TAK Semua yang Dipenjarakan Bupati Langkat Pengguna Narkoba, Ini Hasil Asesmen BNN Sumut

Kepala BNN Sumut Brigjen Toga Habinsaran Panjaitan mengatakan telah memeriksa sembilan orang tahanan. Berikut hasilnya.

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Randy P.F Hutagaol
YOUTUBE INFO LANGKAT
TERUNGKAP Alasan Bupati Langkat Bangun Kerangkeng Manusia di Belakang Rumah 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumatera Utara melakukan asesmen terhadap para tahanan yang dikerangkeng di rumah pribadi Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Perangin-angin.

Kepala BNN Sumut Brigjen Toga Habinsaran Panjaitan mengatakan telah memeriksa sembilan orang tahanan.

Dia menyebut dari kesembilan itu tujuh diantaranya positif narkoba, sementara dua lainnya negatif.

"Tetapi yang kemarin baru datang 9 orang, dan dari 9 orang 7 positif sedangkan 2 lainnya negatif," kata Toga.

Toga menyebut pihaknya masih membujuk keluarga yang anaknya sempat ditahan.

Mereka belum mau menyerahkan anaknya agar diperiksa.

Sementara itu, para tahanan di rumah pribadi Bupati Langkat itu tak semuanya diserahkan dari keluarganya, melainkan dari Pemkab Langkat.

"Sisanya, kita coba menghubungi keluarganya dan kita lakukan asesmen. Karena keluarga ini kan takut kalau masalah narkoba," ucapnya.

BUPATI Langkat Nonaktif Terbit Perangin-angin Beber Alasan Bikin Penjara, Kesepakatan dengan Istri

Penjara khusus yang berada di halaman rumah megah bekas Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin-angin, didirikan karena maraknya peredaran narkoba di kawasan Langkat.

Hal ini terungkap, dalam video wawancara Terbit Rencana Perangin-angin di YouTube Info Langkat, yang dimuat sekitar sembilan bulan yang lampau.

Kabar soal dugaan tindak pidana perbudakan modern yang disinyalir dilakukan Bupati Langkat, Terbit Rencana Peranginangin terhadap pekerja perkebunan sawit miliknya disinyalir benar adanya.
Kabar soal dugaan tindak pidana perbudakan modern yang disinyalir dilakukan Bupati Langkat, Terbit Rencana Peranginangin terhadap pekerja perkebunan sawit miliknya disinyalir benar adanya. (Istimewa)

Tatkala itu, Terbit dicecar sejumlah pertanyaan terkait keberadaan kerangkeng khusus di halaman rumahnya.

Terbit Perangin-angin mengakui, bahwa kerangkeng manusia itu didirikan berdasarkan kesepakatannya bersama sang istri sewaktu belum menjabat sebagai Ketua DPRD Langkat.

"Kalau dalam namanya hal untuk penyediaan tempat dari awal itu saya beserta ibu, belum saya menjabat sebagai Ketua DPRD, sebelum saya menjabat sebagai Bupati itu sudah kita laksanakan," kata Terbit saat diwawancarai eksklusif dan diunggah di YouTube Dinas Kominfo pada 27 Maret 2021 lalu.

Ia membeberkan, tujuannya mendirikan penjara khusus itu untuk membantu masyarakat Kabupaten Langkat yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba, lantaran maraknya peredaran narkoba di kawasan tersebut.

"Kami berkoordinasi dengan ibu, dengan hati yang ikhlas niat yang baik. Kami melihat, dimana salah satu keluarga apabila keluarganya ada penyalahgunaan narkoba, kami berharap membantu warga yang terkena narkoba," sebutnya.

Terbit Perangin-angin merasa perihatin terhadap peredaran narkoba di wilayahnya, dan banyak yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba.

"Semua ini, hanya supaya di Kabupaten Langkat, walaupun kami hanya kecil walaupun itu tidak besar pengaruhnya di Kabupaten Langkat, kami prihatin sungguh perhatian terhadap lenyalahgunaan narkoba," katanya.

Bupati Langkat nonaktif yang baru saja ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi ini juga mengatakan, penjara itu memang didirikan khusus untuk korban penyalahgunaan narkoba.

Menurutnya, efek yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba bisa merugikan orang lain, khususnya keluarga.

"Karena kami melihat sebelum, banyak korban narkoba, kami lihat kalau ada penyalahgunaan narkoba dalam keluarga, korban bukan hanya satu, korban bisa satu keluarga. Itu makanya ada motivasi kami, ibu (istri) dengan keluarga sampai hari ini tetap kami lakukan," tuturnya.

Lebih lanjut, dia pun menceritakan selama berdirinya penjara ilegal itu, dirinya telah merehabilitasi ribuan orang.

Bahkan hampir setiap harinya ada korban penyalahgunaan narkoba yang masuk ke kerangkeng manusia itu.

"Kalo pasien itu di bilang berangsur, kalau sudah lebih dari 10 tahun itu kurang lebih dua ribu sampai tiga ribu orang yang sudah keluar dari sini, karena setiap harinya kurang lebih 100 orang yang kita bina di tempat kita," ucapnya.

Terbit juga membeberkan, para penghuni penjaranya itu juga difasilitasi makanan sehari-hari dan juga mendapatkan fasilitas kesehatan yang dianggapnya memadai.

"Kalo fasilitas itu, ya makanan sudah pasti sudah makan sehari-hari dan semua kesehatan. Seperti kitalah, seperti apa yang kami lakukan di dalam rumah tangga begitu juga yang kami berikan kepada mereka," pungkasnya.

(cr25/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved