Cerita Seleb
Dulu Buat Heboh Aksi Tak Senonoh, Dinar Candy Merasa Tak Seksi Lagi, Mau Ubah Bagian Tubuh Ini
membuat artis penyanyi juga DJ ini mengaku tidak percaya diri saat bekerja di depan kamera.
"Aku ingin kencangin perut, tangan juga. Aku mau ingin langsing lagi. Biar bokong bervolume atau kencang," kata Dinar Candy.
Langkahnya mengencangkan bokong.
Wanita 28 tahun itu sedang tidak puas dengan bentuk tubuhnya akibat kebanyakan makan yang membuat tubuhnya merasa gemuk.
"Ini aku baru pertama kali kencengin bokong.”
“Kalau pakai bikini gitu jadi ingin kelihatannya lebih bulat," ucapnya.
Wanita bernama asli Dinar Miswari itu mengaku penasaran apakah ada dokter yang bisa mewujudkan keinginannya.
Baca juga: Artis Multitalenta Masih Betah Belum Nikah, Tak Mau Punya Anak, Pacari Duda 10 Tahun
Baca juga: Jarang Terekspose Potret Ayah dan Ibu Agnes Mo, Ternyata Sosok Berjasa Harumkan Nama Indonesia
Mengembalikan bentuk tubuhnya yang seksi dan ideal.
"Jadi teknologi ini belum ada di klinik lain, tapi dia (dr.Yanti) ada.”
“Hari ini makanya kita mau ngelangsingin bokong, perut sama tangan," jelasnya.
"Jujur aja, qah gua deg-degan juga. Gue dengarnya. Balik yuk balik," sambung Dinar Candy.
Sementara itu, dr Yanti mengungkapkan bahwa dirinya akan melakukan detoksifikasi selama dua minggu kedepan untuk Dinar Candy.
Baca juga: Sosok Pemeran Video Mirip Nagita Diketahui Berinisial MK, Ternyata Seorang Bintang Live Streaming
Baca juga: NASIB Aktor Tampan Redup Pasca jadi Korban KDRT, Disiram Minyak Panas Istrinya, Kini Jualan Soto
"Dinar akan lebih lancar BAB-nya, BAK-nya, minggu ketiga terjadi penurunan berat badan tapi bertahap.”
“Dua minggu pertama enggak ada penurunan, karena ada detoksifikasi gitu," terang dr Yanti.
"Terus ditambah konsumsi SlimiTea juga selama sebulan," sambungnya.
dr Yanti mengakui keinginan Dinar Candy memperoleh tubuh ideal adalah hal wajar.
Karena tuntutan pekerjaan yang membuatnya harus punya payudara dan bokong yang bagus.
"Kalau kita punya payudara bagus, tubuh bagus, bokong juga harus direvisi. Padahal itu sangat penting.”
“Kalau internasional standar bokong juga penting," ujar dr Yanti.
(*/Tribun-Medan.com)
Artikel ini telah tayang di Bangkapos.com