoon, dan shiba inu.
Dikutip dari Engadget, BitMart mengonfirmasi peretasan tersebut melalui pernyataan pada Sabtu malam.
BitMart menyebut peretasan itu sebagai "pelanggaran keamanan skala besar" dan menyatakan bahwa para hackers mencuri aset sekirar US$150 juta.
Jumlah itu berbeda dari analisis Pekcsheild yang memperkirakan bahwa peretas berhasil mencuri aset kripto senilai hampir US$200 juta dari BitMart.
Hingga kini, BitMart mengaku belum mengetahui dengan jelas metode apa yang digunakan para peretas.
Namun, Peckshield memaparkan peretasan itu cukup mudah dan merupakan kasus klasik "transfer-out, swap, dan wash."

BitMart mengatakan bahwa smart chain "hot wallets" mata uang ethereum dan binance yang terpegaruh peretasan hanya mencuri "resentase kecil" dari aset bursa.
Sementara itu, Peckshield menuturkan para peretas mengambil aset dari BitMart dan tampaknya menggunakan agregator pertukaran terdesentralisasi yang dikenal sebagai "1 inci" untuk menukar token yang dicuri dengan ether.
Dari sana, koin ether disimpan ke dalam mixer privasi yang dikenal sebagai Tornado Cash, yang membuat uang kripto itu lebih sulit dilacak.
BitMart menyatakan bahwa seluruh dompet lainnya "aman dan tidak terluka".