SOSOK Vicky Sianipar, Komponis dan Musisi, Lebih Suka Bikin Coaching Clinic Musik di Tanah Batak

Pria yang kini dikenal sebagai komponis ini dikabarkan berkarier di dunia musik sejak tahun 2002.

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/MAURITS
Viky Sianipar tengah berada di Museum T B Silalahi Center 

TRIBUN-MEDAN.com, TOBA - Dalam pertemuan beberapa waktu lalu, komponis berdarah batak Viky Sianipar lebih memilih coaching clinic music dibandingkan bikin sekolah musik.

Baca juga: 119 Nyawa di Kabupaten Deliserdang Melayang Selama Tahun 2021 Akibat Hal Ini

Padalanya, pria kelahiran Jakarta 26 Juli 1976 ini telah memperlihatkan kepada publik bagaimana cara memberikan sentuhan unik bagi musik Batak Toba.

Ia kerap menggabungkan musik modern ke dalam alunan musik Batak Toba. Alhasil, musiknya dapat dinikmati seluruh jenjang umur.

Pria yang kini dikenal sebagai komponis ini dikabarkan berkarier di dunia musik sejak tahun 2002.

Bicara soal kawasan Danau Toba, mengagumi alam dan budayanya. Ia melihat banyak hal yang ditemukan di kawasan Danau Toba atau tidak ditemukan di kawasan lain.

Selain alam dan budaya, ia juga menyinggung soal keunikan-keunikan di kawasan Danau Toba yang bisa menjadi sumber inspirasi.

"Sumber inspirasi, ya sangatlah. Pertama, alam. Yang kedua, dari kajian budayanya, banyak hal di sini yang di suku lain enggak ada. Kemudian, dari pergaulan masyarakat yang unik. Itu kan semua inspirasi," ujar Vicky Sianipar saat bertemu dengan wartawan tribun-medan.com beberapa waktu lalu.

"Terus, dari legenda-legendanya, kisah-kisah legenda yang happy dan sedih, itu kan sumber inspirasi. Di sini, inspirasi itu komplit," ungkapnya.

Dengan demikian, ia berharap para kaum muda agar menyadari keindahan kawasan Danau Toba yang sara dengan keindahan. Dari pengalamannya, cara tepat melihat keindahan kawasan Danau Toba adalah mengambil jarak untuk sementara waktu.

"Iya, kalau kita masang bingkai di tembok dari dekat, jadi enggak nampak kalau itu ternyata miring. Mesti dari jauh. Kalau kelamaan tinggal di sini, ya efeknya gitu. Kita enggak bisa bedakan ini bagus atau jelek sebenarnya," ungkapnya.

"Musti merantau dulu, keluar dulu," sambungnya.

Baca juga: KAPOLRES Kombes Pol Riko Sunarko Angkat Bicara Kasus Korban Begal Ditetapkan Tersangka

Bicara soal produksi musik, ia juga tertarik membantu kaum muda Batak Toba yang inginĀ  berkarier dalam musik tradisional Batak Toba. Ia mengatakan bahwa yang dibutuhkan di kawasan Danau Toba adalah coaching clinic music, bukan sekolah musik.

"Yang dibutuhkan itu lebih pada ke coaching clinic. Ia diarahkan mengenai referensi musik, dengerin yang ini dan itu. Terus bagaimana cara merekam, jadi suatu produk yang baik. Itu jauh lebih dibutuhkan di sini," sambungnya.

"Kalau hasil analisaku, di sini sudah jago-jago; main gitarnya jago, main keyboardnya jago, nyanyinya jago. Tapi, bagaimana caranya bisa menembus industri musik. Ini tak pernah diajarin," ungkapnya.

Dengan demikian, ia siap hadir di masyarakat kawasan Danau Toba untuk mengembangkan musik di kawasan Danau Toba.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved