Cerita Seleb
Terungkap Kedekatan Ayah Reino Barack dengan Keluarga Soeharto, Berikut Dikisahkan Sintong Panjaitan
Sekelumit kisah kesetiaan Rosano Barack pada keluarga Soeharto itulah yang hingga kini masih menjadi perbincangan.
Di balik hal tersebut, ketiga orang di atas ternyata telah memiliki kedekatan sejak lama.
Tulisan Thomas Wibisono dalam Informasi (1994) mengisahkan, ketiganya sudah bersahabat sejak kecil, sama-sama bersekolah di SD Cikini.

Tak hanya Bambang Trihatmodjo, Siti Hardijanti atau Mbak Tutut kelak juga turut menjabat sebagai komisaris independen di perusahaan ini.
Saat Soeharto lengser dari Presiden pada tahun 1998, Rosano Barack saat itu masih tetap setia menjabat sebagai petinggi dari perusahaan yang ia dirikan tersebut.
Dikutip dari website PT Global Mediacom, pengusaha berumur 66 tahun itu menjabat sebagai komisaris utama sejak 29 Mei 1998.
Ia menempati posisi tinggi itu kurang dari 10 hari setelah Soeharto lengser.
Hal ini seolah menunjukan kesetiaan Rosano Barack, yang berkomitmen akan tetap bersama keluarga Cendana meski dalam kondisi sulit sekalipun.
Sebagai founder dari PT Bimantara Citra yang berganti nama menjadi PT Global Mediacom pada 27 Maret 2007, Rosano Barack dikenal sebagai pengusaha yang berlimpah materi.
Dikutip dari laman marketscreener.com, harta Rosano kala itu ditaksir mencapai US$ 35 juta atau sekitar Rp 490 miliar dengan nilai tukar Rp 14.000 per dolar AS.
Ia juga memiliki sejumlah bisnis lain seperti PT Plaza Indonesia Realty Tbk, PT Nusadua Graha International, PT Panasonic Manufacturing Indonesia, PT Panasonic Gobel Indonesia, dan PT Jababeka Plaza Indonesia.
Tak salah jika Reino Barack memilih untuk terjun ke dunia bisnis.
Selain sang ayah seorang usahawan besar, beberapa lini bisnis yang dimilikinya ditangani langsung oleh pria yang menikahi penyanyi Syahrini itu.

Sintong Panjaitan. ( youtube puspen tni)
Sintong dan Rosano
Seperti dikutip dari buku "Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando" karangan Hendro Subroto, Sintong Panjaitan diangkat menjadi Panglima Kodam IX/Udayana pada tanggal 12 Agustus 1988.
Sebagai penangggung jawab keamanan wilayah, Sintong banyak bersentuhan dengan aspirasi masyarakat banyak, serta perkembangan sosial ekonomi di wilayahnya.