Kronologi Ibu Meninggal Setelah Divaksin, Demam Usai Disuntik| Dinkes Medan Tracing hingga ke RS

Kabar duka, seorang ibu mengalami demam usai menerima vaksin di Kantor Camat Percut Seituan, Medan.

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Salomo Tarigan
Freepik
Ilustrasi Vaksin 

 TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Kabar duka, seorang ibu mengalami demam usai menerima vaksin di Kantor Camat Percut Seituan, Medan.

Rohimah (62) meninggal berselang dua hari setelahnya.

 Rahimah meninggal dunia pada hari Minggu, (16/1/2022) setelah mendapatkan vaksinasi di Kantor Camat Percut Seituan pada hari Jumat (14/1/2022).

Menurut keterangan keluarga, ibu tersebut sebelumnya hendak mengambil sembako di Kantor Camat tersebut.

Baca juga: SEMAKIN PANAS Doddy Sudrajat Tiba-Tiba Datang Ingin Bawa Gala Sky Tanpa Beri Tahu Faisal

Kondisi Rohimah (65) terbaring sakit usai mendapatkan vaksin hingga akhirnya meninggal dunia
Kondisi Rohimah (65) terbaring sakit usai mendapatkan vaksin hingga akhirnya meninggal dunia (Tribun-Medan.com/Alvi Suwitra)

Namun oleh petugas, dia diwajibkan di vaksin terlebih dahulu.

Tak disangka sang ibu meninggal dua hari kemudian.

Apa kata Dinas Kesehatan Kota Medan?

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Taufik Ririansyah melalui Kepala Bidang Pengendalian Penyakit ( P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan Mutia Nimpar mengaku baru mendengar kabar tersebut.

Dijelaskan Mutia bahwa saat ini pihaknya sedang mencari informasi dari Puskesmas kecamatan korban.

"Kita baru dengar kabar itu, dan saat ini kita lagi meminta data vaksinasi di Kecamatan tersebut karena sejauh ini tidak ada laporan KIPI terkait vaksinasi semuanya berjalan aman dan lancar," tuturnya.

Meski masih mencari Informasi apakah karena vaksinasi korban meninggal, Mutia menyatakan bahwa ada beberapa pihaknya yang mengunjungi rumah duka.

"Saat ini tim kita sebagian sedang menuju rumah duka, dan tracing, testing masih akan kita coba lakukan dan pastinya kita akan tanyakan Rumah Sakit yang sempat merawat korban," tuturnya.

Menurutnya jikapun vaksinasi menjadi penyebab utamanya, kemungkinan besar itu disebabkan adanya ketidakjujuran pasien pada saat tes screning dilakukan.

"Sejauh ini dari tim kita itu jika ada satu penyakit saja yang diderita tim kita tidak mau menyuntikkan vaksinasi. Apalagi jika ada penyakit komplikasi," tuturnya.

Mutia juga mengimbau agar seluruh masyarakat mampu memberikan keterangan jujur pada saat hendak di vaksinasi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved