Keunggulan Pesawat CN235 Karya Anak Bangsa yang Mendunia
Tak hanya karena buatan dalam negeri, pesawat CN235 ini memiliki banyak keunggulan dengan pesawat-pesawat buatan negara lain.
Untuk bersaing dengan pasar global, PTDI menambah beberapa aspek dari CN 235, seperti produksi sayap luar, stabilizer horizontal, sirip vertikal, hingga pintu untuk Airbus Defence & Space.
4. Dipesan 20 negara
Sejak pertama kali diproduksi, pesawat CN235 telah dipesan oleh 20 negara, seperti Perancis, Arab Saudi, Malaysia, Thailand, dan Uni Emirat Arab (UAE).
Bahkan, US Coast Guard menggunakan pesawat CN235 ini partoli maritim.
Pada 2019, pesawat CN235 dipesan angkatan darat Nepal Nepalese Army.
Sementara pada 2021, Prabowo menyerahkan satu unit CN235 ke Angkatan Udara Republik Senegal yang sudah tiga kali membeli pesawat dari Indonesia.
Menteri Pertahanan juga berencana segera melaksanakan pengadaan baru pesawat CN235 sebagaimana arahan dari Presiden Jokowi.
Pengadaan pesawat CN235 bertujuan untuk memperkuat alutsista TNI dan upaya membesarkan industri pertahanan, yang tidak lain adalah PTDI.
5. Dibeli Kemenhan 10 unit lebih
Kini, usai menandatangani MoU dengan Jet Investment Group SÀRL tentang penjualan dan pengembangan bersama CN235.
PTDI optimistis pesawat CN235 semakin mendunia dan menjadi produk kebanggaan Indonesia. Kementerian Pertahanan juga memastikan 10 unit pesawat CN235 yang akan dipakai di dalam negeri.
“Kemhan dalam waktu yang tidak lama lagi akan tandatangani kontrak 10 unit CN235, bahkan saya rencanakan untuk tambah lagi, karena kita akan butuh lebih banyak lagi CN235. Untuk peningkatan kapasitas produksinya, kami dari Kemhan akan mendukung penuh sampai PTDI bisa,” ujar Prabowo, dikutip keterangan terangan tertulis, pada Jumat (4/2/2022).
Selain memberikan dukungan kepada PTDI untuk mengembangkan CN235, Prabowo juga mengingatkan agar PTDI senantiasa menjalankan manajemen sebaik-baiknya.
Sejarah pesawat CN235
Pesawat CN235 pertama kali diproduksi pada tahun 1983. Nama CN235 merupakan singkatan dari Casa Nurtanio 2 mesin 35 penumpang.
Pembuatan pesawat CN235 merupakan hasil kerjasama IPTN dengan perusahaan pesawat terbang Spanyol Construcciones Aeronautica SA atau CASA (Airbus Defence and Space) dengan skala 50:50 untuk permodalan, produksi, dan pemasaran.
Kemudian, prototipe pesawat CN235 diresmikan oleh Presiden Soeharto dan didampingi oleh BJ Habibie yang saat itu menjabat sebagai Menristek.
Lokasi peresmian CN235 berada di PTDI yang dulunya bernama PT Nurtanio atau PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN).
Awalnya, pesawat CN235 edisi pertama diberi nama "Tetuko" oleh Presiden Soeharto. Tetuko merupakan nama tokoh wayang, Gatotkaca sewaktu ia digembleng di Kawah Candradimuka saat masih bayi.
Sementara prototipe pesawat CN235 edisi pertama yang diproduksi CASA bernama "Elena" dan telah mengudara lebih dulu pada tanggal 11 November 1983.
(tribun-medan.com)