Kapal Asing Berpesta Tangkapi Ikan di Laut Natuna, 398 Kapal Mayoritas Berbendera China dan Vietnam
Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda mengungkap sebanyak 398 Kapal Ikan Asing (KIA) terpantau melakukan illegal fishing
TRIBUN-MEDAN.com - Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda mengungkap sebanyak 398 Kapal Ikan Asing (KIA) terpantau melakukan illegal fishing di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 711 perairan Laut Natuna Utara, pada periode Januari - September 2021.
"Total 398 KIA terpantau air surveillance periode Januari - September 2021," kata Rodhial dalam webinar 'Kedaulatan Republik Indonesia di Laut Natuna Utara', Kamis (3/2/2022).
Baca juga: TERNYATA Anggota DPR Lepas Masker, Terpapar Covid-19 saat Hadiri Rapat, 86 Positif Termasuk Pegawai
Kapal asing yang terpantau melakukan kegiatan penangkapan ikan ilegal tersebut mayoritas berbendera Vietnam dan China.
Adapun rinciannya, sebanyak 16 unit KIA Vietnam terpantau pada bulan Januari, 20 unit di bulan Februari, 45 unit di bulan Maret, dan yang tertinggi pada bulan April sebanyak 197 KIA Vietnam terpantau berkegiatan di WPP Natuna.
Kemudian pada Mei, sebanyak 92 KIA Vietnam dan 3 unit KIA China melintasi Air Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), serta Juni - Juli 15 unit KIA Vietnam dan menurun pada September dengan 9 uni KIA Vietnam dan 3 KIA China Anchorage.
Hasil ini berasal dari pemantauan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SDKP) di WPP 711 Natuna Utara menggunakan pesawat udara.
Ancaman Serius di Perbatasan
Setelah menjabat sebagai Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa langsung diuji dengan kondisi kedaulatan yang terjadi di perbatasan bagian utara Indonesia, tepatnya di Laut China Selatan.
Ancaman serius memang kini tengah dihadapi sejumlah negara termasuk Indonesia di kawasan yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan.
Tanpa menunggu lama, Jenderal Andika Perkasa pun langsung tancap gas perkuat pertahanan Indonesia di kawasan tersebut.
Hal ini dilakukan sebagai langkah pencegahan atas gangguan di Laut Natuna yang menjadi jalan masuk menuju Laut China Selatan.
Tindakan Panglima TNI tersebut pun dibenarkan oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD.
"Awal tahun 2020, ketika kapal-kapal China sangat provokatif, kami (Mahfud MD dan Presiden Jokowi) datang ke Laut Natuna, dan kemudian kami mengatakan jika Natuna adalah teritori kami. Karenanya, semuanya mundur," kata Mahfud.
"Kami akan memperkuat pertahanan di laut, darat dan di udara dan juga mengatur pemangku kepentingan maritim dalam menangani gangguan yang muncul dari luar," ujarnya.
Selama beberapa waktu terakhir bahkan tercatat sejumlah kapal asing dan perahu melewati Laut Natuna.
Dengan kenekatan kapal-kapal asing tersebut menjadi catatan besar bagi Jenderal Andika Perkasa hingga tak mau terlena di beberapa titik perbatasan RI.
Kini sejumlah pejabat terkait telah membuat kesepakatan untuk membantu menghadapi berbagai tipe gangguan yang muncul di masa depan, demikian paparnya.
Selain itu, kementerian mengatakan jika pemerintah akan memperhatikan keadaan warga sekitar Natuna termasuk soal sosial-ekonomi di sana.
Tujuannya adalah untuk mendemonstrasikan jika Indonesia tetap berkomitmen menangani wilayah perbatasan, terutama di pulau-pulau kecil terluar Indonesia.
Dimulai dari sektor sosial-ekonomi yang harus dikembangkan, makan akan bermuara pada perkembangan hukum dan pasukan keamanan yang semakin efektif untuk melindungi negara.

Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa yang juga didampingi istri, Hetty Perkasa di Markas Koarmada II, Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu (4/12/2021). (INSTAGRAM TNI AL)
Mahfud MD menekankan menjaga perbatasan melalui pengawasan dan patroli harus seiring dengan perkembangan ekonomi setempat.
"Jika ada aktivitas ekonomi di Laut Natuna, maka integritas kita akan tetap dipertahankan," ujar Mahfud.
Selain menggangu pertahanan disejumlah negara di Laut China Selatan dengan kekuatan militer, Tiongkok juga berniat melakukan sejumlah aktivitas ilegal mengenai gas dan minyak.
Ditambah lagi sorotan tertuju pada kawasan Natuna Utara yang ternyata terdapat kandungan hasil bumi yang sangat melimpah
Mengutip Energy Voice, kapal penegak hukum China tetap aktif di Blok Tuna di Laut Natuna yang disewakan kepada Harbour Energy.
Blok Tuna berada di dalam zona ekonomi eksklusif Indonesia.
Laporan ini berasal dari analisis terbaru oleh Inisiatif Transparansi Maritim Asia (AMTI).
Kehadiran mereka menggarisbawahi langkah Beijing mendesak dan memaksa jika mereka memiliki hak wilayah di wilayah tersebut dari Laut China Selatan.
Baca juga: Tanpa Kompromi dengan China, Inilah Langkah Berani Indonesia Terkait Laut China Selatan
Dua Kapal Perang Terbaru
Sebagaimana diketahui, belakangan ini kawasan Laut China Selatan semakin memanas, terutama di wilayah yang masuk kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Hal itu setelah beberapa waktu terakhir kapal perang China terlihat bergerilya di kawasan Laut Natuna Utara.
Bahkan sejumlah nelayan Indonesia mengaku ketakutan dengan kegiatan kapal perang China tersebut.
Pemerintah pun didesak sejumlah pihak untuk segera bertindak atas kenekatan kapal perang China di kawasan Indonesia.
Ternyata hal itu sejalan dengan apa yang dilakukan oleh Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto baru-baru ini.
Bagaimana tidak? Pemerintah Indonesia di bawah kementerian pertahanan telah menegaskan pembelian dua unit kapal perang baru dari Inggris.
Kapal perang jenis Frigat Type 31 atau dengan nama lain frigat Arrowhead 140 berhasil diboyong ke Tanah Air.
Tak sampai di situ saja, amunisi baru bagi TNI AL ini juga tengah dirakit di dalam negeri.
Melansir dari Kontan, Babcock Internasional sebagai produsen kapal akan merakit dua unit kapal perang jenis kapal Frigat Type 31 atau dengan nama lain frigat Arrowhead 140 ini di galangan kapal milik BUMN yakni PT PAL di Surabaya Jawa Timur.
Namun demikian sampai saat ini belum jelas kapan dimulainya pemotongan pelat pertama sebagai tanda pembangunan kapal tersebut.
Dua kapal perang canggih ini dikabarkan dibeli dengan harga kisaran 240 juta poundsterling atau setara dengan Rp 4.906.885.397.500.

Future Frigate Indonesia, Omega
Hal itu diketahui setelah Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto secara langsung menghadiri penandatanganan kontrak.
Penandatanganan kontrak pembuatan kapal Frigat Type 31 pesanan TNI AL ini dilaksanakan saat pameran DSEI di London, Inggris (16/9/2021) lalu.
Penandatanganan lisensi Frigat Type 31 atau Arrowhead 140 dilakukan di atas kapal HMS Argyll, oleh Chief Executive Officer (CEO) Babcock International David Lockwood Babcock dan Direktur Utama PT PAL Kaharuddin Djenod.
Selain disaksikan oleh Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan Inggris, Rt Hon Ben Wallace MP juga hadir langsung menyaksikan acara tersebut.
Tak sampai di situ saja, pembangunan kapal perang jenis Frigat Type 31 ini diperbolehkan untuk dimodifikasi sesuai kebutuhan TNI AL.
Chief Executive Officer (CEO) Babcock International David Lockwood Babcock menyatakan, produk ekspor Babcock desainnya mudah dialihkan yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
"Ini sebagai bagian dari portofolio frigat Arrowhead kami yang kuat. Terlebih lagi, lisensi desain dan program pembangunan selanjutnya akan menjadi katalis yang signifikan bagi kemakmuran di Indonesia," katanya.
"Kami menantikan kesempatan lebih lanjut untuk mendukung PAL saat program ini matang," katanya.
Baca juga: Perang dengan China? AS Mendadak Kerahkan Kapal Induk Serta Jet Tempur F-35C ke Kawasan Indo-Pasifik
Kapal Siluman KRI Golok 688 Siap Libas Musuh di Perairan Natuna

KRI Golok 688
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) bakal memiliki kapal perang siluman baru dengan nama KRI Golok 688.
KRI Golok merupakan kapal asli buatan Indonesia yang dibuat oleh PT Lundin Industry Invest di Banyuwangi, Jawa Timur.
Kapal itu diklaim sebagai kapal siluman tercanggih di dunia dengan kelengkapan persenjataan rudal modern.
Dikutip dari Kompas TV, kapal itu terbuat dari material karbon.
KRI Golok 688 cocok untuk operasi senyap di perairan Indonesia.
Kapal ini memiliki kelebihan anti sensor, juga kecepatan tinggi dan tidak terdeteksi oleh radar musuh.
Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Yudo Margono meluncurkan pembelian KRI Golok di Pantai Cacalan, Selat Bali, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pada Sabtu (21/08/2021) lalu.
Ini merupakan kapal perang jenis kapal cepat rudal (KCR) trimaran.
Menurut KASAL, kapal cepat rudal (KCR) trimaran itu merupakan manifestasi penting dari pemenuhan alutsista TNI AL.
"Makna filosofis dari pemberian nama kapal ini adalah hendaknya KRI Golok-688 dapat digunakan untuk melaksanakan setiap tugas operasi yang diberikan, baik operasi militer untuk perang (OMP), maupun operasi militer selain perang (OMSP)," kata Yudo, dikutip dari siaran Dinas Penerangan TNI AL via Kompas.com.
Adapun KRI Golok 688 merupakan kapal pertama yang terbuat dari bahan komposit serat karbon.
Kapal ini memiliki kekuatan spesifik yang tinggi, lebih ringan, serta mempunyai kekuatan dan ketahanan korosi yang sangat baik.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'KRI Golok-688, Kapal Cepat Rudal Terbaru Milik TNI AL', KRI Golok-688 memiliki spesifikasi panjang seluruhnya 62,53 meter, lebar 16 meter, tinggi kapal dari draft 18,7 meter dengan bobot 53,1 ton.
Kapal yang diproduksi PT Lundin Industry Invest itu memiliki kecepatan maksimum 28 knots, kecepatan jelajah 16 knots.
Kapal perang ini juga dipersenjatai meriam 30 mm dan senapan 12,7 mm serta mampu mengangkut 25 ABK.
Dengan kecepatan yang tinggi dan daya hancurnya yang besar, kapal ini diharapkan akan mampu melaksanakan taktik kapal cepat rudal yaitu hit and run.
Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, kapal Golok 688 akan masuk ke jajaran TNI AL.
“Ini baru tahapan penamaan dan peluncuran dari galangan kapal ke laut. Kapal ini nantinya akan masuk ke jajaran TNI AL,” jelas Laksamana TNI Yudo Margono usai meluncurkan kapal tersebut.
Teknologi yang terdapat pada KRI Golok adalah bahan komposit serat karbon yang membuatnya sulit dideteksi oleh radar musuh atau siluman.
Selain itu, KRI Golok merupakan kapal trimaran yang berdesain khusus berbentuk lancip yang dirancang untuk melaju cepat.
“KRI Golok merupakan jenis kapal cepat rudal memiliki kecepatan yang tinggi dan nanti akan dilengkapi persenjataan dan rudal. Sebagai kapal cepat rudal, geraknya harus berkecepatan tinggi, yang tugasnya hit and run,” kata KSAL.
“Kapal ini baru 93 persen. Setelah ini, kita lakukan hard and shut, nanti setelah dinyatakan sempurna 100 persen baru deliver. Bulan Oktober ini finish, nanti diserahkan ke AL,” imbuhnya.
Dengan spesifikasinya yang canggih, KRI Golok akan ditempatkan di wilayah yang rawan strategis untuk menjaga wilayah Indonesia.
“Rencananya bisa di wilayah perbatasan Natuna dan Ambalat,” ujar Yudo Margono.
(*/Tribunmedan/ Sosok.Id/tribunnews.com, Danang Triatmojo)