CERITA Pilu Sang Ayah yang 2 Anaknya Tenggelam dan Hilang di Sergai, Diterjang Ombak 1,5 Meter

Tampak raut wajah keluarga telihat sedih dan hanya pasrah dengan situasi yang terjadi saat ini. DUa anak tenggelam dan hilang.

TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD ANIL RASYID
Mertua dan ayah korban saat memegang foto kedua nelayan yang hilang di perairan Serdangbedagai, Sumatera Utara. Mardan (foto kiri) dan Haposan (foto kanan), Kamis (6/1/2021) 

TRIBUN-MEDAN.com, SERGAI - Dua nelayan yang tenggelam dan hilang diperairan laut Kabupaten Serdangbedagai (Sergai), Sumatera Utara, hingga hari ketiga, Kamis (6/1/2022) belum juga ditemukan.

Beragam upaya sudah dilakukan oleh Satpolair Polres Sergai, Basarnas, PMI, serta masyarakat di Desa Sentang, untuk mencari kedua orang nelayan tersebut.

Satpolair Polres Sergai, Basarnas, dan PMI, melakukan pencarian nelayan yang tenggelam dan hilang di Pantai Taluk Sentang Desa Sentang, Kecamatan Teluk Mengkudu, Serdangbedagai (Sergai), Sumatera Utara, Kamis (6/1/2022).
Satpolair Polres Sergai, Basarnas, dan PMI, melakukan pencarian nelayan yang tenggelam dan hilang di Pantai Taluk Sentang Desa Sentang, Kecamatan Teluk Mengkudu, Serdangbedagai (Sergai), Sumatera Utara, Kamis (6/1/2022). (TRIBUN MEDAN/HO)

Namun hingga sekarang belum menemukan titik terang keberadaan keduanya.

Peristiwa ini terjadi pada, Selasa (4/1/2022) sekitar pukul 13.00 WIB di perairan Pantai Taluk Sentang, Desa Sentang, Kecamatan Teluk Mengkudu, Serdangbedagai (Sergai), Sumatera Utara.

Kedua nelayan diketahui bernama Mardan Sianipar (30) warga Dusun I, Desa Bogak Besar, Kecamatan Teluk Mengkudu, Sergai, dan Haposan Sianipar (16) yang berdomisili di Kota Tanjung Balai.

Kedua korban ini merupakan kakak beradik yang berprofesi sama sebagai seorang nelayan.

Dengan kejadian ini, tentu membuat keluarga besar yang ditinggalkan merasa terpukul dan sedih.

Saat wartawan Tribun Medan menyambangi rumah kedua nelayan, tampak raut wajah keluarga telihat sedih dan hanya pasrah dengan situasi yang terjadi saat ini.

"Awalnya menantu saya dan adiknya ini menarik jaring ikan, sewaktu menarik itu sampan yang dinaiki kedua anak saya ini terkena ombak, jadi mereka jatuh lah," ujar Selamat (60) mertua Mardan.

Lanjut Selamat, kejadian tenggelam dan hilangnya Mardan dan Haposan, terjadi pada saat kondisi ombak di laut mencapai 1,5 meter tingginya.

"Saya taunya sewaktu jalan mau pulang dari laut, belum lagi sampai di darat. Saya lagi cari ikan juga, cuma saya pisah tidak dilokasi yang sama," ujar Selamat.

"Saya dapat kabar dari anak saya, karena anak saya ikut mencari juga. Kondisi kapal pada saat itu posisinya sudah terbalik, dan keduanya yang sudah saya anggap seperti anak sendiri tak terlihat lagi," sambungnya

Mardan dan Haposan kesehariannya memang seorang nelayan.

"Dua-dua anak saya ini nelayan, si Mardan sudah tiga tahun menjadi nelayan. Sedangkan adiknya Haposan sudah dua tahun menjadi nelayan di Tanjung Balai, tetapi kapal besar bukan sampan kecil, dan ini baru perdana dia menjaring ikan menaiki sampan kecil," ujar Selamat.

Sementara itu, pihak keluarga kedua nelayan tak henti-henti terus ikut mencari di laut.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved